Ceramah Master Cheng Yen: Membangkitkan Sebersit Niat Baik

“Banyak murid yang tidak bisa masuk sekolah karena banjir menghalangi jalan mereka,” kata guru setempat.

“Yang saya lihat hari ini sangat mengkhawatirkan. Ketahanan pangan untuk beberapa bulan mendatang terancam,” ujar Anggota Norwegian Church Aid.

Bencana besar di Afrika kali ini membawa dampak bencana serius bagi banyak warga kurang mampu. Kita bisa melihat Relawan Pan Ming-zhui dan Zhou Xian-bin, dua pengusaha dari Taiwan, serta insan Tzu Chi Afrika Selatan telah menjangkau Malawi dan melakukan perencanaan. Mereka mengajak seorang kepala komunitas dan warga setempat untuk membantu. Kita memprioritaskan lansia, perempuan, dan anak-anak.

 

Untuk membantu mereka, kita terlebih dahulu membangun rumah yang aman bagi mereka. Karena itu, relawan kita membeli batu bata dan lain-lain. Berhubung membutuhkan bantuan tenaga, kita pun meminta warga setempat untuk membantu. Baik tua maupun muda, semuanya boleh turut berpartisipasi. Semua orang yang bisa membantu turut berpartisipasi.

Anak kecil juga berusaha semampu mereka untuk membantu mengangkat sepotong, 2 potong, ataupun 3 potong batu bata. Ada pula ibu-ibu yang menggendong anak di punggung mereka dan membantu mengangkat air dengan meletakkan ember di atas kepala. Mereka turut bersumbangsih.

Insan Tzu Chi dari Afrika Selatan berbagi Dharma dengan warga setempat. Selain mengajak warga menjadi relawan, relawan kita juga mengajak mereka untuk bersumbangsih dan menciptakan berkah dengan berdonasi semampu mereka. Donasi yang terhimpun 100 kwacha Malawi yang setara dengan 5 dolar NT. Saat menerima kabar ini, saya merasa bahwa 5 dolar NT adalah donasi besar karena mereka telah berdonasi semampu mereka. Mereka telah menyumbangkan apa yang bisa mereka sumbangkan.

 

Lima dolar NT ini sangat menyentuh. Saat membeli batu bata dan material lainnya, Relawan Pan Ming-shui berbagi dengan orang-orang bahwa Tzu Chi berawal dari semangat celengan bambu dan insan Tzu Chi telah menjangkau berbagai tempat untuk memperbaiki pola pikir orang-orang dan menolong banyak orang yang menderita. Relawan kita menceritakannya satu per satu. Para pedagang juga tersentuh dan bersedia membantu dengan menggratiskan ongkos kirim dan memberikan diskon.

“Kali ini, kita datang ke sini demi membangun kembali rumah korban bencana. Seorang pemilik toko juga berjanji untuk mengirimkan semen pada akhir pekan secara gratis,” tutur Zhou Xian-bin, Relawan Tzu Chi.

Namun, berhubung jalan sulit ditempuh, mereka harus meratakan jalan.

“Berhubung jangkauan kita semakin luas, maka mereka perlu melebarkan jalan dan memperbaiki bagian yang berlubang,” imbuh Zhou Xian-bin.


Lihatlah kerja keras mereka. Mereka melebarkan jalan dengan mengandalkan tangan mereka. Ini sungguh tidak mudah. Semuanya sangat menyentuh. Untuk warga yang membantu sebagai relawan, kita juga menyediakan makanan bagi mereka. Jadi, kita membentuk tim konsumsi dan membeli bahan masakan, seperti sayuran dan lain sebagainya. Saat membeli bahan masakan, kita juga berbagi tentang Tzu Chi hingga pedagang sayuran, pedagang tepung jagung, dan pedagang lainnya sangat tersentuh dan bersedia memberikan diskon atau menyumbangkan barang dagangannya.

“Setelah beberapa kali berinteraksi dengan para pedagang ini, mereka bersedia mengembangkan cinta kasih dan turut berkontribusi semampu mereka,” terang Zhou Xian-bin.

Setelah mengetahui bahwa pascabencana, insan Tzu Chi dari Afrika Selatan datang untuk membantu tanpa takut sulit, warga setempat sangat tersentuh dan turut berkontribusi semampu mereka. Kita telah menginspirasi warga setempat. Saat bencana besar terjadi, kita juga bisa menginspirasi banyak orang. Proses penyaluran bantuan penuh kesulitan. Namun, para relawan kita tetap berusaha untuk melakukannya.

 

Yang saya ceritakan mungkin terdengar mudah dan kalian tidak merasakan apa-apa. Namun, setiap langkah di sana tidaklah mudah. Beberapa hari yang lalu, saat langit sudah gelap dan relawan kita akan pulang, dua kendaraan mereka terjebak di jalan. Sekeliling mereka penuh dengan semak dan mereka tidak tahu di mana mereka berada. Itu sangat berbahaya. Kendaraan mereka terjebak di lumpur.

Mereka mencoba mendorongnya, tetapi tidak berhasil. Mereka terjebak di sana hingga hampir tengah malam. Meski perjalanan penuh kesulitan, mereka tetap tidak menyerah. Keesokannya, mereka terus menjalankan misi. Kita juga melihat banyak kesulitan yang mereka hadapi yang tidak bisa dideskripsikan. Karena itu, kita harus sungguh-sungguh menghormati pada Bodhisatwa ini. Kita harus bersungguh hati menolong para korban bencana.

 

Bayangkanlah, 5 dolar NT itu terhimpun dari banyak orang yang berdonasi semampu mereka. Jika setiap orang bisa berhemat sedikit, kita bisa menolong banyak orang. Akumulasi donasi kecil dapat membentuk kekuatan besar. Dengan donasi kecil, kita bisa menciptakan berkah dan memberikan bantuan yang paling dibutuhkan oleh orang yang menderita. Semoga setiap orang dapat menciptakan dan menghimpun berkah.

Saat masyarakat harmonis, barulah bencana di dunia bisa berkurang. Ini sangatlah penting. Jadi, semoga setiap orang dapat menyadari berkah setelah melihat penderitaan dan lebih banyak menciptakan berkah. Kita hendaknya senantiasa waspada, mawas diri, dan berhati tulus. Setiap hari, kita harus berdoa dengan tulus semoga dunia aman dan tenteram serta menghimpun cinta kasih orang-orang.

Saya berharap kita bukan hanya menyalurkan bantuan bencana di tiga negara di Afrika ini, tetapi juga bisa membantu warga setempat memperbaiki kondisi kehidupan mereka kelak. Jika setiap orang bisa mengerahkan lebih banyak tenaga dan membangkitkan niat baik, maka ketiga negara ini mungkin bisa memperoleh berkah karena bencana kali ini. Jika setiap orang memiliki rasa empati, maka mereka akan tertolong. Pikiran adalah pelopor segalanya. Jika bisa membangkitkan sebersit niat baik dan membuka pintu kebajikan, maka jalan kita akan lancar.

 

Menyalurkan bantuan bencana dan menyebarkan Dharma

Menggali mata air cinta kasih dengan mengajak orang kurang mampu berdonasi

Setiap orang bersumbangsih dengan cinta kasih

Berharap bencana yang terjadi dapat mendatangkan berkah

  

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 27 Maret 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 29 Maret 2019

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -