Ceramah Master Cheng Yen: Membangkitkan Rasa Syukur, Hormat, dan Cinta Kasih



Pada Festival Kue Bulan tahun ini, kita bisa melihat bulan super disertai gerhana yang jarang ditemui selama lebih dari 30 tahun terakhir. Namun, pada saat seperti ini, Taiwan malah diterjang oleh Topan Dujuan. Banyak warga Taiwan yang sangat ingin menikmati pemandangan bulan super yang jarang ditemui ini. Tidak disangka, Taiwan malah diterjang oleh angin kencang dan hujan lebat.

Meski demikian, kali ini kita termasuk sangat beruntung. Kita hendaknya bersyukur. Meski menurut laporan Biro Cuaca Taiwan, kekuatan Topan Dujuan sangat besar, tetapi pascatopan, kondisi Taiwan masih termasuk aman. Ini karena setelah menerjang Taiwan, topan ini bergerak dengan kecepatan tinggi menuju Selat Taiwan. Topan yang menerjang Taiwan kali ini mengakibatkan akses jalan terputus, tanah longsor, dan banyak pohon yang tumbang, tetapi para warga dan bangunan masih termasuk aman. Karena itu, kita harus senantiasa bersyukur.

Setiap kali topan berlalu, saya selalu mengimbau orang-orang untuk bersyukur dan menghormati para pahlawan tak dikenal yang bersumbangsih secara diam-diam. Saat topan menerjang, setiap orang berdiam di rumah. Akan tetapi, ada sekelompok orang yang rela keluar untuk bersumbangsih di tengah terpaan hujan deras. Tidak peduli tanah longsor ataupun banjir, mereka tetap memeriksa kondisi jalan, memberi tahu orang-orang jalan mana saja yang tidak bisa ditempuh, dan segera memulihkan akses jalan yang terputus di tengah terpaan hujan.

Saat orang-orang berdiam di rumah untuk berlindung dari terpaan angin dan hujan, mereka harus keluar untuk memeriksa kondisi jalan. Contohnya kemarin, jadwal perjalanan kereta api terganggu. Ini karena di tengah terpaan angin dan hujan, sekelompok petugas memeriksa rel kereta api apakah aman untuk dilalui kereta atau tidak. Jika tidak ada petugas yang memeriksanya dan kereta api berjalan sesuai jadwal semula, bayangkanlah betapa berbahayanya hal ini. Sebuah kereta api dapat mengangkut ratusan penumpang. Bayangkanlah, betapa berbahayanya kondisi para penumpang. Berkat para petugas yang melindungi bumi, wilayah pegunungan, jalan, dan lain-lain, keselamatan kita bisa terjaga. Saat aliran listrik terputus akibat terpaan angin dan hujan, teknisi listrik juga menggenggam setiap waktu untuk memanjat ke tempat yang tinggi tanpa takut bahaya demi memulihkan aliran listrik. Jadi, setiap orang hendaknya bersyukur dapat menggunakan listrik, air, dan jalan.

Setiap kali, saat kondisi iklim tidak bersahabat dan mendatangkan bencana, kita hendaknya senantiasa ingat bahwa ada banyak petugas yang tetap teguh menjalankan misinya demi keselamatan para warga. Kita juga bisa melihat banyak petugas kebersihan yang membersihkan daun, ranting, dan pohon yang tumbang di tepi jalan. Melihat sumbangsih mereka, insan Tzu Chi segera mengungkapkan rasa terima kasih kepada mereka. Kita sungguh harus bersyukur. Baik polisi, petugas pemadam kebakaran, petugas kebersihan, petugas perawatan jalan, teknisi listrik, maupun petugas yang memperbaiki aliran air, kita hendaknya menghormati semangat mereka dalam menjalankan misi dengan rasa syukur yang tak terbatas. Tanpa mereka, bisakah kita hidup aman dan tenteram seperti ini?

Singkat kata, meski terjangan topan menimbulkan ketidaknyamanan bagi banyak orang, tetapi pascatopan, kita harus penuh pengertian dan bersyukur. Saat aliran listrik terputus, kita harus berlapang hati dan membangkitkan rasa syukur, hormat, dan cinta kasih.

Kita harus bersyukur kepada mereka yang bersumbangsih secara diam-diam, menghormati mereka yang mengemban tugas yang begitu berbahaya, dan memperlakukan mereka dengan penuh cinta kasih. Jadi, kita sungguh harus bersyukur. Singkat kata, waktu terus berlalu. Pascatopan, kita semua juga selamat. Sesungguhnya, ketidakselarasan di dunia ini ditimbulkan oleh umat manusia yang mengeksploitasi alam secara berlebihan.

Pola hidup manusia telah mencemari udara sehingga kini kondisi iklim menjadi sangat ekstrem. Karena itulah, terjadi banyak bencana. Singkat kata, umat manusia harus mengintrospeksi diri dan melakukan pertobatan besar terhadap kesalahan di masa lalu. Jika kita dapat memperlakukan sesama dengan penuh rasa syukur, hormat, dan cinta kasih, barulah masyarakat bisa harmonis.

Dalam Konferensi Tahunan TIMA tahun ini, banyak dokter dari berbagai Negara yang berkumpul di Taiwan. Tim tuan rumah di Taiwan juga menyambut mereka dengan segenap hati dan tenaga. Setiap rumah sakit Tzu Chi mempersiapkan masakan andalan mereka. “Semoga setelah para dokter yang menghadiri Konferensi Tahunan TIMA menyantap ‘sup jamur kuping putih kebijaksanaan’, kebijaksanaan mereka dapat semakin bertumbuh. ‘Kimchi ketekunan dan semangat’ ini penuh dengan cita rasa khas Taiwan,” ucap dr. Gao Rui-he, Kepala RS Tzu Chi Hualien. “Setelah menyantap kimchi yang rasanya asam dan manis ini, meski para dokter sudah kembali ke negaranya masing-masing, mereka akan tetap mengingat cinta kasih yang mendalam bagaikan keluarga dari setiap staf RS Tzu Chi Taipei,” ujar dr. Chao You-chen, Kepala RS Tzu Chi Taipei. “Dengan sepenuh hati, kami menyiapkan masakan yang dinamakan ‘mendampingi dengan kesungguhan hati’ ini. Saat kita memperlakukan sesama dengan kesungguhan hati, kita dapat senantiasa menjalin jodoh baik,” jelas dr. Chang Yuh-ling, Kepala RS Tzu Chi Yuli.

Dengan penuh cinta kasih, mereka berperan sebagai tim tuan rumah untuk memberikan penyambutan yang tulus. Sungguh, mereka terlihat bagai satu keluarga. Sebagai penutup konferensi kemarin, anggota TIMA Nepal memeragakan isyarat tangan di atas panggung dengan lagu “Satu Keluarga” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Nepali. Sungguh, kita semua adalah satu keluarga dan tidak membeda-bedakan satu sama lain. Semoga semua anggota keluarga kita dapat menjadi Bodhisattva dunia. Tidak peduli agama apa yang kita yakini dan tidak peduli kita bersumbangsih sebagai malaikat ataupun Bodhisattva, yang terpenting adalah kita bersumbangsih bagi umat manusia. Inilah orang yang memiliki cinta kasih berkesadaran.

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 September 2015

Ditayangkan tanggal 2 Oktober 2015
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -