Ceramah Master Cheng Yen: Membina Berkah dan Kebijaksanaan dengan Sukacita


Hari ini, saya melantik kalian semua. Di kehidupan sekarang, kita memiliki jalinan jodoh untuk melatih diri bersama. Karena itulah, pada momen ini, kita bisa berhimpun di sini. Tadi, kalian berjalan melewati hadapan saya dan saya menyematkan kartu komite atau Tzu Cheng di depan dada kalian satu per satu. Apa yang saya sematkan di depan dada kalian akan selalu mengingatkan kalian untuk menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri dan menjadikan tekad saya sebagai tekad sendiri. Inilah yang disebut mewariskan Dharma.

Saudara sekalian, perlu kalian ketahui bahwa saya selalu berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Saat saya bersujud di hadapan guru saya, beliau berkata pada saya, "Kita memiliki jalinan jodoh yang istimewa sebagai guru dan murid. Kamu ingin berguru pada saya, tetapi saya tidak bisa berbicara banyak padamu sekarang. Intinya, ingatlah untuk berjuang demi ajaran Buddha, demi semua makhluk. Berhubung telah meninggalkan keduniawian, kamu harus memikul tanggung jawab demi ajaran Buddha, demi semua makhluk."

Saya benar-benar menjalankan ajaran guru saya. Setelah bersujud di hadapannya, saya pun menjadi muridnya. Demikianlah saya mulai menjalankan enam kata dari guru saya, yaitu "demi ajaran Buddha, demi semua makhluk". Setiap kali memiliki waktu luang, saya memikirkan guru saya. Saya merenung dengan tenang tentang guru saya. Saya merindukan guru saya setiap detik. Karena merindukan guru saya, saya pun selalu ingat pesan beliau untuk berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk.


Guru saya adalah guru pembimbing di dunia ini. Sebagai muridnya, saya memiliki tanggung jawab untuk membimbing semua makhluk memasuki pintu Dharma yang benar. Jadi, saya harus sangat bersungguh hati. Bodhisatwa sekalian, kalian juga berjodoh dengan saya. Hari ini, insan Tzu Chi dari 8 negara berhimpun di sini. Tadi, saya telah melantik kalian. Mulai sekarang, kalian harus berpegang pada ajaran Buddha.

Selain itu, kalian juga harus menapaki Jalan Bodhisatwa. Kalian adalah Bodhisatwa yang tengah belajar. Saat ini, kita adalah Bodhisatwa yang berpijak di atas tanah. Hakikat Bodhisatwa kita baru saja terbangkitkan. Kita baru saja membangkitkan hati Bodhisatwa untuk bersumbangsih. Kini, sebagai Bodhisatwa yang berpijak di atas tanah, kita harus maju selangkah demi selangkah sesuai aturan dan menuju arah yang benar.

Saat melantik kalian, saya terus mengingatkan kalian untuk terus tekun dan bersemangat. Tekun dan bersemangat tidak memandang usia. Ada orang yang memiliki jalinan jodoh untuk mengenal ajaran Buddha sejak dini, bahkan tumbuh besar dalam keluarga Buddhis ataupun di tengah lingkungan Tzu Chi. Anak-anak seperti ini sangat beruntung. Apa yang didengar dan dilihat, semuanya berkaitan dengan menapaki Jalan Bodhisatwa.

Kekuatan cinta kasih sangatlah penting. Kita berhimpun di sini karena jalinan jodoh dari kehidupan lampau. Tzu Chi telah berdiri di Taiwan hampir 60 tahun. Saat itu, kalian mungkin berada dalam gendongan orang. Kini, puluhan tahun telah berlalu dan kalian telah menjadi anggota komite atau Tzu Cheng. Kita harus meneruskan jalinan jodoh dari kehidupan lampau hingga berbagai kehidupan mendatang. Kita bisa melihat begitu banyak Bodhisatwa yang agung di sini.


Bodhisatwa sekalian, kita harus mengerahkan kekuatan cinta kasih. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Hari ini, kalian semua dilantik. Meski prosesnya sangat singkat, tetapi itu membuktikan jalinan jodoh baik kita dari kehidupan lampau. Kini, kita kembali menyaksikan bahwa jalinan jodoh baik ini akan terus berlanjut hingga berbagai kehidupan mendatang. Mari kita bersungguh hati, membangun tekad dan ikrar, dan membina ketulusan.

Kita telah menyatakan berlindung kepada Buddha, Dharma, dan Sangha. Buddha datang ke dunia dan memasuki Nirvana pada lebih dari 2.500 tahun yang lalu. Namun, ajaran-Nya bertahan hingga selamanya. Hingga kini, kita masih berada di tengah ajaran Buddha Sakyamuni. Meski sudah lebih dari dua ribu tahun berlalu, ajaran Buddha tetap ada di dunia ini. 

Ingatlah, mulai sekarang, pikiran kita harus senantiasa ada dalam Dharma. Jadi, kita harus membangkitkan kebijaksanaan. Dengan adanya Dharma di dalam hati, kebijaksanaan akan terbangkitkan. Hendaklah kita senantiasa berpegang pada cinta kasih dan welas asih Buddha, bersumbangsih di tengah masyarakat, dan mengembangkan kebijaksanaan.


Kita harus memanfaatkan waktu untuk mencari Dharma, mendengar Dharma, dan mempraktikkan Dharma. Dengan mempraktikkan Dharma, kita dapat menjalin jodoh baik dengan semua makhluk dan membentangkan Jalan Bodhisatwa ke seluruh dunia. Saat Dharma ada di dalam hati setiap orang, Dunia Saha ini akan menjadi tanah suci. Di Dunia Saha ini, kita harus bisa menanggung. Di dunia ini, kini kita harus menanggung penderitaan dan bersabar di tengah masyarakat.

Kita hendaknya membuat orang-orang sukacita melihat dan mendengar kita serta menyebarkan Dharma. Inilah yang tengah kita pelajari sekarang dan hendaknya segera kita praktikkan. Membuat orang-orang sukacita melihat dan mendengar kita, inilah yang tengah kita pelajari sekarang. Kita belajar menapaki Jalan Bodhisatwa. Kini, kalian semua harus menapaki Jalan Bodhisatwa. Jalan ini menuju pada pencerahan. Inilah Jalan Bodhisatwa yang ada di tengah belajar dan sadar.

Berani memikul tanggung jawab dengan hati Buddha dan tekad Guru
Menjalankan ajaran dan merenung dengan tenang
Meneladan Bodhisatwa dengan tekun, bersemangat, dan sukacita
Membina berkah dan kebijaksanaan secara luas

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 14 November 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 16 November 2025
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -