Ceramah Master Cheng Yen: Membina Berkah dan Kebijaksanaan di Jalan Bodhisatwa

Halo, semuanya. Tahun Baru sudah hampir tiba. Pertama-tama, saya ingin mengucapkan selamat Tahun Baru kepada kalian semua. Saya merasa bahwa Pemberkahan Akhir Tahun sebelumnya seperti baru diadakan beberapa waktu yang lalu. Dalam sekejap, kita kembali mengadakan acara Pemberkahan Akhir Tahun. Jadi, waktu berlalu dengan sangat cepat.

Pagi ini, saya melihat para Bodhisatwa lansia. Melihat mereka begitu sehat, saya sangat gembira. Mereka juga sangat tekun melatih diri karena ada relawan kita yang membimbing dan memperhatikan mereka. Mereka sangat berdedikasi sehingga memiliki tubuh yang sehat, bahkan yang berusia 90-an tahun juga sangat sehat. Saya sangat gembira melihatnya.

Namun, saat berjalan ke luar dan melihat beberapa relawan kita duduk di atas kursi roda, saya merasa tidak tega. Akan tetapi, ini merupakan hukum alam. Ada orang yang berkata, “Kamu sudah berbuat begitu banyak kebaikan, mengapa bisa jatuh sakit?” Ya, mereka sudah berbuat begitu banyak kebaikan, mengapa bisa jatuh sakit? Kita harus memahami bahwa inilah hukum karma.

doc tzu chi

Perbuatan kita di kehidupan sekarang akan berbuah di kehidupan mendatang. Yang kita alami di kehidupan sekarang disebabkan oleh perbuatan kita di kehidupan lampau. Kita bisa mengikis karma buruk yang kita ciptakan karena di dalam hati kita terdapat Dharma. Tadi, di lantai atas, saya melihat kalian mendengar Dharma dengan tekun dan bersemangat. Dengan adanya Dharma di dalam hati, meski tubuh kita terserang penyakit, kita juga bisa menerimanya dengan penuh pengertian.

Beberapa hari yang lalu, dalam ceramah pagi saya, saya berkata bahwa semua orang memiliki hakikat kebuddhaan. Saya mengulas tentang karma buruk yang diciptakan oleh Devadatta dan akibatnya. Saya juga berkata bahwa jangan karena berbuat baik, kita lantas berpikir bahwa kita sudah sepantasnya memperoleh berkah. Kita harus berpikir bahwa berbuat baik adalah kewajiban kita. Kita bersumbangsih agar semua orang gembira, aman, tenteram, dan sehat.

Saat kesulitan orang-orang teratasi, kita juga merasa gembira. Mereka memperoleh ketenteraman dan kesehatan, sedangkan kita memperoleh kedamaian dan ketenangan. Kedua belah pihak saling menguntungkan. Setelah bersumbangsih, apa kita memperoleh sesuatu? Ya, kita memperoleh sesuatu. Kita memperoleh sukacita dan kedamaian. Apa orang yang kita bantu memperoleh sesuatu? Ya, mereka memperoleh sesuatu. Ada orang yang membantu mereka mengatasi kesulitan. Jadi, kedua belah pihak saling menguntungkan.

doc tzu chi

Apakah hukum karma berlaku di sini? Tentu. Kelak, di kehidupan mendatang, saat orang-orang yang pernah kamu bantu melihatmu, mereka akan merasa gembira. Apakah kalian gembira melihat saya? (Gembira). Ya, kalian merasa gembira. Di kehidupan lampau, saya pasti telah menjalin banyak jodoh baik dengan kalian semua. Jika tidak, di kehidupan sekarang, saya tidak memberikan apa pun pada kalian, malah kalian yang melakukan banyak hal untuk saya, mengapa kalian begitu gembira melihat saya? Berhubung kita pernah menjalin jodoh baik di kehidupan lampau, maka saat bertemu, kita merasa penuh sukacita dan bisa membantu satu sama lain.

Memiliki kesatuan tekad untuk menolong lebih banyak orang, inilah tujuan kita mendalami ajaran Buddha. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita harus tekun dan bersemangat melatih diri dan menginspirasi lebih banyak Bodhisatwa dunia. Sebagai insan Tzu Chi, kita harus giat mempraktikkan ajaran Jing Si dan mewariskan inti sari Dharma dengan Empat Ikrar Agung.

 Kita juga harus menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia dan mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan dengan Empat Pikiran Tanpa Batas. Tahun ini, saya berharap kalian semua bisa mengingatnya. Setiap relawan bertanggung jawab untuk mewariskan ajaran Jing Si. Ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran. Giat berarti melatih diri dengan sepenuh hati.

Untuk mendalami ajaran Buddha, kita harus giat mempraktikkan jalan kebenaran. Sutra menunjukkan jalan dan jalan harus dipraktikkan. Sesungguhnya, Sutra mengajarkan kebenaran. Kebenaran yang terdapat dalam ajaran Jing Si adalah kita harus giat melatih diri. Seperti inilah kehidupan kita di Griya Jing Si.

doc tzu chi

Mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa di dunia. Jalan ini adalah jalan kebenaran. Lebih jelasnya lagi, kita menapaki jalan yang menuju arah yang benar. Jalan ini membimbing kita bersumbangsih bagi masyarakat sesuai kebutuhan mereka. Inilah ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi.

Selama 51 tahun ini, kita telah melakukan banyak hal. Berawal dari Taiwan, kini kita telah memiliki relawan dan kantor Tzu Chi di lebih dari 50 negara. Bayangkanlah, dari tidak ada hingga ada, Tzu Chi berkembang dari hanya bersumbangsih di Taiwan hingga menjangkau lebih dari 90 negara di seluruh dunia.

Dalam sebutir beras, terhimpun cinta kasih sepanjang masa. Kita telah membagikan beras bantuan selama 51 tahun, bukan 50 tahun. Selama 51 tahun ini, entah sudah berapa banyak beras yang kita bagikan. Setiap butir beras mengandung kisah. Ada banyak orang yang rela melakukan pekerjaan berat agar bisa bersumbangsih.

Usia ke-51 Tzu Chi juga akan segera berakhir. Waktu berlalu dengan sangat cepat. Tzu Chi bisa seperti sekarang ini berkat akumulasi tetes demi tetes sumbangsih banyak orang. Bukankah ini menunjukkan bahwa dalam sebutir beras terhimpun cinta kasih sepanjang masa?

Saya mengemban misi demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Saya berharap semangat, filosofi, dan ajaran Buddha dapat tertanam di dalam hati setiap orang. Dengan mendengar Dharma, barulah kita bisa menapaki jalan kebenaran. Jalan kebenaran ini adalah jalan yang rata. Bodhisatwa sekalian, jalan yang rata ini adalah mazhab Tzu Chi. Untuk menyucikan hati manusia dan menciptakan masyarakat yang harmonis, apa yang harus kita lakukan?

Kini perubahan iklim begitu ekstrem. Secara bersamaan, relawan kita di berbagai negara berusaha untuk meredam perubahan iklim demi menciptakan ketenteraman. Untuk menjalankan tugas ini, kita harus menginspirasi lebih banyak relawan. Jadi, dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, jangan pernah berhenti. Kita harus selalu tekun dan bersemangat melatih diri. Inilah imbauan kita untuk semua orang. Terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing sesama, ini sangatlah penting.

Singkat kata, kita harus menghargai segalanya, termasuk Dharma dan jalinan jodoh kita. Semua orang hendaknya bekerja sama dengan harmonis untuk bersumbangsih bagi dunia ini. Bisakah kalian melakukannya? (Bisa). Baik. Saya mendoakan kalian semoga segala sesuatu berjalan sesuai keinginan, setiap hari dipenuhi kebaikan, semakin tekun melatih diri, serta hidup aman dan tenteram.

Tekun dan bersemangat melatih diri untuk memperoleh ketenangan batin

Terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing sesama

Menapaki Jalan Bodhisatwa dengan cinta kasih tanpa pamrih

Bekerja sama dengan harmonis dan mempraktikkan welas asih dan kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 Desember 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 28 Desember 2016

Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -