Ceramah Master Cheng Yen: Membentuk Hutan Pahala dengan Kebajikan dan Cinta Kasih


Kini, banyak bencana yang terjadi. Ada banyak negara yang dilanda bencana banjir, kebakaran, badai, atau gempa bumi. Di Pulau Maui, Hawaii, kebakaran hutan berlangsung selama berhari-hari. Ada sebagian orang yang melarikan diri tanpa membawa apa-apa. Kondisi mereka sungguh memprihatinkan. Sebelum kebakaran hutan terjadi, mereka mungkin hidup nyaman di lingkungan yang indah. Namun, saat kebakaran terjadi, mereka hanya bisa melarikan diri tanpa membawa apa pun. Mereka yang mengalami perubahan mendadak dalam sekejap ini sangat membutuhkan bantuan orang lain. Inilah ketidakkekalan hidup.

Insan Tzu Chi membagikan bantuan dengan hati yang sangat tulus. Barang bantuan yang akan dibagikan juga dikemas dengan saksama dan indah. Kita bisa melihat bahwa di atas selimut yang dibagikan, terdapat seuntai kalung bunga yang biasanya digunakan di Hawaii untuk menyambut tamu. Saat menyalurkan bantuan, relawan kita juga menunjukkan tata krama. Selain selimut, kita juga membagikan kartu uang tunai. Dengan kartu tersebut, para korban bencana dapat membeli kebutuhan mereka.

“Ini sungguh menakjubkan karena semalam saya merasa agak dingin dan berharap saya dapat memperoleh selimut ekstra. Lalu, saya mendapatkannya. Ini benar-benar luar biasa. Selain itu, juga ada pesan yang indah dari Yayasan Tzu Chi. Kami sungguh beruntung,” kata Peachie Garcia warga Lahaina.

“Tentu saja, kami butuh makanan dan pakaian karena kami hanya memiliki pakaian di badan kami ini. Kalian tahu bahwa kami tidak memiliki apa-apa lagi. Jadi, kami harus membeli alat kebersihan diri, pakaian laki-laki, dan berbagai barang lainnya karena kami telah kehilangan segalanya,” kata Brenda Texeira warga Lahaina.

“Kami sangat bersyukur atas banyaknya dukungan dari komunitas kita. Ini sungguh membuat orang merasa penuh kehangatan. Jadi, terima kasih atas semua bantuan kalian,” kata Peachie Garcia warga Lahaina.


Setiap kali kita hendak membagikan bantuan, saya selalu berkata bahwa kita harus memberikan dana bantuan yang cukup agar para penerima bantuan dapat membeli barang kebutuhan mereka. Tentu saja, kali ini kita juga memberikan dana bantuan yang tidak sedikit karena bencana yang terjadi dalam sekejap ini telah merenggut segalanya dari para korban bencana. Mereka benar-benar kehilangan segalanya, termasuk pakaian dan tempat tinggal.

Kita memberikan bantuan yang cukup untuk menjaga kelangsungan hidup mereka dalam waktu singkat, yakni satu hingga tiga bulan. Untuk itu, kita terlebih dahulu mencari tahu tentang kebutuhan mereka. Demikianlah rasa hormat dan cinta kasih kita terhadap penerima bantuan.

“Kita semua tahu bahwa ada banyak orang di sini yang sangat membutuhkan bantuan. Yang Tzu Chi lakukan ialah membawa harapan dan kesempatan bagi mereka agar mereka dapat bangkit kembali. Ini sangat menakjubkan,” kata Chris Minford Penerbit Maui News.

“Ya, kami telah mengalami kehancuran total dan kehilangan arah. Namun, kami mendapati bahwa kami dikelilingi cinta kasih. Ada banyak orang seperti insan Tzu Chi yang datang untuk membantu kami. Kami mengucapkan kata ‘mahalo’ untuk berterima kasih,” kata Sule Gordon warga.

“Saya hanya ingin berterima kasih pada kalian. Mahalo. Semoga kalian diberkati selamanya,” kata Christine Borge warga.


Saya yakin bahwa sikap kita yang penuh rasa hormat, cinta kasih, dan tata krama terhadap para korban bencana dapat menenangkan hati mereka. Barang bantuan darurat dan kartu uang tunai yang kita bagikan juga sangat bermanfaat bagi mereka. Saya sangat bersyukur atas hal ini. Karena itu, di sini, terhadap para Bodhisatwa yang menyalurkan bantuan di Hawaii, saya dengan tulus bersyukur kepada kalian dan mendoakan kalian.

Saya juga bersyukur setelah mengetahui hal ini, Tzu Chi Taiwan dapat segera memberikan dukungan. Saya juga berpesan kepada para relawan di garis depan untuk bersumbangsih dengan tenang karena Tzu Chi Taiwan akan memberikan dukungan. Saya juga berpesan kepada ketua dan wakil ketua kita bahwa kita harus memberikan bantuan yang cukup bagi para korban bencana. Saya yakin bahwa mereka telah melakukannya.

Saya bersyukur kepada para insan Tzu Chi di seluruh dunia yang telah menghimpun kekuatan cinta kasih dan terus memperhatikan orang yang membutuhkan. Kekuatan cinta kasih ini sangatlah besar. Hal yang patut disyukuri sangatlah banyak. Bagaikan pasir di atas corong, waktu terus berlalu tanpa henti. Karena itu, kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu. Intinya, banyak hal yang patut disyukuri.

Mari kita mengembangkan nilai kehidupan. Saat kita bersumbangsih untuk menolong orang lain, yang memperoleh pencapaian ialah diri sendiri. Orang yang menderita memperoleh bantuan darurat, sedangkan kita mengembangkan nilai kehidupan yang akan bertahan selamanya. Selain itu, setelah bersumbangsih, kita juga akan merasa damai dan tenang. Sebelum para korban bencana menerima bantuan, kita mengkhawatirkan mereka. Namun, setelah kita bersumbangsih dan melihat mereka meneteskan air mata atau tersenyum karena terharu, kita merasa tenang.


Mereka telah menerima bantuan yang bermanfaat secara langsung. Ini membuat kita dipenuhi sukacita dalam Dharma. Kita dipenuhi sukacita dalam Dharma karena menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita telah menapaki Jalan Bodhisatwa dengan langkah yang mantap dan memupuk pahala. Orang yang membutuhkan memperoleh bantuan dan kita memperoleh sukacita dalam Dharma setelah bersumbangsih. Kita telah menciptakan pahala. Jadi, ada banyak hal yang patut disyukuri. Rasa syukur saya sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Saat ini, saya harus menguras energi untuk memberikan ceramah. Meski demikian, saya tetap berusaha. Saya berharap kita dapat menggenggam jalinan jodoh dan waktu untuk menciptakan berkah bagi masyarakat. Dunia ini penuh dengan penderitaan. Makin cepat kita bergerak, makin cepat pula orang-orang terbebas dari penderitaan.

Kita harus bersungguh hati dalam kehidupan sehari-hari. Saat hidup aman dan tenteram, kita harus menggenggam waktu untuk bersumbangsih. Kita juga harus bersyukur kepada diri sendiri yang mendedikasikan kehidupan untuk bersumbangsih bagi dunia dengan menapaki Jalan Bodhisatwa. Karena itu, kita harus bersyukur kepada tubuh kita dan menjaga kesehatan tubuh kita. Dengan tubuh yang sehat, kita bisa melakukan lebih banyak kebaikan dan menolong lebih banyak orang. 

Kehidupan tidak kekal dan tidak bisa dikendalikan
Memberikan bantuan darurat dan perhatian kepada korban bencana
Memupuk kebajikan dan cinta kasih di Jalan Bodhisatwa
Memperoleh sukacita dalam Dharma dan membentuk hutan pahala

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 20 September 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 22 September 2023
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -