Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing Orang dengan Welas Asih dan Kebijaksanaan


“Sebelum bergabung dengan Tzu Chi, saya adalah murid di Pusat Pembelajaran Zhi Xuan. Suatu kali, di pelabuhan, saya mengalami hipoglisemia karena tidak sarapan. Saya pingsan dan jatuh ke dalam air. Saat itu, saya mengira saya sedang tidur nyenyak, tetapi saya juga terus berkata pada diri sendiri, ‘Apakah saya sedang tidur tadi? Apa yang saya lakukan tadi?’ Lalu, saya memberi tahu diri sendiri, ‘Tadi saya sedang belajar mengambil foto di luar ruangan. Saya sedang mengambil foto. Mengapa sekarang saya merasa seperti sedang menendangkan kaki di dalam air?’ Saat itu, saya juga menyadari bahwa saya hampir kehabisan napas. Saya pun segera bergerak ke permukaan air,”
kata Cai Xiang-ling relawan Tzu Chi.

“Begitu naik ke permukaan air, tiba-tiba dalam benak saya muncul satu Kata Renungan Jing Si, yakni ‘berbuat baik dan berbakti tidak bisa ditunda’. Jika saya tidak keluar dari air saat itu, tidak akan ada hari esok bagi saya. Jika demikian, kapan saya bisa menjalankan Tzu Chi? Karena itu, tahun berikutnya, saya segera mengikuti pelatihan relawan dan dilantik pada tahun 2015. Saya terus menjalankan Tzu Chi hingga kini,” pungkasnya.

Saat dia berkata bahwa dia berada di dalam air, saya bertanya padanya, "Bagaimana Anda keluar?" Dia berkata, "Tidak, saya tetap berada di dalam air." Saat seseorang berada di dalam air dan tidak tersesat, kita berharap air tersebut adalah air Dharma yang dapat membasahi batinnya. Dengan demikian, dia akan tersadarkan. Namun, jika terjatuh ke dalam air yang kotor, seseorang akan tenggelam makin dalam.

Air yang kotor bagaikan lumpur hidup. Apakah kalian tahu lumpur hidup? (Tahu) Itu bukan sekadar lumpur di atas permukaan tanah, melainkan kubangan lumpur yang membuat orang tenggelam makin dalam begitu terjatuh ke dalamnya. Menyelamatkan seseorang dari lumpur hidup tidak semudah menyelamatkan seseorang dari air karena dia akan tenggelam makin dalam. Demikianlah makhluk awam.


Jika seseorang memiliki jalinan jodoh buruk, dia tidak akan bisa menerima kata-kata dari orang baik. Meski memiliki sedikit jalinan jodoh untuk terbimbing, dia mungkin akan menghadapi banyak rintangan. Jadi, kekuatan baik dan buruk tarik-menarik. Inilah yang sering saya katakan, kekuatan baik dan buruk tarik-menarik.

“Meski tidak pernah bersekolah dan tidak mengenal huruf, saya bisa berbagi dengan orang-orang di lapas. Kali ini, saya merasa sangat gembira. Di seberang rumah saya, ada sebuah gedung yang akan dibongkar. Seorang pekerja menghampiri saya dan berkata, ‘Nenek, saya adalah mantan narapidana. Saya pernah mendengar kata-kata Nenek dan telah memperbaiki diri sekarang.’ Saya bertanya, ‘Apa yang saya katakan padamu?’ Dia berkata, ‘Berbuat keliru tidak menakutkan, yang menakutkan ialah enggan memperbaiki diri.’ Inilah yang diajarkan oleh Master. Saya tidak mengenal huruf dan tidak pernah bersekolah, tetapi dapat berbagi dengan orang-orang di lapas. Ada pula orang yang berkata bahwa dia mengenali saya dan saya telah menyelamatkan nyawanya. Saya sangat gembira,” kata Zhuang Su relawan Tzu Chi.

Kita hendaklah memiliki hati yang murni. Setiap orang harus memiliki setetes air yang jernih. Akumulasi tetesan air jernih dari setiap orang juga dapat memenuhi guci. Jadi, lakukanlah kebajikan meski sedikit; jangan tidak melakukannya. Yang mengkhawatirkan bukanlah berbuat keliru, melainkan enggan memperbaiki diri. Jadi, kita harus memperbaiki diri. Kita harus menentukan arah tujuan kita.

Saya sering menggunakan tangan saya untuk menunjukkan arah. Setelah menentukan dan memahami arah tujuan kita, kita harus melangkah menuju tujuan kita. Dengan menapaki Jalan Bodhisatwa, kondisi batin kita akan sangat indah. Yang terpenting ialah pencapaian yang diperoleh.


Setelah bersumbangsih, apakah kita dipenuhi sukacita? Apakah kita merasa damai dan tenang? Kita merasa damai dan sukacita karena telah melepas noda batin dari ketamakan dan nafsu keinginan serta menumbuhkan kebijaksanaan kita. Inilah yang disebut damai dan tenang. Jadi, apa yang kita cari dalam mempelajari Dharma? Itu sangat sederhana.

Sesungguhnya, tidak banyak yang bisa dikatakan oleh pembabar Dharma. Kalian berkata bahwa saya selalu membabarkan Dharma. Sesungguhnya, saya hanya mengulangi kebenaran yang sama. Dharma hanyalah tentang melepas keburukan dan melakukan kebaikan. Saya hanya menggunakan berbagai cara agar orang-orang dapat melepas tabiat buruk mereka. Kita harus melenyapkan kegelapan batin.

Kita hendaknya belajar membangkitkan sukacita saat melihat orang baik, meneladan mereka, dan berbuat baik bersama mereka. Kita mengikuti langkah orang baik, berbuat baik, dan menginspirasi orang-orang untuk turut berbuat baik. Demikianlah Bodhisatwa membimbing semua makhluk dari kehidupan ke kehidupan.

Kita selalu berbuat dan berpikiran baik. Menjadi orang baik, berbuat baik, mendukung segala kebajikan, dan mengubah kekotoran menjadi kemurnian, ini bisa dilakukan oleh semua orang. Jika membiarkan saraf otak kita beristirahat, kita akan sulit untuk mengaktifkannya kembali. Karena itu, kita harus aktif menggunakan otak kita dengan melakukan perbuatan baik. Untuk melakukan perbuatan baik, kita harus berkumpul bersama orang baik. Apakah semua orang terlahir baik? Tidak. Kita semua adalah makhluk awam.

Kita harus mencari kesempatan untuk membangkitkan kebajikan dalam diri orang-orang. Kita harus bertutur kata baik pada mereka dan menginspirasi mereka untuk menjadi orang baik. Inilah yang disebut Bodhisatwa. Kita mengumpulkan orang-orang di tengah masyarakat dan membimbing mereka untuk berbuat baik. Inilah yang selalu dilakukan oleh anggota komite kita. Kalian telah menjalankan praktik Bodhisatwa. Saya hendak memberi tahu kalian bahwa kalian telah melakukan hal yang benar. Jadi, kalian dapat merasa tenang dan terus menginspirasi orang-orang, bagai sebutir benih yang bertumbuh menjadi tak terhingga.


Kita membimbing warga lansia untuk melepas kerisauan dan masalah keluarga serta mengembangkan potensi kebajikan mereka agar pikiran mereka tetap tajam, mereka tidak terkena demensia, dan daya ingat mereka tidak menurun. Agar daya ingat mereka tidak menurun, mereka harus terus beraktivitas. Jika bisa melakukan hal yang bermakna dengan gembira di siang hari, mereka bisa tidur nyenyak di malam hari. Semua ini bisa kita lakukan sekarang.

Lewat kalian, saya bisa melihat bahwa Bodhisatwa sungguh tidak beristirahat. Bodhisatwa tidak boleh beristirahat. Jika tidak, Jalan Bodhisatwa akan terputus. Jadi, setiap hari, meski tidak pergi, kita juga harus menggunakan ponsel untuk berbagi kebajikan dengan orang-orang dan mengajak mereka menyaksikan Da Ai TV. Apakah kalian mendengar ucapan saya? (Ya) Ya.

Kita hendaknya mengajari orang-orang menghidangkan masakan vegetaris dan mengajak mereka bervegetaris. Jika semua orang dapat bervegetaris, berarti kita mengerahkan cinta kasih yang sesungguhnya. Buddha datang ke dunia demi membimbing semua makhluk, bukan hanya umat manusia. Kita sering membahas tentang semua makhluk. Semua makhluk juga meliputi hewan, bukan hanya manusia.

Semua orang hendaknya membina keluhuran untuk mengasihi kehidupan. Artinya, kita harus memandang penting nyawa semua makhluk. Melihat semua makhluk hidup, kita merasa bahagia. Ini disebut kebijaksanaan. Dengan hati yang murni, kita mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan. Singkat kata, kita harus menggenggam waktu dan jangan menyia-nyiakan jalinan jodoh.

Kita harus menggenggam jalinan jodoh. Kita juga harus mengembangkan potensi kebajikan kita dengan bertutur kata baik pada setiap orang yang ditemui dan menggenggam waktu untuk menjalankan Tzu Chi. Jalan Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa. Kita harus membimbing orang-orang untuk bergabung dengan Tzu Chi.   

Basuhan air Dharma menumbuhkan kesadaran
Menjalin jodoh baik di tengah kekuatan baik dan buruk yang tarik-menarik
Tidak menyerah menapaki Jalan Bodhisatwa
Membimbing orang memasuki aliran jernih dengan welas asih dan kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 07 Mei 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 09 Mei 2022
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -