Ceramah Master Cheng Yen: Membangun Tekad dan Ikrar untuk Terjun ke Dunia Saha


Waktu berlalu sangat cepat. Kali ini, saya melakukan perjalanan untuk acara Pemberkahan Akhir Tahun. Dalam sekejap mata, satu tahun ini akan segera berakhir. Oleh karena itu, hendaknya kita menggenggam waktu dengan baik. Di dunia saat ini, waktu terasa berlalu begitu cepat. Saya juga merasa waktu berjalan begitu cepat. Saat ini, saya merasa sangat sibuk karena banyak hal terjadi di dunia.

Di masa awal Tzu Chi, kita membagikan kisah 50 sen agar semua orang tahu bahwa kita dapat menciptakan berkah dengan 50 sen. Sedikit demi sedikit uang yang terkumpul dapat memberikan bantuan bagi mereka yang membutuhkan. Saat itu, saya tidak pernah memikirkan batas kemampuan saya ketika ingin berbuat sesuatu. Ketika saya ingin melakukan sesuatu, semuanya merasa bahwa kekuatan saya tidak cukup untuk melakukan hal yang berat sehingga mereka membantu saya memikul tanggung jawab dengan merespons pembangunan rumah sakit. Saat RS Tzu Chi dalam pembangunan, saya sambil mencari dokter. Jika diingat kembali, saat itu bukanlah saat yang mudah dilewati.

Hendaknya kita menginventarisasi kehidupan kita. Waktu sangatlah singkat sehingga kita harus menggenggamnya dengan baik. Dalam satu kali melangkah, kita harus meninggalkan empat jejak berupa misi amal, misi kesehatan, misi budaya humanis, dan misi pendidikan. Semuanya harus saling bertautan. Sama seperti jam di depan saya, bagian atas jam ini bagaikan Gunung Sumeru. Tanpa menyadari kemampuannya, semut ini terus mendaki ke atas dengan tekad yang kuat. Begitulah kehidupan yang bagaikan mendaki gunung. Saat mendaki, kita tidak mungkin langsung mencapai puncak. Ini juga bagaikan lembar demi lembar kertas yang ditumpuk terus-menerus hingga tinggi. Di mana letak puncaknya? Puncaknya adalah pencerahan.


Anggota Tzu Cheng sangat bijaksana. Apa yang saya katakan, itulah yang mereka lakukan. Lihatlah, mereka telah membuat Gunung Sumeru dan semut-semut. Mereka menunjukkannya saat saya berada di Changhua. Selapis demi selapis, semut akan terus mengitari Gunung Sumeru. Tidak ada yang tahu perlu waktu berapa lama hingga mereka dapat mencapai puncak gunung. Saya sangat berterima kasih karena para anggota Tzu Cheng telah membuat Gunung Sumeru dan menunjukkannya kepada saya. Saya sangat berterima kasih.

Apa pun yang ingin saya lakukan, semuanya akan merespons. Hanya dengan satu penjelasan, mereka akan segera menatanya dengan baik. Dengan hati, ikrar, dan kekuatan, kita dapat mencapai apa yang kita cita-citakan. Saya sangat memiliki keyakinan akan ini. Di kehidupan lampau, jika saya tidak menjalin jodoh baik dengan banyak orang, bagaimana mungkin saya bisa memiliki kehidupan seperti saat ini?

Di zaman ini, kita sangat perlu menghimpun dan menyerukan kepada banyak orang untuk melenyapkan kegelapan batin. Kita juga harus membangunkan mereka yang tertidur dan berkata, "Jangan berpikir untuk istirahat. Bangunlah dan teruslah mendaki." Kita telah mendaki dengan sangat tidak mudah dan kita telah sampai alam manusia. Jika kita terus mendaki, kita akan tiba di alam surga. Saya merasa bahwa ketika saya telah sampai di sini, saya tidak ingin lagi mendaki ke alam surga. Saya ingin tetap kembali ke alam manusia. Saya bersedia.


Saya sering memberi tahu semuanya untuk selalu memiliki hati Buddha. Kita harus ingat bahwa kita sama dengan Buddha. Namun, ada jarak di antara keduanya. Kita harus terus melangkah maju agar dapat mencapai kebuddhaan. Ini adalah perjalanan yang panjang. Dalam perjalanan panjang ini, kita perlu memiliki jalinan jodoh baik. Jadi, hendaknya kita bersyukur. Dengan saling mendukung, kita akan memiliki mitra bajik dari kehidupan ke kehidupan. Dalam membantu orang-orang yang menderita, kita perlu adanya pertumbuhan Bodhisatwa. Saya sering berkata bahwa sudah tiada waktu lagi. Saat ini, saya akan mengatakan itu kembali. Namun, saya takut semua orang akan terburu-buru.

Saya berharap semuanya dapat bekerja sama dalam kesatuan dan keharmonisan. Hendaknya kita mawas diri dan bertulus hati. Setiap orang harus menjalankan dan menjaga sila. Kita juga harus terjun ke tengah masyarakat untuk bersumbangsih. Kita harus bertekad untuk terus tekun dan bersemangat dalam menapaki jalan ini. Bagaimanapun mendesaknya waktu, kita harus terus melangkah maju dan jangan pernah menyerah. Jalan Bodhisatwa dalam kehidupan ini adalah ajaran Buddha. Kita harus sepenuh hati mempraktikkan ajaran Buddha di dunia.

Seiring berjalannya waktu, ada 1 hal yang perlu kita tingkatkan. Bukan hanya usia kita yang bertambah, melainkan juga jiwa kebijaksanaan kita. Kita harus ingat bahwa kehidupan pasti akan berubah, tetapi ketika kita terus tekun dan bersemangat, jiwa kebijaksanaan kita akan bertambah. Hendaknya kita memelihara jiwa kebijaksanaan kita dari kehidupan ke kehidupan.


Saat ini, hendaknya kita bertekad untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Dengan demikian, arah hidup kita akan lurus. Dari kehidupan ke kehidupan, hidup kita akan terus mengarah pada Jalan Bodhisatwa. Ajaran Buddha Sakyamuni bergantung pada kita yang hidup lebih dari 2.000 tahun kemudian seperti hari ini untuk terus mewariskannya.

Lahir ke dunia ini, kita harus menerapkan ajaran Buddha, mendekatkan diri satu sama lain, memberikan cinta kasih yang orang lain butuhkan, dan bersumbangsih dengan kedua tangan kita. Ketika memiliki tekad sebagai Bodhisatwa, kita akan kembali ke dunia ini dan menjalin jodoh dengan banyak orang.

Di masa depan, akan ada makin banyak makhluk menderita. Jadi, kita perlu terus menguatkan dan membangun tekad untuk terjun ke tengah masyarakat. Dengan demikian, dunia akan memiliki harapan. Bumi akan terus ada untuk waktu yang lama. Oleh karena itu, kita harus melanjutkan Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan.

Menciptakan jejak Dharma dengan langkah yang mantap
Membangun tekad untuk mencapai kebuddhaan
Berdana secara luas dan menciptakan karma baik
Membangun tekad dan ikrar untuk terjun ke Dunia Saha

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 06 November 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 08 November 2023
Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -