Ceramah Master Cheng Yen: Membawa Cahaya Harapan untuk Mentransformasi Penderitaan
“Saya pertama kali pergi ke Lumbini pada tahun 2023. Di Kapilavastu, kita dapat melihat sebagian besar daerah kumuh di sana rumahnya terbuat dari tanah liat atau jerami. Sesungguhnya, lingkungan tempat tinggal mereka tidak begitu baik. Penghasilan rata-rata mereka mungkin hanya sekitar 2 ribu dolar Taiwan per bulan. Jadi, bisa dikatakan bahwa mereka adalah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan,” kata Zhang Ai-bin, relawan Tzu Chi.
“Pertama kali tiba di sana, saya merasa ada begitu banyak hal yang bisa kita lakukan. Misi amal Tzu Chi bagaikan aliran air yang terus mengalir. Kita tidak mungkin bisa mengubah kehidupan mereka hanya dalam waktu satu hari, tetapi kita bisa mendampingi mereka dengan cinta kasih dan kehangatan. Kami sungguh-sungguh memberikan perhatian dan pendampingan yang terbaik bagi mereka,” pungkas Zhang Ai-bin.
Melalui kehadiran kalian kali ini, saya sudah melihat apa yang kalian lakukan dan kalian pasti mengerti apa yang masih harus dilanjutkan. Itulah semangat misi. Setiap kali kalian kembali, saya selalu berpesan tanpa henti. Kalian telah menginspirasi dan membimbing anak-anak di sana hingga sangat berdisiplin. Ini semua adalah benih. Jika bukan karena kalian yang pergi, Dharma tidak akan bisa diwariskan sampai ke sana.
Berkat kalian yang mengunjungi sekolah-sekolah, benih itu dapat tertanam di sana. Benih sekolah itu diharapkan bisa tumbuh di tengah masyarakat dan setiap keluarga mereka. Ketika kita mendidik seorang anak dan anak tersebut kembali ke rumah, dia juga bisa menginspirasi orang tuanya.
“Kami pergi ke rumah-rumah untuk mencurahkan perhatian. Saya ada bertemu dengan seorang kepala keluarga dan bertanya, ‘Mengapa Anda minum minuman keras? Sesungguhnya, itu sangat menghabiskan uang. Kalian bahkan makan saja masih kekurangan, mengapa tetap ingin minum minuman keras ini?’ Dia menjawab bahwa hidup memang sangat berat, tetapi minum minuman keras itulah satu-satunya waktu paling membahagiakan,” kata Zhao Xin-yu, relawan Tzu Chi.
“Setelah mendengar itu, saya benar-benar merasa bahwa inilah kegelapan batin. Saat itu, pandangan mereka memang belum berubah. Jadi, saya teringat akan ajaran Master bahwa kita harus berusaha untuk mentransformasi kehidupan mereka,” pungkas Zhao Xin-yu.


Jika mereka bisa benar-benar berhenti minum, itu berarti kalian sudah menyelamatkan jiwa kebijaksanaan mereka. Seseorang yang tenggelam dalam minum minuman keras hanya akan membawa beban berat bagi keluarganya. Namun, ketika ia sadar, ia bisa memikul tanggung jawab keluarga, bahkan bisa benar-benar bekerja dan mencari nafkah. Ia bisa menerima Dharma, mengubah diri sendiri, bahkan bisa mengubah orang lain. Inilah satu benih yang bisa menghasilkan benih yang tak terhingga.
Saya merasa sangat bersyukur. Kalian telah mendengar dan menyerap Dharma dengan tekun dan semangat. Meski jarak secara fisik jauh, kalian seolah berada di satu ruang yang sama dengan saya. Ketika pagi-pagi saya mulai memberikan ceramah, ada yang langsung berkendara ke sini dan ada pula yang ikut bergabung secara daring. Tidak sedikit peserta dalam jaringan yang terinspirasi.
Saya sering berterima kasih karena terlahir di era ini sehingga satu suara saya dapat menjangkau dunia yang luas. Di zaman Buddha, suara Buddha dapat didengar oleh seluruh penjuru dunia. Bukankah teknologi saat ini juga memungkinkan kita? Puluhan tahun yang lalu, saya merasa itu tidak mungkin. Namun, Buddha menampilkan kekuatan batin-Nya. Saat ini, bukankah ini sudah terbukti? Ketika saya sedang berbicara di sini, dan ada yang mengumumkan kepada yang lain semuanya dapat langsung menekan satu tombol dan bersama-sama mendengar ceramah saya. Jadi, kita sungguh-sungguh dipenuhi berkah.

Jalinan jodoh sangat tak terbayangkan. Melihat anak-anak tadi, saya merasa bahwa jika bukan karena kalian, saya tidak mungkin bisa melihat mereka. Tanpa kesungguhan hati kalian, mana mungkin mereka bisa begitu rapi dan berdisiplin? Oleh karena itu, saya sangat berterima kasih. Kalau sesuatu itu benar, kita harus melakukannya dengan tekun dan bersemangat.
Di dunia ini, waktu kehidupan kita sangatlah terbatas. Setiap orang berada dalam arus waktu dan ruang yang bisa lenyap begitu saja. Namun, ketika apa yang kita lakukan terus bertambah, benih kebajikan pun akan terus bertambah. Sekali pikiran dan niat kita menyimpang, itu akan menciptakan kesalahan. Dengan begitu, benih kejahatan pun akan terus bertambah seiring waktu.
Pada akhirnya, di kedua sisi ini, jika Anda lebih banyak melakukan kebajikan, itu bagaikan menabur segenggam demi segenggam beras. Jika yang dilakukan ialah kejahatan, itu bagaikan menabur benih yang salah di tanah. Akhirnya, mana yang akan lebih berat? Kita semua tidak hanya menyimpan benih padi di bakul, tetapi juga sudah menaburkannya di tanah. Di tanah, sebutir padi bisa tumbuh menjadi seikat beras.
Satu butir padi bisa menghasilkan banyak. Terlihat jelas bahwa selama kita tekun melakukannya, berkah dan kebijaksanaan pun akan bertambah. Tanpa mengalami satu hal, kebijaksanaan tidak akan bertambah. Ketika ada perbuatan yang baik, hendaknya kalian melakukannya. Dengan demikian, berkah dan kebijaksanaan kalian akan bertumbuh. Semua ini dapat terwujud hanya ketika kalian melakukannya. Singkat kata, kalian telah melakukan hal yang benar dan saya sangat berterima kasih.


Selama kita memiliki ikrar, tekad, dan tindakan nyata, kita pasti bisa mentransformasi kampung halaman Buddha. Kita dapat mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan dan mengubah kemiskinan menjadi kemakmuran. Namun, kita harus memiliki berkah dan kebijaksanaan. Kebijaksanaan berarti pengetahuan batin, sedangkan berkah adalah kemampuan untuk membalikkan kehidupan seseorang. Jadi, hendaknya kita membawa berkah dan kebijaksanaan ke kampung halaman Buddha.
Dengan kesungguhan hati kita saat ini, kelak kalian akan melihat desa-desa di sana akan bersinar indah. Kita sudah mengadakan peletakan batu dan membangun Perumahan Cinta Kasih hingga sangat rapi. Singkat kata, ketika satu demi satu kita bangun bersama, bukankah kita tengah menciptakan tanah suci di dunia? Selama ada tekad, kita pasti bisa melakukannya. Meski ada pengorbanan, satu benih dapat menghasilkan puluhan ribu benih lainnya. Oleh karena itu, ini sangat layak untuk dilakukan.
Saya sangat berterima kasih kepada kalian. Saya juga berterima kasih kepada pasangan suami istri yang telah berjalan bersama dengan saling menyemangati. Ketika satu keluarga saling menyemangati dan mempraktikkan kebajikan bersama, itu bukanlah hal yang mudah. Namun, kalian semua telah melakukannya.
Kalian adalah orang-orang yang dipenuhi berkah. Genggamlah berkah yang ada sekarang dan ciptakanlah berkah untuk kehidupan mendatang agar berkah dan kebijaksanaan terus bertambah. Hendaknya kita bersama-sama membangun ikrar untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dari generasi ke generasi.
Menyerap Dharma, bertindak nyata, dan bersumbangsih dengan tekun
Menginspirasi para orang tua untuk membina anak-anak
Menabur benih kebajikan di jalan yang benar
Membawa cahaya harapan untuk mentransformasi penderitaan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 15 Agustus 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 17 Agustus 2025