Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing Semua Makhluk Menuju Kondisi Batin yang Indah
Entah sudah berapa kali kehidupan kita lalui hingga bisa memiliki jalinan jodoh yang begitu dalam. Saya merasa sangat dipenuhi berkah. Ketika menginventarisasi kehidupan, saya sadar bahwa saya sangat dipenuhi berkah. Berkah ini dimungkinkan karena adanya insan Tzu Chi. Tentu saja, saya juga harus berterima kasih pada diri sendiri karena orang tua telah memberikan tubuh ini dan saya bisa menjaganya dengan baik.
Lalu, dengan sebersit niat, saya bisa memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan menjadi bhiksuni yang justru memberi saya berkah kebijaksanaan. Saya memilih Master Yin Shun sebagai guru saya. Beliau mewariskan jiwa kebijaksanaan dan nasihat untuk bekerja demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Kalimat itulah yang saya pegang sepanjang hidup sehingga jalan yang saya tempuh tidak menyimpang. Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk.
Hampir 60 tahun ini, perjalanan Tzu Chi tidak lepas dari hadirnya para Bodhisatwa. Saat membantu penerima bantuan pertama, saya masih ingat bagaimana waktu itu kami hanya bisa mengumpulkan setiap 50 sen dan mengajak banyak orang untuk berdonasi. Namun, meski uang sudah disumbangkan, kondisi mata pasien tetap tidak membaik.
Dari situlah, saya merasakan betapa penderitaan karena miskin dan sakit adalah penderitaan paling berat di dunia. Sejak saat itu, tertanamlah tekad bahwa membantu orang yang kurang mampu tidak bisa lepas dari memperhatikan kesehatannya. Singkat kata, semua berawal dari sebab dan kondisi.
Jangan meremehkan sebab yang kecil. Jika "sebab" itu kita hargai, "kondisi" akan meluas dan buah yang dihasilkan akan melimpah. Begitulah Tzu Chi dimulai. Ada orang yang menanam "sebab", lalu terbentuklah "kondisi", dan dari sana kembali lahir "sebab" yang baru. Setiap kali kalian menumbuhkan tekad, itulah "sebab". Selain "sebab", ketika kalian bertindak, muncullah "kondisi". Sebab dan kondisi akan berjalan beriringan.

Belakangan ini, saya sering mengingatkan semuanya untuk menginventarisasi nilai kehidupan dengan baik. Saya berharap bahwa sejarah nyata perjalanan kita dapat dikumpulkan dan dicatat. Inilah saat yang tepat untuk meninggalkan catatan sejarah. Hanya dengan begitu, kisah kita akan terjaga kebenaran dan kenyataannya.
Di masa lalu, kita sudah menanam benih untuk menciptakan berkah; sekaranglah saatnya untuk mewariskannya. Janganlah merasa diri sudah tua. Ketika usia menua, saat itulah kita harus mulai mewariskan; ketika usia menua, kita perlu bercerita. Kalau kita sendiri tidak menceritakan apa yang sudah kita lakukan, siapa yang akan tahu?
Di Tzu Chi, kita memiliki banyak teman. Jika kalian semua sungguh-sungguh bertekad, akan ada sekelompok orang yang saling mendampingi. Ketika semuanya saling menyemangati, pasti ada jalan untuk mewujudkan misi. Kita sangat beruntung bisa lahir ke alam manusia ini. Ajaran Buddha hadir di dunia benar-benar untuk membimbing para Bodhisatwa agar terjun ke tengah masyarakat. Era ini adalah hasil dari apa yang kita semua lakukan sekarang. Jika kita tidak mencatatnya, bagaimana orang-orang bisa belajar untuk menjadi Bodhisatwa?
Bodhisatwa adalah orang yang bersumbangsih, membantu orang lain, mendidik semua makhluk, dan terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing mereka. Inilah yang disebut dengan Bodhisatwa. Kita telah berjalan bersama di jalan Tzu Chi. Melalui jalan ini, hendaknya kita menginspirasi banyak orang. Jangan berkata, "Saya sudah tua." Meski sudah tua, kita memiliki banyak ladang pelatihan.

Di Taichung, ada banyak kantor Tzu Chi. Ke mana pun kalian pergi, kalian bisa masuk dan melihat-lihat ke dalam. Kalau ada nama "Tzu Chi", itu adalah rumah kita. Di sana, kalian bisa menyemangati orang-orang dan menceritakan kisah hidup kalian. Inilah yang disebut menjalankan praktik Bodhisatwa di Jalan Bodhisatwa. Ini merupakan pendidikan bagi orang lain. Saya sungguh berharap kalian benar-benar melakukan ini. Dengan begitu, ingatan kita pun akan tetap hidup.
Ingatan tentang Tzu Chi harus kita bawa dari kehidupan ke kehidupan dan jangan sampai terlupakan. Kita harus terus mengingat sahabat lama dan para Bodhisatwa yang berjalan bersama kita. Jika teringat seseorang, kita dapat meneleponnya dan berkata, "Apa kabar? Sudah lama kita tidak berjumpa. Mari datang ke kantor Tzu Chi untuk berbincang-bincang." Inilah yang belakangan ini selalu saya katakan.
Saudara sekalian, hendaknya kita memanfaatkan kekuatan, kebijaksanaan, dan ingatan untuk terus menyambungkan Jalan Bodhisatwa. Inilah yang harus kita lakukan. Jika kita melakukannya, jalan ini akan panjang dan jauh. Kita sudah pernah melewati Jalan Bodhisatwa ini dan telah membentangkannya. Saat ini, hendaknya kita mengajak orang lain berjalan bersama agar merasakan kondisi batin yang indah. Hendaknya kita membimbing orang lain untuk berjalan bersama. Ini sangatlah penting.

Dari kehidupan-kehidupan lampau, kita memiliki hubungan dengan banyak saudara se-Dharma. Hendaknya kita mengumpulkan mereka yang memiliki jalinan jodoh dengan kita agar dapat menjadi Bodhisatwa di kehidupan sekarang. Hendaknya kita membimbing mereka yang memiliki jalinan jodoh dengan kita di masa lalu. Inilah yang seharusnya kita lakukan.
Tzu Chi dimulai dari generasi saya. Saya masih ada, kalian juga masih ada. Kita adalah satu generasi. Dari generasi kita inilah, kita harus memastikan bahwa Tzu Chi terus mengalir. Saya sangat berharap kalian membawa semangat ini ke dalam keluarga. Beri tahu kepada anak dan menantu kalian bahwa berbakti pada orang tua berarti mewarisi tekad orang tua. Biarkan mereka menilai apakah hal yang dilakukan oleh ayah mereka memiliki nilai atau tidak. Jika ya, mereka harus mewariskannya.
Dharma harus benar-benar menyerap ke dalam hati. Hanya dengan begitu, barulah orang lain dapat terinspirasi. Kalian bisa ada bersama saya selama puluhan tahun karena di masa itu, Dharma benar-benar menyerap ke dalam hati. Jadi, di masa sekarang, janganlah merasa diri sudah tua. Hendaknya kita menggenggam jalinan jodoh yang kita miliki dengan erat. Di Taichung, kalian memiliki ikatan yang begitu erat. Jangan biarkan jalinan jodoh terlepas begitu saja.
Menghargai jalinan jodoh sekecil apa pun untuk membentangkan jalan agung
Memanfaatkan tubuh ini untuk menciptakan berkah
Menginventarisasi sejarah kehidupan dengan cermat
Membimbing semua makhluk menuju kondisi batin yang indah
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 17 September 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 19 September 2025