Ceramah Master Cheng Yen: Membangun Harapan lewat Kerja Sama Antaragama


“Mereka adalah tim dari Sekolah Internasional El Menahil. Setiap orang bertanggung jawab atas urusan akademik dan administrasi sekolah. Hari ini, mereka ingin berbagi tentang kehidupan mereka dari memiliki segalanya hingga kehilangan segalanya setelah perang terjadi. Saat mereka kehilangan segalanya, mereka bertemu dengan Tzu Chi dan kembali memiliki sesuatu. Mereka berharap dapat mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk memanfaatkan apa yang dimiliki sekarang guna menginspirasi lebih banyak orang bersumbangsih bersama dengan cinta kasih,”
kata Faisal Hu relawan Tzu Chi.

“Terima kasih, Taiwan. Terima kasih, Tzu Chi. Terima kasih, Master,” kata Kepala SMA sekaligus kepala urusan akademik Sekolah Internasional El Menahil, Turki.

Saya sungguh sangat gembira. Jalinan jodoh dalam kehidupan sungguh menakjubkan. Kita semua hidup di atas bumi dan di kolong langit yang sama. Kita semua adalah manusia. Saya selalu berkata bahwa kita tidak memandang perbedaan agama. Kita semua memiliki cinta kasih agung yang sama. Di dunia ini, tidak ada orang yang tidak saya kasihi. Namun, kegelapan batin dan pikiran yang menyimpang telah menimbulkan kekacauan di dunia ini. Akibat perbuatan segelintir orang, banyak orang yang menderita dan terpisah dari orang yang dikasihi.


“Saya masih ingat hari terjadinya ledakan. Di kota tempat tinggal saya, sekitar pukul 4 sore, tiba-tiba terjadi ledakan yang menghancurkan segala sesuatu yang terlihat. Saya tidak menyangka bahwa semua itu akan hancur begitu saja. Dari kejauhan, saya melihat anak saya menangis di bawah pohon,”
kata Kepala bagian pendidikan jarak jauh Sekolah Internasional El Menahil, Turki.

“Akhirnya, kami berhasil menjangkau Istanbul, Turki. Saya membawa enam putri dan orang tua saya. Keluarga saya terdiri atas 10 orang. Bagaimana saya menafkahi mereka? Entah apa yang harus saya lakukan. Saya rela melakukan pekerjaan apa saja asalkan dapat menafkahi keluarga saya. Saat itu, usia saya hampir 50 tahun. Karena itu, tidak ada orang yang bersedia mempekerjakan saya. Saya tidak dapat menafkahi keluarga saya. Akhirnya, Sekolah Menahel memberi saya kesempatan. Saya menjadi guru di Sekolah Menahel pertama. Saat mereka membuka sekolah kedua, saya pun menjadi kepala sekolah di sana. Kalian telah mengubah kehidupan saya meski tadinya kalian tidak mengenal saya,” kata Ahmed Aliyan Wakil kepala sekolah sekaligus kepala urusan umum.

Ini adalah bagian dari sejarah sekaligus kisah kehidupan orang-orang. Intinya, kita harus berani. Dengan keberanian, barulah kita bisa menghadapi kenyataan hidup.

Waktu terus bergulir. Dari kisah yang mereka bagikan, kita tahu bahwa mereka semula memiliki rumah yang indah dan hidup berada. Dalam ajaran Buddha, kita menyebutnya benih sebab dan kondisi. Segala sesuatu akan terus datang dan pergi. Waktu juga terus bergulir. Saat jalinan jodoh matang, maka akan ada harapan besar. Jadi, jangan menyerah pada harapan. Pengalaman masa lalu yang menimbulkan rasa benci dan dendam hendaknya kita lepas. Hendaklah kita menggenggam waktu untuk menciptakan masa depan yang bahagia dan indah.


Setiap hari, saya bisa melihat anak-anak di sana lewat siaran berita di televisi asalkan ada berita tentang Turki dan Suriah. Zaman sekarang, berita dapat diakses dengan mudah. Saat melihat anak-anak itu di layar televisi, saya sangat ingin membentangkan kedua tangan saya untuk merangkul mereka. Mereka sangat polos, murni, dan indah. Mereka sungguh menggemaskan. Namun, mereka hidup pada era yang membuat mereka mengalami penderitaan. Saya merasa tidak sampai hati. Namun, seperti yang saya katakan tadi, waktu terus bergulir. Kebahagiaan mereka akan datang suatu hari nanti. Jadi, pendidikan sangatlah penting.

“Ini adalah gambar yang dibuat oleh murid-murid kami. Tulisan di atasnya berbunyi, ‘Terima kasih, kalian telah mencurahkan cinta kasih dan bersumbangsih bagi kami.’ Anak-anak belajar bersumbangsih dari para relawan. Ini bagaikan meneteskan air ke atas tanah yang gersang agar benih cinta kasih dapat bertunas. Kami bersyukur kepada Tzu Chi, Master, dan seluruh insan Tzu Chi,” kata Kepala bagian administrasi sekaligus kepala urusan kesiswaan.

Saya berharap kita dapat membantu pendidikan murid-murid di Sekolah Internasional El Menahil sekaligus membina mereka. Pendidikan membawa harapan. Di masa mendatang, kita mungkin akan melihat tokoh-tokoh masyarakat yang merupakan anak-anak yang kita didik sekarang. Karena itu, kita harus mengasihi, melindungi, dan mendidik mereka agar mereka dapat tumbuh dewasa dengan lancar. Inilah harapan kita semua.


Kita tidak memandang perbedaan agama dan memiliki cinta kasih yang sama. Pendidikan kita pun hendaknya berlandaskan cinta kasih. Saya yakin bahwa inilah doa tertulus dari insan Tzu Chi di seluruh dunia. Saya sangat bersyukur. Lihatlah betapa indahnya kerajinan tangan ini. Saya sangat bersyukur atas hadiah yang telah berkali-kali saya terima. Ada taplak meja dan berbagai jenis sulaman tangan yang sangat indah. Inilah keindahan dan budaya. Ini merupakan budaya yang sangat autentik. Dapat menerima hadiah seperti ini dari Turki, saya sangat menghargainya.

Kini, sulit untuk menemukan kerajinan tangan seperti ini di Taiwan. Setiap kali melihat gambar anak-anak yang sangat indah, yang saya lihat ialah harapan dalam hati mereka. Sebutir benih yang bertunas akan bertumbuh menjadi pohon besar di masa mendatang. Setiap tahun, pohon besar akan berbunga, berbuah, dan menghasilkan benih-benih yang sangat indah. Lihatlah, semua ini adalah benih. Sebutir benih adalah sebatang pohon besar. Setiap tahun, pohon besar akan berbunga dan berbuah. Benih yang dihasilkannya akan tetap berada di ruang yang sama dengan kita.

Di atas bumi dan di kolong langit ini, benih-benih itu akan bertumbuh membentuk hutan luas di masa mendatang. Jadi, menciptakan berkah bagi dunia dapat dilakukan oleh umat dari agama apa pun. Asalkan orang-orang memiliki keyakinan benar, maka dunia ini akan penuh cinta kasih. Inilah harapan kita semua. 

Menolong pengungsi yang kehilangan segalanya dan mencurahkan cinta kasih
Melepas rasa benci dan dendam agar bisa kembali meraih kebahagiaan
Membangun harapan dengan pendidikan
Memulihkan sendi kehidupan orang-orang lewat kerja sama antaragama

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 21 Oktober 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 23 Oktober 2023
Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -