Ceramah Master Cheng Yen: Membina Berkah dan Kebijaksanaan demi Ketenteraman Dunia
Waktu berlalu begitu cepat, detik dan menit terus berjalan. Rasanya baru kemarin atau kemarin lusa saya berdiri di tempat ini untuk menyampaikan sesuatu kepada kalian. Sesungguhnya, hal itu telah berlalu 15 hari. Begitulah waktu terus berjalan tanpa henti.
"Seiring berlalunya waktu hari ini, usia kehidupan pun berkurang." Saya pernah mengucapkan kalimat itu kepada kalian dan kini rasanya baru saja terjadi. Ini menandakan bahwa ingatan kita perlahan pudar seiring berjalannya waktu. Hari ini, saya ingin memberi tahu kepada semuanya bahwa ketika berdiri di sini, saya merasa momen hari ini berlalu sangat cepat. Kita harus menyadari betapa singkatnya waktu dalam hidup ini.
Setiap hari, saya merasakan waktu berjalan cepat. Detik demi detik seolah mendorong kita terus maju tanpa henti. Baru saja, saya berjalan perlahan ke luar dan melihat pemandangan sekitar. Pohon-pohon di sana mengingatkan saya pada masa lalu. Dahulu, pepohonan itu tumbuh subur dan kokoh, berdiri tegak di atas tanah, menaungi bunga dan rumput kecil di sekitarnya. Itulah pemandangan yang tenang.

Sekarang, meski masih berdiri kokoh, pohon-pohon itu harus ditopang bambu. Setiap pohon harus ditopang oleh 3 hingga 4 batang bambu yang disilangkan agar tidak roboh. Pohon-pohon itu pernah terluka. Suatu hari, ada angin kencang menghantam dan membuat pohon-pohon itu tumbang. Lalu, pohon-pohon tersebut didirikan kembali dan ditopang dengan 3 batang bambu. Kita berharap agar mereka bisa pulih dan akarnya bisa kembali mencengkeram tanah dengan kuat. Ini sama halnya dengan manusia yang sakit.
Ketika empat unsur alam tidak selaras, pohon pun akan tumbang. Saat itu juga terjadi ketidakselarasan empat unsur alam. Angin yang terlalu kencang menyebabkan akar-akar pohon goyah. Ranting dan daun yang lebat membuat pohon terlalu berat hingga akhirnya miring. Namun, selama memiliki niat, kita bisa melindungi pepohonan.
Saat itu, sekelompok Bodhisatwa dari wilayah tengah, selatan, dan utara pun datang dan menyatukan kekuatan bersama. Tzu Cheng dari wilayah selatan, tengah, utara, dan relawan di Hualien segera menegakkan kembali pohon-pohon itu. Setelah ditegakkan, pohon-pohon itu harus dipastikan telah berdiri kokoh agar akar dan cabangnya bisa pulih dan kembali berfungsi untuk melindungi dunia. Ketika panas menyengat, orang-orang bisa berlindung di bawah rindangnya pohon dan merasakan kesejukan embusan angin.

Pohon yang tumbuh besar dapat melindungi segala sesuatu. Namun, ketika empat unsur alam tidak selaras, pohon-pohon ini juga membutuhkan ahli yang dapat membuat mereka tegak kembali. Bukankah ini serupa dengan kehidupan manusia? Ketika seseorang menua dan jatuh sakit, bukankah generasi berikutnya harus waspada dan merawat mereka dengan baik? Kehidupan yang sehat tercipta ketika semuanya saling menopang satu sama lain.
Seluruh ekosistem di bumi ini bagaikan satu keluarga besar. Jika semua orang di dunia dapat saling berinteraksi dalam cinta kasih dan keharmonisan, dunia ini akan damai. Ketika dunia damai, semua makhluk di bumi pun akan hidup dengan damai pula. Ketika keluarga damai, masyarakat pun akan damai dan harmonis. Jika setiap kabupaten, kota, dan komunitas hidup damai dan harmonis, bukankah negara ini akan menjadi kuat? Inilah dunia yang penuh berkah.
Sesungguhnya, semuanya bergantung pada manusia. Oleh karena itu, setiap orang harus menata hati dengan baik untuk hidup rukun satu sama lain, saling bersyukur, menghormati, dan mengasihi. Inilah keindahan. Seperti kemarin, saat saya mengunjungi Aula Jing Si, semuanya tampak bersukacita dan harmonis. Setiap orang berdiri di posisi masing-masing. Dari lantai atas, saya melihat pemandangan di bawah yang penuh kebajikan dan keindahan. Dunia ini sangatlah indah.


Bodhisatwa sekalian, dunia yang indah ini tidak lengkap tanpa kalian. Keharmonisan, sukacita, dan kebahagiaan ini tidak akan terwujud tanpa Anda, dia, dan saya. Setiap orang melangkah di jalan yang benar dan berdiri di tempat yang seharusnya. Inilah kebenaran sejati di dunia. Saya sering menyebut kata "sejati" karena itu berarti benar dan kebenaran itu datang dari dalam hati setiap orang. Kata ini begitu indah.
Bodhisatwa sekalian, kita adalah kelompok yang sangat indah. Saya berharap setiap orang menumbuhkan cinta kasih dan senantiasa berdoa bagi kedamaian keluarga besar kita dan dunia ini. Kita juga hendaknya berdoa agar hati manusia sehat, masyarakat sehat, alam semesta juga sehat dengan keempat unsur alam yang selaras. Semuanya bergantung pada niat kita.
Saya berdoa bagi kedamaian dunia. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian. Saya berdoa semoga kalian dapat menciptakan berkah dan mengembangkan kebijaksanaan. Ini disebut membina berkah dan kebijaksanaan sekaligus. Terima kasih.
Memanfaatkan setiap detik dan menit tanpa menyia-nyiakannya
Rasa syukur dan hormat akan menciptakan keharmonisan
Mewujudkan ketulusan, keindahan, dan kebajikan di jalan yang benar
Membina berkah dan kebijaksanaan demi ketenteraman dunia
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 12 Mei 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 14 Mei 2025