Ceramah Master Cheng Yen: Membangun Pilar Dunia dengan Mendalami Ajaran dan Membimbing Sesama


“Master yang terkasih, kami berikrar untuk mendidik siswa dengan tata krama dan membimbing dengan kebajikan. Kami akan bersatu dan harmonis untuk mewariskan silsilah Dharma.”

Belakangan ini, saya selalu berkata bahwa ketika hati penuh dengan keharmonisan, ini disebut dengan menyucikan hati manusia. Hati semua orang pada dasarnya itu baik. Keharmonisan batin akan membawa energi berkah. Jika kita bersama-sama melangkah maju ke arah yang bajik dengan tekun dan bersemangat, masyarakat akan dipenuhi orang baik yang akan menciptakan berkah bagi dunia. Inilah yang disebut dengan energi berkah. Dengan begitu, secara alami, empat unsur alam seimbang dan masyarakat akan hidup damai.

Selama beberapa tahun terakhir, saya merasa sangat bersyukur. Namun, saya juga sering berkata bahwa saya selalu merasa khawatir. Dalam ajaran Buddha, ini adalah era kemunduran Dharma, yaitu ajaran yang benar perlahan-lahan terus memudar. Jika kehilangan Dharma yang benar, tidak ada jalan untuk membimbing orang lain dan itu sangat mengecewakan. Ketika kita ingin membimbing orang lain tetapi tidak ada caranya, itu sangat mengecewakan. Inilah yang disebut era kemunduran Dharma.

Jika kita longgar, pendidikan pun akan hilang. Inilah hal yang paling menakutkan. Oleh karena itu, pendidikan kita harus berdiri teguh. Ini bukanlah hal yang mudah didapatkan. Jika melihat perjalanan misi amal yang telah kita lakukan, segala jerih payah itu sungguh layak untuk dijadikan kisah yang dapat dibagikan di dalam kelas oleh para guru. Para guru juga bisa menceritakan tentang bagaimana guru Tzu Chi di masa lalu mendidik murid-muridnya. Sebagai guru, kita bisa menceritakan keteladanan dari guru-guru lain kepada murid-murid.


Belajar dapat membangkitkan kesadaran kita. Belajar berarti meneladan orang yang patut kita contoh. Dengan begitu, secara alami kita akan tersadarkan. Aksara Tionghoa "belajar" mengandung kata "anak". Aksara Tionghoa "sadar" mengandung kata "melihat". Ketika kita melihat sebuah teladan tentang bagaimana seorang guru mendidik murid-muridnya, kita dapat mempelajari cara itu. Untuk melangkah di jalan yang benar, sering saya ingatkan bahwa kita harus belajar karakter yang baik.

Hendaknya para guru menapaki jalan yang benar. Kita semua harus bersama-sama membentangkan dan meratakan jalan itu. Setelah terbuka, jalan itu harus diratakan dan dipadatkan sehingga tidak mudah berubah menjadi lumpur ketika hujan turun. Jalan itu harus dibangun dengan kokoh sehingga mampu dilalui dengan aman oleh siapa pun. Bahkan, ketika ada kendaraan berat yang melintas, jalan itu tetap sanggup menahannya. Jadi, kita harus memiliki jalan agung yang kokoh. Kita harus memiliki budaya sekolah yang positif dan berjalan dengan baik di jalan itu.

Guru sekalian, kita semua adalah insan Tzu Chi. Hendaknya kita membangun budaya sekolah yang baik dan membentangkan jalan agung. Hendaknya kita menjalankan praktik Bodhisatwa dengan hati Bodhisatwa dan hati guru. Cinta kasih yang dalam membawa pada bimbingan yang sungguh-sungguh. Jadi, ketika kita mendidik dengan kesungguhan hati, bukan hanya anak-anak yang berhasil, kita secara tak langsung juga menata kembali keluarganya hingga mereka semua menjadi lebih baik.


Hati guru adalah hati Bodhisatwa. Hati Bodhisatwa itu murni seperti hati anak kecil. Mendalami ajaran dan membimbing semua makhluk adalah praktik seorang Bodhisatwa. Bodhisatwa memohon ajaran pada Buddha untuk menginspirasi dan membimbing semua makhluk. Ini disebut mendalami ajaran dan membimbing semua makhluk. Dalam melatih diri, ada dua hal yang menjadi tujuan utama sekaligus jalan agung yang harus kita tapaki, yaitu mendalami ajaran dan membimbing semua makhluk. Jadi, hendaknya kita terus belajar tanpa henti.

Saat ini, saya juga terus belajar. Terus belajar berarti mendalami ajaran. Membimbing semua makhluk ialah sama seperti saat ini, ketika saya berbicara dengan guru sekalian. Para guru yang duduk di sini hendaknya mendengarkan dengan sepenuh hati. Inilah yang disebut mendalami ajaran. Ketika kembali ke sekolah, itulah saatnya bagi kalian untuk membimbing para murid. Apa yang kalian dengar di sini hendaknya kalian gunakan untuk membantu para murid. Dengan hati yang sukacita, kita menuntun mereka agar menemukan cara untuk berubah. Jadi, ini sangatlah penting. Kita harus terus mencari ilmu pengetahuan dan mendidik para murid. Ini sangatlah penting.

Saya sangat berterima kasih kepada kepala sekolah, para guru, para kepala bidang, dan semua pengurus. Sebuah sekolah membutuhkan kerja sama semua pihak untuk mengelolanya. Kepala sekolah harus benar-benar memahami kondisi keseluruhan sekolah, cara memperlakukan orang lain, dan lainnya. Ini memang hal yang berat, tetapi jangan menyebutnya sebagai penderitaan, melainkan berkah. Makin mampu seseorang, makin banyak tanggung jawabnya. Kita harus memiliki kemampuan untuk mewujudkan misi ini.


Setiap guru memiliki potensi yang baik. Kembangkanlah kemampuan kalian untuk menciptakan nilai kehidupan. Jika anak-anak bisa belajar dengan baik sejak sekolah dasar dan menengah, saat memasuki perguruan tinggi, mereka akan menjadi insan berbakat. Setelah lulus dari perguruan tinggi, mereka akan menjadi pilar masyarakat. Semua ini berawal dari proses belajar.

Untuk bisa belajar dengan sungguh-sungguh, dibutuhkan guru yang mampu memberikan energi kepada murid-muridnya sehingga mereka memahami bahwa belajar adalah jalan agung yang lapang dalam kehidupan. Jika tidak belajar, mereka akan tertinggal di tengah masyarakat yang terus maju pesat. Hal yang dipelajari pun harus terus berkembang. Oleh karena itu, belajar tidak ada akhirnya. Inilah pemahaman yang harus kita tanamkan, yaitu belajar itu tidak ada batasnya.

Setiap orang harus berjalan di jalannya sendiri dengan terus membangun tekad dan ikrar untuk membentangkan jalan bagi masa depan. Saat ini, semuanya tengah membentangkan jalan agar anak-anak di kemudian hari dapat melangkah dengan baik hingga akhirnya menjadi pilar masyarakat dan dunia.

Mempraktikkan kebajikan bersama dan menciptakan berkah dengan tekun dan bersemangat
Menjadi teladan dalam mengajar dan menuntun murid mencapai kesadaran
Membentangkan jalan dengan budi pekerti yang luhur
Membangun pilar dunia dengan mendalami ajaran dan membimbing sesama

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 20 September 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 22 September 2025
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -