Ceramah Master Cheng Yen: Membawa Kehangatan dan Menggarap Proyek Harapan

Belakangan ini, saya sering mengulas tentang pengungsi. Dalam beberapa tahun terakhir ini, arus pengungsi telah memasuki berbagai negara. Saat para pengungsi masuk ke negara di mana insan Tzu Chi berada, kita akan segera memberikan bantuan. Di Eropa, meski jumlah insan Tzu Chi di setiap negara tidak banyak, tetapi saat satu negara dilanda bencana, semua relawan akan berkumpul bersama untuk menyalurkan bantuan dengan kesatuan hati. Saat saya berada di Taichung pada akhir November lalu, juru bicara dari Bosnia juga pergi ke sana untuk mengungkapkan rasa terima kasih atas bantuan insan Tzu Chi saat negara mereka dilanda banjir. Beliau berikrar di hadapan saya. Beliau berharap kelak, warga Bosnia dapat mengenakan seragam biru putih Tzu Chi. Beliau berharap benih-benih cinta kasih dapat bertumbuh di Bosnia. Sungguh menakjubkan, sehari setelah beliau berikrar, kita menerima sepucuk surat dari Serbia.

Berhubung tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taiwan, surat itu pun diserahkan kepada Kementerian Luar Negeri. Mereka berharap Kementerian Luar Negeri dapat menyalurkan surat itu kepada Tzu Chi dan Tzu Chi dapat membantu mereka. Serbia merupakan negara persinggahan bagi pengungsi Suriah. Setiap hari, banyak pengungsi dari Suriah yang melintasi negara tersebut. Serbia menjadi sebuah koridor bagi pengungsi untuk singgah sementara selana dua atau tiga hari sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Akan tetapi, Serbia bukanlah negara yang kaya. Berhubung khawatir tidak sanggup mengemban tanggung jawab ini, mereka pun mengajak negara lain untuk membantu. Juru bicara dari Bosnia ini berkata bahwa Serbia merupakan negara tetangga mereka. Beliau baru saja berikrar sehari sebelumnya dan kesempatan untuk bersumbangsih langsung datang pada hari itu. Lalu, kita mengadakan rapat untuk membahas bagaimana cara bekerja sama guna membantu para pengungsi yang menderita. Saat para pengungsi melintasi Serbia yang bukan merupakan negara kaya di tengah cuaca yang begitu dingin, apa yang bisa kita lakukan untuk mereka?

Insan Tzu Chi dari beberapa negara di Eropa bersama-sama pergi ke Serbia untuk melakukan survei. Para pengungsi berharap Tzu Chi dapat memberikan satu set pakaian musim dingin kepada mereka. Karena itu, kita memberikan bantuan sesuai permintaan mereka. Kita menyediakan satu set, dari topi, mantel, sarung tangan, kaus kaki, hingga sepatu. Berhubung harus menempuh perjalanan panjang, mereka membutuhkan pakaian musim dingin yang lengkap, terutama anak-anak. Awalnya, saya berpikir bahwa Bosnia juga bukan negara yang sangat kaya. Kita dapat memanfaatkan jalinan jodoh kali ini untuk membeli 10.000 set pakaian musim dingin di Bosnia. Namun, setelah relawan kita tiba di Serbia, pemerintah setempat berkata bahwa mereka menyambut kedatangan insan Tzu Chi. Akan tetapi, mereka berharap insan Tzu Chi dapat membeli barang bantuan di negara mereka. Saya berkata bahwa beli di mana pun sama saja. Saat itu, yang terpenting adalah memberikan apa yang paling dibutuhkan oleh pengungsi Suriah.

Tanggal pembagian bantuan juga sudah ditentukan. Jika membeli barang bantuan di Bosnia, kita harus membayar bea masuk. Jika langsung membelinya di Serbia, kita tidak perlu membayar bea masuk. Jadi, kedua belah pihak memperoleh manfaat. Juru bicara dari Bosnia menyatakan bahwa beliau ingin turut berpartisipasi dalam pembagian bantuan. Barang bantuan tidak harus dibeli di Bosnia. Intinya, beliau bersumbangsih tanpa pamrih. Beliau berharap dapat bekerja sama dengan negara tetangga untuk membantu para pengungsi dari Suriah.

Kemarin, relawan dari Eropa memberikan laporan serta membangkitkan tekad dan ikrar. Benih-benih cinta kasih Tzu Chi terus menyebar dari satu negara ke negara lain. Kelak, mungkin akan ada relawan Tzu Chi di Bosnia dan Serbia yang dapat menolong orang yang membutuhkan. Karena itulah, Sutra Makna Tanpa Batas mengajarkan kepada kita bahwa satu Bodhisatwa dapat menginspirasi Bodhisatwa yang tak terhingga. Begitu pula dengan pendidikan. Untuk menyucikan hati manusia dan membimbing orang-orang membina cinta kasih, pendidikan sangatlah penting.

Tempat Belajar yang Tenang dan Aman

Kemarin, kita bisa melihat peletakan batu pertama untuk pembangunan kembali enam sekolah di Hualien. Gedung-gedung sekolah itu termasuk bangunan berbahaya. Ada yang fondasinya turun, ada pula yang besi betonnya sudah terlihat dari luar. Kita merasa sangat khawatir. Kita sangat berharap saat bencana terjadi, orang-orang dapat selamat. Karena itulah, kita menggarap proyek harapan ini. Lihatlah, gedung sekolah seperti ini sangat berbahaya. Pihak sekolah menggunakan dua pipa besi untuk memperkukuh gedung sekolah. Lihatlah, amankah anak-anak belajar di bangunan seperti ini? Kita berharap seandainya bencana terjadi, gedung sekolah bisa tetap berdiri kukuh.

Pascagempa pada tanggal 21 September 1999, saya juga mengatakan bahwa ada dua jenis bangunan yang tidak boleh roboh saat bencana terjadi. Yang pertama adalah rumah sakit yang dibutuhkan untuk menyelamatkan kehidupan. Yang kedua adalah gedung sekolah yang dibutuhkan untuk menampung dan menenangkan para korban bencana. Selain itu, sekolah juga merupakan tempat belajar bagi para murid. Karena itu, demi keselamatan generasi muda Taiwan, kita harus mengurangi risiko bencana. Dengan begitu, saat bencana terjadi, keselamatan orang-orang dapat terjaga. Inilah konsep dan tujuan kita.

Sejak tahun lalu, kita sudah mengajukan kepada Bupati Hualien untuk membantu pembangunan kembali gedung-gedung sekolah. Tahun lalu, Bupati Taitung meminta Tzu Chi untuk membantu pembangunan kembali 9 gedung sekolah di Taitung. Setelah melakukan evaluasi, kita pun menyanggupi permintaan beliau. Setelah itu, meski perangkat keras belum dibangun, tetapi pembangunan perangkat lunak telah dijalankan. Insan Tzu Chi terjun ke sekolah untuk berbagi dengan para guru tentang metode pengajaran Kata Renungan Jing Si, membimbing murid melakukan daur ulang, mengembangkan cinta kasih mereka dengan semangat celengan bambu, dan lain-lain. Inilah insan Tzu Chi Taitung. Meski gedung sekolah belum dibangun, tetapi mereka telah memberikan bimbingan kepada para guru dan murid. Ini sungguh membuat orang tersentuh. Saat cinta kasih Taiwan terhimpun maka akan mendatangkan manfaat seperti ini. Dengan melakukan antisipasi, saat bencana terjadi, kita dapat mengurangi banyak penyesalan dan menjaga keselamatan banyak orang. Ini semua membutuhkan kerja keras kita.

Insan Tzu Chi dari beberapa negara bekerja sama untuk memberikan bantuan

Membawa kehangatan bagi para pengungsi pada musim dingin

Melihat peletakan batu pertama proyek harapan

Membangkitkan potensi kebajikan untuk membimbing para guru dan murid

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Februari 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 22 Februari 2016
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -