Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing dengan Welas Asih dan Kebijaksanaan
“Begitu menerima kabar, kami langsung membawa syal dan Kata Renungan Jing Si untuk menjangkau lokasi kebakaran. Di sana, kami melihat-lihat dan menyurvei kondisi bencana. Para korban bencana tentu merasa takut dan putus asa. Kami segera memberikan bantuan secara bertahap dan akan terus memberikan pendampingan dan perhatian kepada para korban bencana,” kata Peng Ruihua, Wakil ketua Tzu Chi Hong Kong.
Kehidupan tidaklah kekal. Para korban bencana mungkin akan mengalami trauma dan ketakutan jangka panjang. Rasa takut ini mungkin sulit untuk dilupakan. Mereka membutuhkan penghiburan jangka panjang. Dengan penuh cinta kasih, kita mengasihi orang-orang yang tidak berkaitan dengan kita dan terus memperhatikan mereka. Ini merupakan bencana besar dan membutuhkan bantuan darurat.
Kita hendaknya memberikan penghiburan dalam jangka panjang. Alangkah baiknya jika bisa demikian. Ini merupakan tanggung jawab kita. Ini juga merupakan misi kita. Kita berinisiatif untuk bersumbangsih sebagai relawan tanpa diminta. Demikianlah relawan bersumbangsih tanpa diundang.
“Pada tanggal 6 dan 7 Desember, lebih dari 300 relawan berhimpun di Aula Jing Si untuk mencurahkan perhatian kepada korban bencana. Dengan penuh perhatian, para relawan kita membimbing mereka untuk menuliskan doa mereka di area doa dan menyaksikan ceramah Master di Jing Si Books and Cafe. Lalu, kita juga mengajak mereka ke aula dan segera mempersembahkan teh hangat pada mereka,” kata Wang Chunchun, Wakil ketua Tzu Chi Hong Kong.
“Di antara korban bencana yang hadir hari itu, banyak yang tidak mengenal Tzu Chi. Mereka merasa bahwa kita bukanlah LSM yang terkenal luas di Hong Kong karena mereka belum pernah mendengar tentang Tzu Chi. Karena itu, mereka sangat heran mengapa kita bisa memberikan bantuan yang tepat waktu dengan begitu menyeluruh dan penuh perhatian,” lanjut Wang Chunchun.
“Saat berinteraksi dengan mereka, kita mendengarkan mereka membagikan kisah mereka. Hari itu, suasana di aula penuh dengan rasa haru. Mereka menangis, relawan kita juga menangis. Kita merangkul mereka dan menangis bersama. Suara tangisan terdengar di mana-mana. Yang kita bagikan bukan hanya 5.000 dolar Hong Kong, melainkan cinta kasih dan perhatian yang lebih bermakna,” pungkas Wang Chunchun.

Kita berinisiatif untuk mencurahkan perhatian. Kita mendapati bahwa ada orang yang membutuhkan bantuan darurat, ada pula yang membutuhkan bantuan jangka menengah. Ada sebagian pekerja yang tadinya bekerja di gedung-gedung ini dan kehilangan pekerjaan karena kebakaran ini. Ada pula yang tidak bisa bekerja dalam waktu singkat, entah karena trauma, takut, ataupun sebab lainnya. Kita juga perlu menghibur mereka dan memberikan bantuan darurat pada mereka.
Setelah bantuan darurat, kita perlu memberikan bantuan jangka menengah. Kita mengevaluasi waktu yang dibutuhkan korban bencana untuk benar-benar pulih kembali. Mereka mungkin membutuhkan waktu tiga bulan hingga setengah tahun dan selama itu, kita akan memberikan bantuan jangka menengah.
Ada juga yang membutuhkan bantuan jangka panjang. Mereka mungkin terluka sehingga tidak dapat bekerja lagi. Ada yang mengalami luka bakar, kelainan bentuk pada tangan, ataupun luka lainnya yang menyebabkan cacat seumur hidup. Yang seperti ini perlu kita perhatikan dalam jangka panjang. Jadi, kita menyediakan bantuan darurat, bantuan jangka menengah, dan bantuan jangka panjang. Tzu Chi Taiwan seperti ini.


Kini, saya memberi tahu kalian bahwa kalian juga dapat memberikan bantuan darurat, bantuan jangka menengah, dan bantuan jangka panjang setelah mencari tahu kondisi para korban bencana. Area yang padat penduduk itu dilanda oleh bencana yang begitu besar. Kita yang lebih beruntung hendaknya menghargai berkah. Kehidupan tidaklah kekal. Namun, kita masih hidup tenteram sekarang. Kita sungguh harus saling mendoakan. Kelak, kita hendaknya senantiasa waspada karena bencana bisa terjadi kapan saja. Jadi, kita harus senantiasa waspada.
Kita juga harus sering berinteraksi dengan korban bencana, terus memberikan penghiburan dan perhatian, serta memberikan bantuan jangka panjang. Bagi korban yang mengalami luka berat, pemerintah mungkin akan memberikan bantuan dalam jangka waktu tertentu. Namun, mereka juga membutuhkan penghiburan dan perhatian jangka panjang untuk memulihkan luka batin mereka. Bantuan Tzu Chi hendaknya menitikberatkan hal ini. Mereka mungkin tidak membutuhkan bantuan materi, tetapi batin mereka mungkin dipenuhi rasa takut atau trauma sehingga membutuhkan perhatian seumur hidup.
Selain mencurahkan perhatian, kita juga bisa membimbing mereka untuk menjadi orang yang bisa menolong sesama. Ajaklah mereka keluar untuk melihat kondisi orang lain agar mereka dapat membandingkannya dengan diri sendiri. Mereka mungkin akan berpikir, "Saya pernah terluka karena dilanda bencana. Namun, lihatlah orang-orang yang bahkan tidak bisa berdiri sendiri. Dibandingkan dengan mereka, saya sangat beruntung."


Kalian juga hendaknya membimbing mereka untuk menyaksikan Da Ai TV. Da Ai TV menyiarkan tayangan yang penuh kedamaian serta kisah orang-orang yang berjuang di tengah penderitaan hingga bisa hidup mandiri. Semua kisah itu merupakan kisah nyata. Dengan lebih sering mempelajari dan menyebarkan kisah-kisah ini, kita dapat membimbing orang-orang. Bagi para pekerja sosial, sangat penting untuk memahami semua ini dan mengembangkan potensi kebajikan.
Hendaklah kalian lebih sering mempelajari kisah Buddha. Kisah-kisah itu merupakan sejarah yang patut kita pelajari. Saat berhimpun, kalian hendaknya berbagi lebih banyak kisah dan pengalaman. Dari kisah-kisah yang dibagikan oleh orang-orang yang dikenal dalam penyaluran bantuan ataupun para korban bencana, kita dapat mengetahui dan memahami banyak hal. Semua itu merupakan pelajaran dalam kehidupan kita.
Saat mendengar tentang satu kasus, kita hendaknya menyimpannya di dalam hati. Hati kita bagaikan kabinet kitab sejarah. Saat mendengar tentang bencana yang tiba-tiba terjadi, dengarkanlah dengan sungguh-sungguh dan simpanlah di dalam hati. Adakalanya, saat hendak membimbing orang, kita dapat membagikan kitab sejarah yang kita simpan. Demikian pula cara kita menyebarkan Dharma.
Mengemban misi untuk memberi penghiburan dan perhatian
Saling mengingatkan untuk waspada dan menyadari ketidakkekalan
Kumpulan kisah kehidupan membentuk kitab sejarah
Membimbing orang dengan beragam perumpamaan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 Desember 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 13 Desember 2025







Sitemap