Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing Makhluk Hidup yang Tak Terhingga

Tahun ini, Tzu Chi Amerika Serikat memperingati ulang tahun yang ke-30. Insan Tzu Chi AS kembali untuk mengikuti rapat tahunan komisaris selama dua hari. Kita bisa melihat pencapaian dan sumbangsih mereka bagi masyarakat. Di luar negeri, AS adalah negara pertama yang memiliki kantor Tzu Chi. Saya terus mengingatkan relawan setempat untuk tidak melupakan asal mula Tzu Chi.

Hari itu, saat berjalan keluar dan melihat para relawan senior muncul di hadapan saya, saya masih bisa menyebutkan nama masing-masing relawan dengan jelas dan benar. Bisa menyebut nama setiap relawan dengan benar, saya sangat gembira. Melihat mereka, saya teringat akan sejarah Tzu Chi. Karena itu, selama dua hari ini, saya terus mengingatkan mereka untuk tidak melupakan asal mula Tzu Chi.

 

Insan Tzu Chi Amerika Serikat telah memperhatikan satu sama lain selama 30 tahun ini. Ajaran Buddha mengatakan bahwa segala sesuatu mengalami perubahan. Kita semua tahu bahwa Lima Agregat pada hakikatnya ialah kosong. Salah satu dari Lima Agregat ialah dorongan pikiran. Tiga puluh tahun yang lalu, banyak relawan di Amerika Serikat yang masih paruh baya. Kini mereka telah lanjut usia. Demikian pula dengan saya. Saya merasa bahwa setiap orang mendedikasikan diri untuk menjalankan Tzu Chi. Saya sungguh sangat bersyukur dan tersentuh.

Misi amal Tzu Chi telah menjangkau 98 negara di lima benua di dunia, termasuk benua Afrika. Lebih dari dua tahun yang lalu, saya terus berkata bahwa kita harus menitikberatkan penyaluran bantuan di Afrika. Belakangan ini, terjangan Siklon Idai membawa dampak bencana serius bagi warga di tiga negara di Afrika yang semula sudah hidup kekurangan. Insan Tzu Chi telah menjangkau lokasi bencana dan menyaksikan penderitaan warga setempat.

 

Kini kita mengimbau orang-orang untuk menolong korban bencana di tiga negara di Afrika Timur tersebut. Bagaimana kita menolong mereka? Sesungguhnya, saya sangat heran. Mengapa setiap kali, lewat siaran berita Da Ai TV, saya selalu melihat bangunan yang bobrok di Afrika? Akhirnya, saya tahu bahwa itu karena upah setempat sangat rendah. Upah setempat hanya 1 dolar AS per hari.

Jika mendapat pekerjaan, mereka dapat memperoleh 1 dolar AS. Jika tidak, mereka tidak memperoleh apa-apa. Setiap keluarga rata-rata terdiri atas lima hingga enam anggota keluarga. Memenuhi kebutuhan pangan saja tidak bisa, bagaimana mereka membangun rumah yang layak? Mereka sangat kekurangan.

 

Saya sangat bersyukur kepada relawan di Zhushan, Nantou. Berhubung Zhushan menghasilkan bambu, maka relawan setempat membuat celengan bambu berbentuk teratai dan mengantarkannya ke Griya Jing Si. Banyak orang yang memberikan koin pada saya sehingga saya bisa memasukkan koin demi koin ke dalam celengan bambu. Mendengar bunyi celengan bambu, saya sangat gembira.

Lima puluh tiga tahun yang lalu, Tzu Chi berawal dari ibu-ibu rumah tangga yang menyisihkan uang ke dalam celengan bambu setiap hari. Mereka berharap saya tetap tinggal di Hualien dan saya meminta mereka menyisihkan uang ke dalam celengan bambu untuk menolong sesama. Berawal dari semangat celengan bambu, kini Tzu Chi telah menjangkau 98 negara dan wilayah serta menolong banyak orang yang jumlahnya tidak terhitung.

 

Bagai ajaran dalam Sutra, banyak hal yang tidak bisa dideskripsikan, tidak terbayangkan, dan tidak terhitung. Selama lebih dari 50 tahun ini, kita telah menolong banyak orang. Jadi, tiada penyesalan dalam hidup saya. Pada 10 tahun pertama Tzu Chi, kita membangun misi amal. Kemudian, saya mengimbau untuk membangun rumah sakit. Rumah sakit ini berhasil dibangun dalam 10 tahun kedua. Kemudian, saat memasuki 10 tahun ketiga, saya mulai mengimbau untuk membangun sekolah. Tahun ini, Akademi Keperawatan Tzu Chi telah berdiri 30 tahun. Saat memasuki 10 tahun keempat, apa yang saya lakukan? Membangun misi budaya humanis.


Kita membangun Empat Misi Tzu Chi dalam 40 tahun. Setelah itu, saya teringat akan pesan guru saya, yaitu “demi ajaran Buddha, demi semua makhluk”. “Demi semua makhluk”, saya sudah melakukan cukup banyak. Saya hendaknya lebih bekerja keras “demi ajaran Buddha”. Karena itu, saya menulis buku demi buku. Saya sangat bersyukur atas buku Kata Renungan Jing Si yang diterbitkan selama 30 tahun ini.

Selama beberapa hari ini, saya terus mendengar bagaimana relawan kita menyebarkan Kata Renungan Jing Si di AS. Kata Renungan Jing Si juga diajarkan di sekolah, seperti Sekolah Menengah Obama. Beberapa waktu yang lalu, mantan kepala sekolah, kepala sekolah, dan guru yang berjumlah belasan orang kembali ke Griya Jing Si dan berkata bahwa metode pengajaran Kata Renungan Jing Si akan diteruskan. Meski kepala sekolah mereka telah pindah ke sekolah lain, Kata Renungan Jing Si tetap diajarkan. Saya merasa sangat bersyukur.

 

Berhubung telah bertutur kata benar, berbuat benar, dan menerbitkan buku yang benar, maka tiada penyesalan dalam hidup saya. Serial buku Kata Renungan Jing Si masih terus diterbitkan. Saya sangat bersyukur. Hal yang menyentuh sangat banyak. Contohnya gempa 21 September 1999 yang telah berlalu 20 tahun dan terjangan Topan Morakot yang telah berlalu 10 tahun. Banyak kisah yang penuh kenangan. Setiap tahun, kita membawa manfaat bagi semua makhluk. Contohnya gempa 21 September 1999. Terima kasih, Bodhisatwa  sekalian.

 

Jangan melupakan asal mula Tzu Chi, yaitu semangat celengan bambu

Jejak cinta kasih menjangkau seluruh dunia

Membangun Empat Misi Tzu Chi

Tiada penyesalan dalam hidup ini karena berusaha membimbing semua makhluk

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 1 Mei 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 3 Mei 2019

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -