Ceramah Master Cheng Yen: Membina Insan Berbakat dengan Mengajarkan Kebajikan


“Semua orang mencari teknisi, tetapi sulit untuk menemukannya,”
kata Ibu Guo, warga.

“Ada 15 orang yang datang ke sini. Saya sungguh sangat bersyukur. Meski ini bukan rumah saya, tetapi melihat semua ini, saya sangat terharu,” kata Cai Wei-yi, relawan Tzu Chi.

“Kami telah bekerja sama dengan Divisi Konstruksi untuk memperbaiki rumah korban Gempa 921 dan topan serta para penerima bantuan,” kata Su Guo-ping, teknisi.

“Diri sendiri masih mampu menolong orang lain, ini sangat menyenangkan,” kata Huang Yan-hui, Teknisi listrik dan air.

“Hari ini, ada tim yang bertugas menggergaji dan ada tim yang melakukan pembersihan. Kami membersihkan daun dan ranting pohon, lalu menumpuknya menjadi satu. Setelah itu, truk sampah akan datang untuk mengangkutnya,” kata Wang Kun-he, relawan Tzu Chi.

“Sebanyak 40–50 relawan dari Hexin Miaoli datang dengan naik bus pariwisata untuk mengasihi orang yang Master kasihi,” kata Xu Yu-en, relawan Tzu Chi.

“Saya semula meminta bantuan 20 orang relawan Tzu Chi. Yang sangat menyentuh, hari ini datang 40-an orang, bahkan ada yang khusus datang dari Taipei dan Miaoli untuk membantu sekolah kami. Saya merasa bahwa mereka pasti telah mengesampingkan urusan sendiri, bahkan mengambil cuti demi membantu di sini,” kata Weng Ruo-qin, Kepala SD Chailin.

“Sekitar 70 persen pohon di sekolah tumbang. Patahan ranting pohon pun ada di mana-mana. Area yang perlu dibersihkan sangatlah luas. Saya sangat berterima kasih kepada para relawan Tzu Chi,” kata Cai Jun-sheng, Ketua tim urusan umum.

“Berkat bantuan kalian selama lima hari ini, Vihara Miaoyun dapat kembali beraktivitas seperti semula. Kami sangat bersyukur kepada Tzu Chi,” kata De Han, Bhiksuni Vihara Miaoyun.


Untuk mewujudkan sesuatu, yang terpenting ialah kesatuan tekad. Dunia dan masyarakat sekarang sungguh sangat membutuhkan organisasi seperti Tzu Chi yang peduli terhadap masyarakat dan dunia serta membimbing orang-orang ke arah yang bajik. Saya merasa bahwa masyarakat sangat membutuhkan organisasi seperti ini.

Selama puluhan tahun ini, kita selalu berhati-hati dalam menjalankan Tzu Chi di tengah masyarakat. Contohnya, Kata Renungan Jing Si. Meski terlihat biasa-biasa saja, Kata Renungan Jing Si sangat bermanfaat dan dapat digunakan dalam berbagai kondisi. Selain itu, Kata Renungan Jing Si sungguh telah membantu memperbaiki kehidupan banyak orang di era sekarang. Dalam ajaran Buddha, ini disebut jalinan jodoh. Sesungguhnya, kalimat-kalimat itu tidaklah istimewa, tetapi berkat adanya jalinan jodoh, orang-orang dapat menggunakannya dan memperoleh rasa sukacita darinya. Ini termasuk jalinan jodoh.

Di era sekarang, pendidikan sangatlah penting. Meski penekanan angka kelahiran berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan, tetapi esensi dari pendidikan itu sendiri tetaplah sama. Arah yang pasti dari pendidikan ialah mendidik. Tidak peduli jumlah murid sedikit ataupun banyak, kita tetap harus mengajarkan kebenaran. "Berinteraksi dengan orang yang benar dan perbaiki diri." Saat sesuatu itu selaras dengan kebenaran dan merupakan arah yang benar, kita harus melakukannya dengan sungguh-sungguh.

Kita hendaknya memainkan peran sesuai potensi kita untuk bersumbangsih bagi dunia. Dengan cara yang sederhana ini, kita dapat mengembangkan potensi kita dan melakukan hal yang bermakna bagi dunia ini. Jadi, saya merasa bahwa kita hendaknya sungguh-sungguh menjalankan Empat Misi Tzu Chi. Mengenai Tzu Chi, saya selalu merasa bahwa kita tidak perlu berpikir terlalu banyak. Kini, Empat Misi Tzu Chi telah berdiri stabil dan kita dapat menginventarisasi apa yang telah kita lakukan bagi masyarakat selama puluhan tahun ini.


Belakangan ini, saya selalu mengingatkan insan Tzu Chi untuk menginventarisasi nilai kehidupan diri sendiri. Hidup di dunia ini, sudahkah kita melakukan hal yang bermakna bagi dunia? Sudahkah kita bersumbangsih bagi dunia? Kita harus mengevaluasi apakah nilai yang kita ciptakan setara dengan budi luhur orang tua yang melahirkan dan membesarkan kita. Ini disebut berbakti atau membalas budi luhur orang tua. Bagaimana jika orang tua sudah tiada? Kita tetap harus menjadi orang yang berguna bagi dunia.

Orang tua melahirkan, mendidik, dan membesarkan kita. Sudahkah kita bersumbangsih bagi dunia? Alangkah baiknya jika setiap orang dapat menginventarisasi diri sendiri dan meninjau kembali apakah dirinya telah membawa manfaat bagi dunia. Ini harus diterapkan dalam sistem pendidikan kita. Orang-orang dilahirkan dan dididik hingga dapat membalas budi masyarakat. Berhubung telah dilahirkan, dibesarkan, dan dididik, kini kita hendaknya membalas budi masyarakat. Bersumbangsih tanpa pamrih adalah cara kita untuk membalas budi masyarakat.

Saat menginventarisasi kehidupan sendiri, saya merasa bahwa kehidupan saya bernilai. Saat ini, kita bisa melihat misi amal Tzu Chi dijalankan di seluruh dunia. Tzu Chi terus mencari orang baik untuk berbuat baik. Orang baik dan perbuatan baik ini berawal dari Taiwan. Di seluruh dunia, kita selalu mengimbau warga setempat untuk bersumbangsih bersama. Asalkan merasa dapat melakukannya, semua orang akan berhimpun dan mengumpulkan barang bantuan. Selain memiliki barang bantuan yang cukup, mereka juga berkomunikasi dengan Tzu Chi dan mendirikan Kantor Tzu Chi di wilayah masing-masing.


Kantor Tzu Chi juga merupakan kekuatan cinta kasih yang menyatukan semua orang. Jadi, semua orang hendaknya memahami kondisi Tzu Chi sekarang dengan lebih jelas. Tzu Chi menyalurkan bantuan ke berbagai negara dan saat Taiwan dilanda bencana, orang-orang di berbagai negara juga membantu dengan mengirimkan donasi yang terhimpun dan memberikan dukungan besar. Di dunia ini, asalkan kita bersumbangsih dengan cinta kasih dan mengimbau dengan suara yang tulus, sebagian besar orang akan menyambut imbauan kita untuk berbuat baik bersama.

Buddha berkata, "Yang memasuki pintu-Ku tidak akan menjadi miskin; yang keluar dari pintu-Ku tidak akan menjadi kaya." Ini adalah salah satu ajaran Buddha. Jika ingin bersumbangsih bagi orang lain, kita akan selalu memiliki kekuatan untuk melakukannya. Namun, lain halnya jika kita hanya memanfaatkan nama tanpa disertai kualitas. Jika kita hanya memanfaatkan istilah "amal", tetapi tidak tulus dalam menjalankannya, bagaimanapun tidak akan berhasil. Jadi, kita sungguh harus menjaga kualitas.

Pada dasarnya, setiap orang memiliki cinta kasih dan karakter yang murni. Dengan kesatuan tekad dan karakter yang murni, kita dapat bersumbangsih bagi dunia dengan tenang. Kita tidak perlu berpikir dua kali. Saya pun demikian. Dahulu, kita memulai segalanya dari nol. Belakangan ini, saya terus berpikir bagaimana praktik celengan bambu bisa membuat Tzu Chi seperti sekarang. Jawabannya hanya satu, yaitu ketulusan. Kita bersumbangsih dengan keyakinan yang tulus.

Menapaki jalan kebenaran dengan kesatuan tekad
Menginventarisasi kehidupan dan mengembangkan potensi kebajikan
Meneruskan cinta kasih dengan tulus dan tanpa pamrih
Membina insan berbakat dengan mengajarkan kebajikan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 19 Juli 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 21 Juli 2025
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -