Ceramah Master Cheng Yen: Membentangkan Jalan dan Mewariskan Silsilah Dharma


Saya telah melihat bagaimana semuanya bersemangat dan penuh cinta kasih datang ke Taiwan untuk dilantik. Ini menunjukkan bahwa cinta kasih dan keyakinan kalian pada Tzu Chi begitu teguh. Kalian pasti sudah bertahun-tahun bergabung dalam Tzu Chi, berpartisipasi dalam kegiatan, dan melakukan kunjungan bersama relawan senior. Ada keluarga yang benar-benar hidup dalam kemiskinan.

Kalian telah terjun ke tengah masyarakat dan melihat begitu banyak keluarga yang hidup dalam kemiskinan. Ini benar-benar sebuah penderitaan. Ada orang yang berkata, "Saya sendiri hidupnya tidak berkecukupan. Mengapa saya harus membantu orang lain?" Namun, setelah melangkah ke dalam Tzu Chi dan berinteraksi dengan sesama relawan, semuanya saling menyemangati dengan berkata, "Lihatlah, masih banyak orang yang hidupnya lebih menderita dari kita."

Ketika turun melihatnya sendiri, kita baru menyadari bahwa merekalah yang benar-benar menderita dan membutuhkan bantuan kita. Orang yang mampu membantu orang lain adalah orang yang paling berbahagia. Kita memiliki kemampuan untuk menciptakan berkah bagi dunia. Ini adalah sebuah energi berkah.

Kita juga telah melihat bagaimana anak-anak kecil yang berkat adanya insan Tzu Chi, mampu mendapatkan kesempatan untuk menerima pendidikan. Tanpa pendidikan, masa depan mereka akan dipenuhi kerja keras dan penderitaan. Dengan kesempatan menerima pendidikan, kehidupan mereka kelak akan penuh dengan berkah. Oleh karena itu, pendidikan sangatlah penting. Berkat adanya insan Tzu Chi, anak-anak di masa depan dapat tumbuh dengan dipenuhi berkah.


Saya sering berkata bahwa kita harus berterima kasih pada diri sendiri. Terlebih lagi, kita harus berterima kasih kepada orang tua yang melahirkan kita dan guru-guru yang mendidik kita. Berkat orang tua, tubuh kita dapat hadir di dunia; berkat bimbingan guru, kita memiliki kemampuan untuk berdiri tegak di masyarakat dan dapat membantu sesama. Jadi, hendaknya kita bersyukur atas budi luhur guru.

Pendidikan dari guru membuat kita memahami banyak prinsip kebenaran. Sama halnya, kita bersyukur kepada Buddha. Meski orang tua yang memberikan tubuh ini, tetapi berkat Buddha, kita memiliki jalinan jodoh untuk mengenal ajaran-Nya. Buddha mengajarkan kepada kita prinsip-prinsip kebenaran dan memberi arahan untuk dapat menggunakan tubuh ini untuk berkontribusi bagi masyarakat. Jadi, kita harus bersyukur atas budi luhur Buddha, orang tua, dan guru. Selain para guru, kita juga harus bersyukur kepada semua makhluk.

Di dunia ini ada begitu banyak manusia. Saat ini, saya melihat begitu banyak insan Tzu Chi yang dahulu dilantik, kini telah menjadi relawan senior. Setelah dilantik, mereka kembali ke negara masing-masing untuk meneruskan misi Tzu Chi. Mereka memikul misi Buddha dan mewariskan misi Tzu Chi. Setelah kembali ke negara masing-masing, hendaknya kalian membawa semangat Tzu Chi yang saya wariskan kepada kalian, yaitu welas asih yang meliputi semua makhluk dan menjangkau seluruh masyarakat. Inilah yang disebut dengan Tzu Chi.


Dalam menjalankan misi Tzu Chi, setelah kembali, hendaknya kalian mencurahkan perhatian kepada mereka yang kesulitan dan menuntun masyarakat untuk mengenal Tzu Chi. Jika semua orang bisa melakukannya bersama, akan tercipta kekuatan yang besar. Dengan terus disebarkan tanpa henti, barulah Tzu Chi dapat hadir di berbagai negara dan banyak yang datang untuk dilantik.

Setiap tahun, saya selalu membagikan Angpau Berkah dan Kebijaksanaan. Tahun ini, saya menambahkan gantungan 50 sen. Nilainya memang tidak besar, tetapi itulah awal mula Tzu Chi. Dahulu, ketika saya hendak memulai Tzu Chi, saya sendiri tidak memiliki uang. Jadi, bagaimana caranya? Saya harus mengajak banyak orang untuk berpartisipasi.

Saat itu, 30 ibu rumah tangga menyisihkan 50 sen setiap harinya untuk membantu sesama. Hari ini, saat kalian dilantik, saya ingin mewariskan semangat itu kepada kalian. Setelah kembali ke negara masing-masing, hendaknya kalian juga menyisihkan sedikit uang setiap hari untuk disumbangkan setiap bulan untuk menolong sesama.


Bodhisatwa sekalian, semua orang memiliki harapan. Begitu pula dengan saya. Setiap saat, hati saya dipenuhi harapan agar dunia aman dan tenteram serta semua orang bisa membangkitkan hati yang bajik dan membangun ikrar. Hendaknya kita memiliki satu tekad yang sama, yaitu bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Kita harus bersama-sama membentangkan jalan dengan cinta kasih dan membangun jembatan dengan hati.

Hendaknya kita membangun jembatan hati dan membentangkan Jalan Bodhisatwa. Dengan demikian, kita dapat mengajak lebih banyak orang untuk melangkah di Jalan Bodhisatwa Tzu Chi yang agung ini. Inilah harapan saya setiap harinya. Saya juga berharap Bodhisatwa sekalian memiliki tekad yang sama dengan saya untuk membimbing makhluk secara luas dan menciptakan berkah bagi dunia. Hendaknya kita bersatu hati untuk menciptakan berkah dan membentangkan jalan di dunia.

Mengenal rasa puas, bersyukur, dan memahami prinsip kebenaran
Meneruskan cinta kasih dengan hati Buddha dan tekad Guru
Menghimpun kekuatan dengan menolong yang kurang mampu dan membimbing yang mampu
Meneruskan ikrar bajik dalam menyongsong tahun yang penuh berkah dan kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 17 November 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 19 November 2025
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -