Ceramah Master Cheng Yen: Membimbing Sesamadengan Jembatan Welas Asih

“Kami berasal dari Malaysia. Kami adalah kakak beradik. Saya adalah sang ibu. Saya adalah sang bibi. Sang paman. Saya adalah sang putra. Kami semua bergabung di Tzu Chi,” ujar Li Bing-xuan, relawan Tzu Chi Malaysia.

“Di dalam hati, kita sangat bersyukurselama bertahun-tahun, insan Tzu Chitelah membentangkan jalan yang lapang. Kita sangat berharap di Malaysia, kita bisa menjadi mata dan tangan Master serta lebih banyak bersumbangsih,” tambah Li Bing-xuan.

“Kita belajar lewat bersumbangsih dan memperoleh kesadaran darinya. Selama menjadi relawan, kita menyadari bahwa Master berharap kita bisa mengemban misi Tzu Chi dan membabarkan Dharma. Kita harus mewariskan Dharma kepada setiap orang. Dalam keluarga besar Tzu Chi, semua orang memiliki arah yang sama dan kesatuan hati. Jadi, saya bersyukur kepada Master,” tutur Li Quan-jiao, relawan Tzu Chi Malaysia.


Saya mendengar bahwa ada 18 orang dari satu keluarga yang dilantik bersama. Seluruh keluarga bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong. Ini sungguh tidak mudah. Jika pelatihan diri kita tidak sempurna, maka kita tidak akan bisa membimbing anggota keluarga kita. Karena itu, saya berharap setiap orang dapat meneladani keluarga ini.

Kita harus terlebih dahulu menyempurnakan kehidupan kita, baru bisa menginspirasi orang-orang di sekitar kita. Setelah itu, mereka juga bisa menginspirasi keluarga-keluarga lain. Inilah kehidupan yang sempurna. Tidak mudah untuk mencapainya. Kita semua harus melangkah menuju kebenaran untuk menyempurnakan kehidupan kita.

Kita adalah orang yang dipenuhi berkah dan memiliki jalinan jodoh baik. Kehidupan yang dipenuhi berkah dan jalinan jodoh baik adalah kehidupan yang sempurna. Kehidupan yang dipenuhi berkah dan kebijaksanaan adalah kehidupan yang paling sempurna. Selain itu, kita juga memiliki jalinan jodoh untuk berkumpul bersama dan menyemangati satu sama lain. Ini berkat kekuatan cinta kasih. Kekuatan cinta kasih inilah yang mematangkan jalinan jodoh kita.


Suatu hari, ada seorang relawan kita yang bertanya pada saya, “Master, mengapa kami begitu mengasihi Master?” Saya menjawab, “Karena sebelum kalian mengasihi saya, saya sudah mengasihi kalian. Saya telah menjalin jodoh dengan kalian dari kehidupan ke kehidupan. Karena itu, saya mengasihi kalian dari lubuk hati saya.”

Bodhisatwa sekalian, kalian juga mengasihi saya dari lubuk hati kalian. Saat kita mengasihi satu sama lain dan memiliki arah tujuan yang sama, maka cinta kasih universal akan terbangkitkan. Kekuatan cinta kasih bisa menjangkau seluruh penjuru dunia. Dengan cinta kasih, kita bisa mengatasi semua rintangan dalam hidup kita.

Memiliki kehidupan yang sempurna tidaklah mudah. Saya juga sering mengingatkan diri sendiri bahwa semua orang memiliki kekurangan. Namun, meski usia lanjut adalah suatu kekurangan dalam hidup saya, tetapi ini juga merupakan kelebihan karena saya sangat tenang terhadap hari-hari yang sudah saya lalui.


Waktu saya mungkin tidak banyak lagi, tetapi sejauh ini, saya selalu berusaha untuk menyempurnakan kehidupan saya. Menilik kembali diri sendiri, saya mendapati bahwa saya tidak pernah kekurangan cinta kasih karena kalian semua begitu mengasihi saya. Seperti yang saya katakan kepada anggota Tzu Cheng dan komite, karena saya mengasihi kalian terlebih dahulu di kehidupan lampau, maka di kehidupan sekarang, saya baru bisa mendapatkan cinta kasih dari begitu banyak orang. Ini berkat adanya jalinan jodohyang penuh cinta kasih.

Cinta kasih kita adalah cinta kasih universal. Ada pula relawan-relawan yang pernah berjalan menyimpang. Setelah mengenal Tzu Chi, mereka tersadarkan dan memperbaiki diri. Kini, mereka telah kembali ke jalan yang benar. Mereka juga terjun ke tengah masyarakat dengan cinta kasih universal. Ini berkat adanya relawan yang membimbing mereka. Setelah itu, mereka juga bertekad untuk membimbing orang lain dan bersumbangsih bagi sesama. Ini bagaikan membangun jembatan dengan welas asih agung.


Dalam hidup ini, kita harus membuka dan membentangkan jalan serta membangun jembatan untuk membimbing orang-orang dan menginspirasi mereka melakukan hal yang sama. Untuk membimbing orang-orang, kita harus memiliki arah tujuan yang sama. Buddha menunjukkan arah pada kita agar kita memiliki arah tujuan yang jelas. Setelah mendengar Dharma dan memahami kebenaran, kita tahu bahwa saat ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita atau perbedaan pendapat dengan orang lain, noda batin akan terbangkitkan.

Dengan mendalami prinsip kebenaran, kita memahami bahwa setiap orang menciptakan karma yang berbeda-beda dan akan memperoleh buah karma yang berbeda pula. Jadi, jika segala sesuatu berjalan lancar, kita hendaknya bersyukur. Namun, ada pula sebagian orang yang mengalami banyak hal yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Meski demikian, setelah memahami kebenaran, mereka akan mendapati bahwa di dunia ini ada Dharma yang berkondisi dan pandangan setiap orang berbeda-beda.


Mengapa kini kondisi iklim dan pikiran manusia tidak selaras? Ini karena setiap orang memiliki pandangan masing-masing dan selalu membeda-bedakan. Buddha mengajari kita bahwa semua makhluk adalah setara. Buddha mengajari kita untuk memandang semua makhluk secara setara agar kita bisa hidup damai. Dengan memandang semua orang secara setara, barulah kita bisa hidup berdampingan dengan harmonis. Jadi, kita harus mengubah pengetahuan menjadi kebijaksanaan. Hanya orang yang bijaksana yang bisa memandang semua orang secara setara.

Singkat kata, kita harus memandang semua orang secara setara. Di mana pun berada, kita harus memandang semua orang secara setara. Inilah jalan menuju kebuddhaan dan cinta kasih universal yang sempurna. Jadi, sesungguhnya kalian yang mengasihi saya atau saya yang mengasihi kalian terlebih dahulu? Dari kehidupan ke kehidupan, kita telah menjalin jodoh baik. Semoga jodoh baik kita dapat terjalin hingga selamanya. Mari kita merangkul semua orang di seluruh dunia dengan cinta kasih.

Menyempurnakan kehidupan diri sendiri sebelum membimbing sesama

Saling menyemangati untuk membina berkah sekaligus kebijaksanaan

Membimbing orang-orang yang tersesat dengan jembatan welas asih

Memandang semua orang secara setara dalam jalan menuju kebuddhaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 12 April 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 14 April 2018

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -