Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing Semua Makhluk dan Menyucikan Hati Manusia

Di seluruh dunia, banyak bencana yang terjadi setiap hari. Topan Hagibis yang menerjang Jepang mendatangkan hujan dan menimbulkan banjir. Akibat banjir dan topan, sampah yang tercipta sangat banyak. Berdasarkan siaran berita, sampah yang tercipta kali ini sangat banyak.

Berdasarkan perkiraan Pemerintah Jepang, dibutuhkan sekitar dua tahun untuk membersihkannya. Selain menimbulkan kerusakan serius, bencana kali ini juga menimbulkan masalah lingkungan. Di antara sampah-sampah itu, ada banyak barang yang masih dalam kondisi bagus. Melihat semua barang itu dibuang, saya merasa sangat sayang. Insan Tzu Chi juga membagikan barang bantuan. Dalam memberikan bantuan darurat, kita selalu membagikan selimut dan dana solidaritas.

Manusia terus mengejar materi, tetapi saat bencana terjadi, orang-orang hanya bisa menyelamatkan diri tanpa membawa apa pun. Mereka sungguh sangat membutuhkan barang bantuan darurat.

Dalam hidup ini, masih ada banyak hal yang harus kita lakukan. Saya berharap ada semakin banyak orang yang mengimbau orang-orang berbuat baik dengan kesatuan tekad dan hati. Di dunia yang luas ini, imbauan beberapa orang saja tidak akan terdengar. Dibutuhkan banyak orang di dunia yang luas ini untuk mengimbau satu sama lain berbuat baik. Kita sungguh harus bermawas diri dan berhati tulus.

Ada topan lain yang terbentuk di permukaan laut. Saya berharap semua orang selamat. Kekuatan karma semua makhluk dapat mempengaruhi jalur topan. Jika karma baik lebih kuat, topan akan sedikit menjauh. Kita harus tulus dan senantiasa bersungguh hati. Kita harus lebih bersungguh hati.

 

Kita bisa melihat Bapak Chen di Malaysia. Sebelumnya, dia juga seperti orang-orang pada umumnya. Dia terus memikirkan cara untuk memperbaiki taraf hidupnya. Dia pernah bekerja keras demi menghasilkan uang. Kemudian, dia mulai berjudi dan mengira bisa mendapat banyak uang. Tidak disangka, berjudi malah membuatnya semakin menderita, baik secara fisik maupun batin. Akhirnya, jalinan jodoh pun matang. Anaknya mengikuti kegiatan di sebuah sekolah kita di Malaysia. Dia mengantarkan anaknya ke sekolah dan turut mengikuti kelas. Dia sangat tersentuh dan mulai menjadi relawan.

“Setelah mengikuti kelas budi pekerti, saya menyadari bahwa orang tua harus memberikan teladan bagi anak. Orang tua dan guru adalah teladan bagi anak. Jika kita memberi teladan yang baik, kelak mereka akan melakukan hal yang sama. Dahulu, saya telah berbuat salah. Saya tidak memberikan teladan yang baik. Jadi, kita...,” kata Chen Sheng-li berhenti bercerita.

Karena dahulu Anda berjudi?” tanya relawan Tzu Chi.

“Ya. Saya khawatir jika anak saya melihat saya berjudi, dia juga akan berjudi setelah dewasa. Jadi, saya tidak berjudi lagi. Saya sudah berhenti berjudi,” kata Chen Sheng-li melanjutkan ceritanya.

Dia telah memperbaiki diri menjadi relawan yang sangat berdedikasi. Setelah semakin mengenal Tzu Chi, dia juga mulai menggalang donatur.

“Saya menjual perlengkapan pedagang makanan, seperti sumpit, kantong kertas, sabun cuci piring, kotak nasi, dan pemutih,” kata Chen Sheng-li.

Biasanya, berapa lama jam kerja Anda?” tanya relawan?


“Terkadang dari pukul 7.30 pagi sampai pukul 8 malam. Terkadang, saat pulang pukul 6 malam, saya akan merapikan dagangan saya. Setiap hari, saya bekerja hingga pukul 9 atau 10 malam,” jawab Chen Sheng-li.

Anda begitu sibuk, tetapi masih punya waktu untuk mengumpulkan donasi,” tanya relawan.

“Ya. Karena saya melakukannya dengan gembira. Saya bisa menolong sesama. Bisa bersumbangsih adalah berkah. Tidak semua orang bisa bersumbangsih. Kita yang bisa bersumbangsih harus berusaha semaksimal mungkin,” jawab Chen Sheng-li.

“Suatu kali, saya bertemu dengan seorang pelanggan yang tidak setuju dengan Tzu Chi. Dia berkata, ‘Tzu Chi punya banyak uang. Mengapa kamu masih menggalang donasi?’ Saya berkata, ‘Setiap donasi digunakan pada tempatnya dan didata dengan jelas. Jika Anda ingin melihatnya, saya bisa memperlihatkan datanya pada Anda.’ Setelah mendengar bahwa setiap donasi digunakan untuk hal yang bermakna, mereka pun bersedia menjadi donatur,” kata Chen Sheng-li bercerita.

“Ini meningkatkan keyakinan dan kekuatan saya. Kapan pun saya ada waktu luang, baik pada jam kerja maupun setelah pulang kerja, saya akan mengumpulkan donasi. Setiap orang ingin berbuat baik. Ada warga Indonesia, Thailand, Myanmar, dan Vietnam yang datang ke sini untuk bekerja. Meski hanya bisa berdonasi satu ringgit, tetapi setiap bulan, saat saya pergi, mereka selalu berdonasi. Saya membuat kliping ini untuk menjelaskan pada orang-orang berapa pengeluaran Tzu Chi per bulan, biaya pembangunan pusat cuci darah, dan harga satu mesin cuci darah. Saya berkata, “Harga satu mesin cuci darah 55.000 ringgit.  Kalian bisa berdonasi semampu kalian. Lima puluh ringgit pun sangat berarti,” lanjut Chen Sheng-li.


“Tanpa buku ini, sulit bagi saya untuk mengumpulkan donasi. Di sini ada daftar nama para donatur. Mereka memberikan nama mereka dan saya menyalinnya ke dalam buku. Saya selalu memeriksa buku ini untuk mencari tahu donatur mana yang belum saya kunjungi. Buku ini ikut ke mana pun saya pergi. Saat saya bekerja, buku ini ada di samping saya. Saat pulang, saya juga membawanya. Jika setiap orang membangkitkan kebajikan, dunia akan terbebas dari bencana. Semakin banyak orang baik, perbuatan jahat akan semakin berkurang dan bencana juga akan berkurang,” kata Chen Sheng-li relawan Tzu Chi mengakhiri ceritanya.

Kita menggalang donasi bukan demi uang, melainkan demi menyucikan hati manusia. Dengan banyak uang, kita bisa menolong banyak orang. Dengan sedikit uang, kita tetap bisa menolong orang yang membutuhkan. Yang terpenting, saat merekrut donatur, kita juga menyucikan hati manusia.

Kita bisa berbagi tentang Tzu Chi dengan orang-orang agar mereka tahu bahwa uang yang disumbangkan ke Tzu Chi akan digunakan untuk menolong orang yang membutuhkan. Dengan demikian, benih kebajikan akan tertanam di dalam hati mereka. Terjun ke jalan untuk menginspirasi kebajikan juga termasuk pelatihan diri. Relawan kita telah melakukannya.

Singkat kata, kita berhasil menginspirasi relawan ini dan dia dapat kembali menginspirasi lebih banyak orang. Dia telah merekrut lebih dari seribu donatur.

Singkat kata, Bodhisatwa harus terjun ke tengah masyarakat dan terus menginspirasi kebajikan orang-orang. Demikianlah kita menyucikan hati manusia. Saat berinteraksi dengan sesama, barulah kita bisa menjalin jodoh. Jika tidak, kita tidak akan memiliki kesempatan untuk menjalin jodoh baik.

Kita harus menggenggam kesempatan untuk mengimbau orang-orang bermawas diri dan berhati tulus.

Kekuatan karma memicu terjadinya bencana
Membimbing semua makhluk dengan tulus
Terjun ke jalan untuk mengimbau orang-orang berbuat baik
Menyucikan hati manusia dan menjalin jodoh baik

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 22 Oktober 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 24 Oktober 2019

Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -