Ceramah Master Cheng Yen: Membangkitkan Welas Asih untuk Meringankan Penderitaan Sesama

Berita tentang pengungsi terus-menerus terdengar. Pengungsi yang tewas tenggelam saat ingin menyebarangi Laut Mediterania entah ada berapa orang. Inilah penderitaan dalam hidup. Selama bertahun-tahun ini, mereka bersusah payah untuk mengungsikan diri. Demi bertahan hidup, mereka menghadapi berbagai kesulitan dan mengambil risiko demi tiba di tempat yang aman.

Berbicara tentang pengungsi, saya teringat pada sejarah Tzu Chi di hari ini. Pada tanggal 25 Maret 2005, Tzu Chi mengirimkan bantuan makanan dan barang kebutuhan harian ke Yordania. Sebelum pecahnya Perang Irak, kita sudah mulai merencanakan pembagian bantuan karena kita mengetahui bahwa Yordania tengah bersiap-siap untuk menampung pengungsi. Terlebih dahulu, kita pergi mencari tahu lingkungan hidup dan kondisi iklim di Yordania.

Relawan Ji Hui di Yordania sangat bersungguh hati. Saat kembali ke Taiwan, dia berbagi dengan kita tentang kebutuhan para pengungsi pada saat tiba di Yordania. Karena itu, kita mulai mempersiapkan barang bantuan untuk menjaga tubuh pengungsi agar tetap hangat. Di tahun itulah, kita mulai menyiapkan selimut untuk didistribusikan.

doc tzu chi

Kita memilih selimut berkualitas baik dengan ukuran yang pas agar para pengungsi dapat menggunakan selimut itu untuk menutupi seluruh tubuh mereka. Di saat itu, kita mempertimbangkan kebutuhkan mereka dengan saksama. Untuk bantuan makanan, kita menyiapkan makanan yang tahan lama dan dapat dimakan kapan saja. Karena itulah, kita memilih makanan kaleng.

Salah seorang relawan kita, Relawan Chiu bekerja di pabrik makanan. Karena itu, kita memintanya untuk memproduksi makanan yang sesuai dengan cita rasa orang Timur Tengah. Karena ada beberapa bahan makanan yang dilarang oleh agama para pengungsi, maka kita menyiapkan makanan vegetaris bagi mereka.Semuanya kita siapkan dengan sepenuh hati, baik bantuan berupa makanan maupun bantuan kebutuhan harian.

Ji Hui yang tinggal di Yordania juga membeli dan menyiapkan barang-barang yang dibutuhkan para pengungsi, seperti obat-obatan dan lain-lain. Dia segera menyiapkan semuanya. Tahun itu, kita memiliki waktu yang cukup untuk melakukan persiapan sehingga pembagian bantuan kita dapat tepat waktu dan membawa manfaat bagi para pengungsi. Kita yang menyentuh hati sangat banyak.

Kita juga melihat seorang reporter dari sebuah stasiun televisi yang berangkat bersama relawan kita. Reporter itu melihat seorang pria lansia yang kedinginan dan menggunakan plastik sobek untuk menutupi kakinya. Sungguh membuat orang tidak tega melihatnya. Melihat hal tersebut, reporter itu langsung melepaskan kaus kakinya yang hangat dan memberikannya kepada pria tersebut. Pemandangan itu sungguh menghangatkan hati.

doc tzu chi

Hari itu, cinta kasih dan welas asih reporter itu terbangkitkan setelah melihat pria tersebut. Pria lansia itu sangat kedinginan hingga tidak dapat merasakan kakinya sendiri. Setelah melepaskan kaus kakinya yang hangat, apakah reporter itu tidak kedinginan? Dia juga kedinginan. Welas asihnya telah menghangatkan hatinya.

Kisah yang menyentuh hati sungguh banyak. Inilah sejarah Tzu Chi pada hari ini. Kisah demi kisah pengungsi terus mengingatkan kita tentang penderitaan dalam hidup. Kita dapat melihat Bodhisatwa yang penuh cinta kasih mengatasi berbagai kesulitan untuk memberi bantuan.

Setelah menerima gelombang pengungsi dari Irak pada tahun 2003, selanjutnya Yordania menghadapi gelombang pengungsi lain dari Suriah. Hingga kini, hampir 6 tahun sudah berlalu. Di tempat itu terjadi banyak kisah yang menyayat hati dan penuh pertumpahan darah. Anggota komite kita, Lily berbagi dengan kita tentang seorang wanita mengandung yang berlari sekuat tenaga. Begitu melewati garis perbatasan, wanita itu tumbang.

Dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa wanita ini sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan. Karena itu, dokter segera menjalankan bedah Caesar untuk mengeluarkan seorang bayi laki-laki dari dalam kandungannya. Sang ibu tak terselamatkan, bagaimana dengan bayi tersebut? Bayi itu tidak lagi memiliki orang tua.

doc tzu chi

Dokter itu mendapatkan sebuah ide. Dia teringat pada seorang temannya yang sudah menikah belasan tahun dan belum memiliki anak. Temannya itu adalah menantu Lily. Namun, sebelum mengadopsi bayi itu, mereka harus terlebih dahulu membuat pengumuman untuk mencari tahu apakah bayi ini masih memiliki kerabat atau tidak. Tidak ada orang yang mencari bayi itu. Karena itu, menantu Lily berhasil mengadopsi bayi tersebut.

Anak itu sangat menggemaskan. Demikianlah kehidupan bayi itu terselamatkan. Pergolakan yang terjadi telah mendatangkan penderitaan bagi banyak orang. Di Yordania, kita masih terus berusaha untuk membantu pengungsi. Kini kita tengah mempersiapkan bantuan pendidikan dan kesehatan untuk mereka.

Kita juga dapat melihat gadis ini. Saat tengah dilahirkan,   terjadi serangan bom di Suriah. Dokter yang membantu persalinan merasa panik sehingga saat menarik bayi itu keluar, dia tak sengaja mematahkan kakinya. Sejak lahir, anak ini sudah menjadi pengungsi. Selain itu, dia juga terus menjalani operasi untuk pengobatan kakinya.

Di usianya yang kecil itu, dia sudah menjalani 5 hingga 6 kali operasi. Setelah Tzu Chi menerima kasus ini, kita sungguh-sungguh membantunya agar dapat berjalan kembali. Kini kondisi kakinya semakin baik. Dia bahkan sudah dapat berlari. Kehidupan anak ini dapat berubah berkat orang-orang baik hati yang mengembangkan potensi diri untuk membantu orang-orang yang menderita.

Inilah cara kita memanfaatkan hidup ini. Di negara mana pun, ada Bodhisattwa dunia dari ras yang berbeda-beda. Kisah-kisah ini sungguh menginspirasi dan menyentuh hati orang. Akan tetapi, setiap kali teringat pada penderitaan para pengungsi, Saya sungguh merasa tidak tega. Namun, apa yang bisa dilakukan? Kita hanya dapat terus Memberikan bantuan di dunia.

Kita tidak bisa tinggal diam. Kita harus menganggap semua orang di dunia sebagai ladang pelatihan kita dan lebih banyak berkontribusi bagi mereka. Inilah yang harus kita lakukan dengan sepenuh hati.

Peperangan menyebabkan banyak orang terpaksa mengungsi
Membangkitkan welas asih untuk meringankan penderitaan sesama
Memanfaatkan kehidupan untuk mengembangkan potensi diri
Membimbing semua orang di dunia dengan penuh ketulusan 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Maret 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 27 Maret 2017
Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -