Ceramah Master Cheng Yen: Membawa Manfaat dengan Keyakinan dan Pemahaman Mendalam

Kita hendaknya senantiasa berpikir untuk membalas budi dengan hati yang tulus. Ada empat budi luhur yang hendaknya senantiasa kita ingat di dalam hati dan berusaha untuk membalasnya. Empat budi luhur ini adalah budi luhur para Buddha dan Bodhisatwa yang memberi kita jiwa kebijaksanaan, budi luhur orang tua yang melahirkan dan membesarkan kita, budi luhur para guru yang mengajari kita pengetahuan, dan budi luhur semua makhluk yang mendukung pelatihan diri kita.

Kita harus membalas budi para Buddha dan Bodhisatwa karena sejak berkalpa-kalpa yang lalu, dari kehidupan ke kehidupan, para Buddha dan Bodhisatwa mengajari kita untuk berbuat baik dan melatih diri di jalan kebenaran. Kita bisa melakukannya berkat budi luhur para Buddha dan Bodhisatwa yang memberi kita jiwa kebijaksanaan. Karena itu, kita harus senantiasa membalas budi dengan penuh rasa syukur. Orang tua memberi kita tubuh ini dan membesarkan kita sehingga kita bisa hidup di dunia ini. Bisa memiliki tubuh ini, kita harus bersyukur kepada orang tua.


“Saya merasa bahwa mereka bersyukur saya bisa mendampingi mereka. Sesungguhnya, saya yang seharusnya bersyukur pada mereka. Merekalah yang mendampingi, merawat, dan membesarkan saya. Sebagai anak mereka, yang saya lakukan untuk mereka tidak banyak. Dalam kesempatan ini, saya ingin mengungkapkan rasa syukur di dalam hati saya. Saya sungguh berterima kasih pada mereka,” tutur Jian Yuan-quan, Relawan Tzu Chi.

Kita juga harus membalas budi para guru yang mengajari kita pengetahuan sehingga kita bisa memahami banyak kebenaran. Sejak kecil, kita mempelajari moralitas dan prinsip kebenaran. Kini, kita juga mempelajari Dharma. Berkat adanya bimbingan guru, kita bisa memahami semua itu. Inilah yang disebut budi luhur mengajarkan pengetahuan.


Selain ketiga budi luhur yang disebutkan di atas, perjalanan hidup kita bisa selancar ini juga berkat budi luhur semua makhluk yang mendukung pelatihan diri kita. Saya sering memberi tahu kalian untuk terjun ke tengah masyarakat karena di sana kalian akan menghadapi berbagai jenis orang dan kondisi. Meski terjun ke tengah masyarakat sangat merisaukan dan rumit, tetapi di tengah kerisauan dan kerumitan itulah, kita bisa memahami banyak kebenaran, seperti apa yang positif dan negatif serta begaimana membedakan benar dan salah. Inilah yang bisa kita pelajari di tengah masyarakat.

“Banyak yang enggan membukakan pintu, tetapi saya merasa bahwa kita harus terus melakukannya. Saya tinggal di komunitas ini. Jadi, saya ingin menginspirasi lebih banyak warga di sini agar mereka lebih memahami prinsip kebajikan,” kata Li Su-e, Relawan Tzu Chi.

“Lewat sosialisasi ini, saya tahu bahwa pemandian rupang Buddha

adalah tentang kedamaian batin. Setiap orang mencari kedamaian batin,” kata Thanalacheme, seorang warga di Kuantan, Malaysia.


Saya sering berkata bahwa ladang pelatihan Bodhisatwa adalah di tengah masyarakat. Jadi, kita harus bersyukur kepada Buddha yang menunjukkan jalan bagi kita untuk meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita. Dengan bersungguh hati menapaki jalan ini dan mempraktikkan Enam Paramita, berarti kita bersumbangsih bagi semua makhluk sebagai Bodhisatwa dunia.

Jadi, kita harus bersyukur kepada semua makhluk yang mendukung pelatihan diri kita. Tanpa mereka, bagaimana kita bisa menuju arah yang benar dalam hidup ini? Karena itu, kita sungguh harus bersyukur. Hidup yang bermakna adalah bisa membangkitkan hakikat yang murni meski hidup di tengah kekeruhan. Jadi, kita harus senantiasa menggunakan hati penuh rasa syukur untuk membalas empat budi luhur yang disebutkan di atas, yakni budi luhur para Buddha dan Bodhisatwa, orang tua, para guru, dan semua makhluk.


Kita harus membalas budi dengan tindakan nyata. Inilah Bodhisatwa. Bodhisatwa harus membimbing semua makhluk. Demikian pulalah yang dilakukan para Buddha. Para Buddha dan Bodhisatwa bersumbangsih tanpa mengharapkan balasan. Namun, kita bisa membalas budi dengan menunaikan kewajiban kita, berbakti kepada orang tua, dan mengasihi semua makhluk.

Kehidupan sangat berharga. Kita harus memanfaatkan kehidupan untuk mempelajari prinsip kebenaran. Kita harus memanfaatkan kehidupan untuk mempelajari prinsip kebenaran. Setelah memahami kebenaran, kita harus memanfaatkan waktu dan kehidupan untuk bersumbangsih dan membawa manfaat bagi masyarakat. Inilah hidup yang bermakna.


Kita harus membawa manfaat dan bersumbangsih bagi masyarakat selama kita masih hidup. Kita harus memanfaatkan hidup kita. Inilah yang disebut pemahaman mendalam tentang jiwa kebijaksanaan yang abadi. Jiwa kebijaksanaan bukan hanya berawal dan berakhir di kehidupan ini. Dari kehidupan lampau hingga sekarang, bahkan hingga kehidupan mendatang, jiwa kebijaksanaan akan terus berlanjut. Inilah yang disebut abadi.

Orang yang memiliki jiwa kebijaksanaan yang abadi adalah orang yang bijaksana. Jadi, marilah kita manfaatkan kehidupan kita untuk bersumbangsih bagi masyarakat sesuai prinsip kebenaran. Kita membangun keyakinan mendalam dan memahami bahwa kita harus memanfaatkan kehidupan dan jiwa kebijaksanaan kita untuk mempraktikkan Dharma di dunia dan membawa manfaat bagi masyarakat. Inilah nilai hidup kita. Inilah yang disebut membangun ikrar agung dengan keyakinan dan pemahaman mendalam.


Saat berikrar untuk berbuat baik, kita berharap bisa hidup lebih lama untuk bersumbangsih bagi dunia. Kita bisa memanfaatkan satu jam bagai berjam-jam untuk membawa manfaat bagi masyarakat. Sebersit niat baik dapat menolong banyak orang. Baik dengan ide maupun tenaga, asalkan bisa membawa manfaat bagi masyarakat, maka hidup kita akan sangat berharga. Dengan sebersit niat,

kita dapat membawa dampak besar bagi pandangan banyak orang dan menginspirasi mereka menjadi teladan.

Kita bisa bersumbangsih bagi dunia dengan berbagi pandangan baik dan membimbing orang-orang menjadi teladan. Dengan demikian, kita bisa membawa manfaat bagi sesama dan setiap detik dalam hidup kita akan sangat bermakna.

Menapaki jalan kebenaran sesuai ajaran para Buddha dan Bodhisatwa

Memahami kebenaran secara jelas dan membalas empat budi luhur

Membangun ikrar agung dengan keyakinan dan pemahaman mendalam

Mengembangkan potensi kebajikan untuk membawa manfaat bagi masyarakat

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Mei 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 15 Mei 2018
Benih yang kita tebar sendiri, hasilnya pasti akan kita tuai sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -