Ceramah Master Cheng Yen: Membangun Tekad Menjadi Guru demi Meneruskan Jiwa Kebijaksanaan


Guru sekalian, kita memiliki jalinan jodoh sehingga bisa bertemu di jalan Tzu Chi ini. Kalian harus tahu bahwa meski sudah lanjut usia, saya tetap merasa bahwa saya tidak boleh pensiun. Saya tidak punya hari pensiun. Meski kehidupan jasmani ada batasnya, jiwa kebijaksanaan sebagai seorang guru akan terus berlanjut. Di kehidupan mendatang, saya pasti akan kembali ke alam manusia. Saya tidak akan terlahir sebagai sapi, kambing, atau anjing, karena saya tahu bahwa saya menjaga sila.

Sejak kecil, saya adalah anak perempuan yang baik dan berbakti pada orang tua. Setelah dewasa, saya menjadi murid yang baik dan sungguh-sungguh menaati aturan. Hingga saat ini, meski saya memiliki banyak murid dari berbagai negara, saya tetap menaati aturan. Karena itu, saya berkata bahwa di kehidupan mendatang, saya akan tetap terlahir sebagai manusia.

Di kehidupan mendatang, saya tetap bertekad menjadi guru dan teladan bagi semua orang. Saya tidak harus menjadi guru di bidang pendidikan, tetapi pasti akan tetap menjadi teladan dalam menyebarkan Dharma. Saya tetap harus menggunakan tubuh ini untuk meningkatkan kualitas dan nilai di dunia ini.

“Yunlin, Chiayi, dan Tainan telah mengalami bencana topan yang sama sekali tidak dapat kita bayangkan. Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang telah datang untuk membantu. Tanpa bimbingan Master, bagaimana mungkin kami berani merangkul semua makhluk yang menderita? Kini, Tzu Chi akan segera memasuki usia 60 tahun,” kata Zheng Ya-wen, Anggota Asosiasi Guru Tzu Chi Tainan.

“Di tahun 2025 ini, seluruh peserta Simposium Pendidikan Tzu Chi berikrar di hadapan Master. Kami akan membangun ikrar seperti Bodhisattva Ksitigarbha; kami akan membangkitkan welas asih Bodhisattva Avalokitesvara. Semoga cinta kasih kami luas tak bertepi. Dengan hati Buddha dan tekad Guru, kami akan bersumbangsih bagi dunia, meninggalkan jejak cinta kasih, dan bersama-sama mencatat kitab sejarah Tzu Chi.”


Dari kehidupan ke kehidupan, hendaknya kalian mewariskan silsilah Dharma dan menyebarkan mazhab Tzu Chi. Berbicara tentang tekad, aksara Tionghoa "tekad" terdiri dari "orang" di bagian atas dan "hati" di bagian bawah. "Orang" yang dimaksud ialah orang yang berbudi luhur. Kelak, saat kembali ke dunia, kita tetap harus menjalani kehidupan yang berkualitas, menerima pendidikan yang tinggi, dan dengan tekad yang teguh membentangkan jalan yang rata bagi semua orang, baik bagi murid maupun generasi penerus.

Dari kehidupan ke kehidupan, kita harus terus membentangkan jalan masa depan bagi mereka semua. Sutra menunjukkan jalan dan jalan harus dipraktikkan. Membentangkan jalan sama dengan membuka jalan. Jadi, jalan yang kita buka ini tidak boleh menyimpang. Menyebarkan mazhab Tzu Chi juga arahnya tidak boleh menyimpang. Hendaknya semua orang menghargai jalinan jodoh yang ada di Tzu Chi ini.

Kita juga harus mendalami esensi Dharma Jing Si dan Sutra Makna Tanpa Batas. Padukanlah esensi Dharma Jing Si dalam pikiran dan tekad kita. Janganlah kita menyimpang dari prinsip-prinsip Sutra Makna Tanpa Batas. Kita harus mendalami esensi Sutra Makna Tanpa Batas. Inilah kebijaksanaan. Kalian juga harus ingat dengan ikrar yang telah kalian bangun, "Kami para murid hendaknya senantiasa ingat." Janganlah kalian melupakannya. Jadi, kalian jangan membuat saya khawatir.

Kekhawatiran terbesar saya ialah manusia yang berjalan menyimpang. Sebagai murid Jing Si, kita harus memiliki pengetahuan benar, pandangan benar, dan ajaran yang benar. Semuanya harus selalu benar. Pengetahuan benar, pandangan benar, dan ajaran yang benar harus kita jaga dari kehidupan ke kehidupan.


Guru sekalian, waktu berlalu begitu cepat. Banyak di antara kalian sudah bergabung di Tzu Chi selama 20 hingga 30 tahun. Tentu saja, di masa depan harus ada lebih banyak lagi. Masa depan bergantung pada kita semua yang terus menyampaikan ajaran Tzu Chi dan silsilah Dharma Jing Si. Jika semuanya bisa melakukan ini setiap saat, ini disebut dengan menyebarkan Dharma. Kita juga harus terus menyebarkan silsilah Dharma tanpa henti.

Saya berharap semuanya bisa terus membangkitkan cinta kasih Tzu Chi yang disebut juga dengan cinta kasih Bodhisattva. Kita ingin dunia ini memiliki cinta kasih dan welas asih. Jadi, kita harus membangun ikatan yang baik dengan orang lain. Ini disebut dengan cinta kasih berkesadaran. Selain memiliki cinta kasih, kita perlu memiliki kesadaran. Ini bukan cinta kasih individual, melainkan cinta kasih universal. Inilah yang disebut cinta kasih berkesadaran.

Hendaknya kita terjun ke tengah masyarakat dan menjalin jodoh baik dengan semua orang dari kehidupan ke kehidupan. Kita juga harus menuntun orang ke jalan yang benar. Belakangan ini, saya sering menekankan dua kata, yaitu "belajar" dan "sadar". Jadi, Guru sekalian, selain menyebarkan ajaran, kita juga harus mendalami ajaran. Kita harus mendalami ajaran dan menyebarkannya.


Setiap hari, saya tidak pernah lepas dari mendalami ajaran karena Sutra Buddha begitu luas dan dalam bagaikan samudra. Sampai saat ini pun, saya masih tetap belajar sambil mempraktikkan Jalan Bodhisattva di dunia. Jika saya tidak sungguh-sungguh mempraktikkan Jalan Bodhisattva, tidak akan ada ikatan yang begitu erat di antara kita. Jadi, jangan pernah meninggalkan cinta kasih di dunia ini. Namun, cinta kasih ini haruslah berlandaskan kesadaran.

Jadi, hendaklah kita terus mempelajari Dharma, menapaki Jalan Bodhisattva, dan tersadarkan. Janganlah tersesat saat memandang ke seluruh dunia. Gunakanlah tatapan penuh kebijaksanaan untuk memandang dunia.Guru sekalian, jalinan jodoh kita akan berlanjut dari kehidupan ke kehidupan. Bagaimanapun, saya pasti pergi terlebih dahulu. Namun, saya akan kembali. Ketika jodohnya matang, kalian pasti akan mengikuti langkah saya lagi. Jadi, jalinan jodoh kita akan berlanjut dari kehidupan ke kehidupan.

Bagaimanapun, usia saya jauh di atas kalian sehingga saya akan pergi lebih dahulu. Lalu, saya akan kembali dan menunggu orang-orang di belakang saya. Jadi, yang lebih dahulu sadar hendaknya menuntun yang sadar belakangan. Yang belajar lebih dahulu hendaknya membimbing yang belajar belakangan. Jadi, yang lebih dahulu belajar dan sadar hendaknya menuntun orang-orang di belakang mereka. Inilah yang disebut saling membimbing dari kehidupan ke kehidupan.

Terima kasih, Guru sekalian. Kalian telah mewakili saya menyatukan seluruh anggota Asosiasi Guru Tzu Chi. Jika bisa mempertahankannya, di kehidupan mendatang, kita akan terus menginspirasi lebih banyak orang lagi. Semoga kalian semua terus menciptakan berkah bagi masyarakat dan menumbuhkan kebijaksanaan. Ini disebut membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus. Terima kasih.

Membangun tekad menjadi guru demi meneruskan jiwa kebijaksanaan
Mewariskan esensi Dharma dan menyebarkan mazhab Tzu Chi
Teguh menjalankan praktik dengan pengetahuan dan pandangan benar
Terus mendalami ajaran dan membimbing sesama hingga memperoleh kesadaran darinya

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 10 September 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 12 September 2025
The beauty of humanity lies in honesty. The value of humanity lies in faith.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -