Ceramah Master Cheng Yen: Membuka Pintu Hati dan Bersama-sama Berbuat Baik

Umat manusia harus sungguh-sungguh waspada. Bumi ini telah dirusak oleh umat manusia. Manusia terus menebangi pohon untuk diambil kayunya guna membangun rumah dan membuka hutan untuk membangun jalan. Manusia juga membuang sampah sembarangan sehingga menyebabkan banyaknya tumpukan sampah. Selain itu, makhluk hidup yang hidup di air juga sering terancam oleh sampah-sampah di laut. Makhluk hidup di laut banyak yang akhirnya menelan sampah-sampah itu.

Seorang anak berusia enam tahun di Amerika Serikat dengan penuh emosi dan kesedihan mengungkapkan tentang bagaimana dia melihat bumi terus dirusak oleh manusia. Dia tidak dapat menerimanya. Dia berharap dapat segera tumbuh dewasa agar bisa melindungi bumi. Ibunya mendorongnya untuk membuat poster imbauan tetapi dia merasa tidak cukup. Dia meminta ibunya untuk ikut turun ke jalan untuk memberi imbauan kepada orang banyak.

Bodhisatwa sekalian, bayangkan sebagai orang dewasa yang sudah mendengar ajaran Buddha bukankah kita seharusnya lebih paham akan hal ini? Pada zaman dahulu, iklim begitu bersahabat. Pergantian musim pun sangat teratur. Pohon-pohon, tanaman pangan, dan tumbuhan lain tumbuh sesuai musimnya. Namun, kini keseimbangan alam sudah sangat terganggu. Bukankah ini semua disebabkan oleh ulah manusia? Sungguh, kita semua haruslah bertobat. Jika kita tidak bertobat dan memperbaiki diri maka tingkat perubahan iklim akan semakin mengkhawatirkan. Kemarin, seorang relawan Tzu Chi AS kembali dari Turki. Dia adalah penanggung jawab misi amal. Kali ini, pada Pertemuan Puncak Kemanusiaan Dunia di Turki, Tzu Chi juga diundang untuk hadir dan berpartisipasi dalam pembahasan yang ada. Kemarin relawan ini melaporkan hasilnya kepada saya. Saya sangat bersyukur.

Yang paling membuat saya tersentuh dan bersyukur berkaitan dengan peristiwa tahun lalu dalam KTT Perubahan Iklim di Paris yang digelar oleh PBB tahun lalu. Dalam KTT Perubahan Iklim di Paris meski sudah banyak seruan untuk pengurangan industri dan peternakan tetapi banyak negara tetap berkutat dan menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi yang tentu membutuhkan peningkatan industri. Menyangkut hal itu, saya pernah berkata bahwa semua negara baru mencapai kesepahaman tetapi banyak negara tetap berkutat dan menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi yang tentu membutuhkan peningkatan industri. Menyangkut hal itu, saya pernah berkata bahwa semua negara baru mencapai kesepahaman, tetapi tidak mencapai kesepakatan atau konsensus terlebih lagi resolusi dan tindakan bersama. Saat saya mengatakan ini para bhiksuni di sini mencatat ucapan saya. Para relawan Tzu Chi di Amerika Serikat juga mengutip pesan saya ini.

Dalam pertemuan di Turki kali ini, mereka memasukkan tiga hal tadi, yaitu kesepahaman, kesepakatan, dan tindakan bersama di dalam presentasi mereka. Mereka juga memutarkan ceramah saya dalam kesempatan itu. Ini sungguh menggugah para partisipan di sana. Relawan ini melaporkan bahwa banyak orang di sana yang menerima tiga butir konsep tadi. Mereka menghafalnya dan memasukkannya ke dalam topik bahasan dalam konferensi tersebut. Jadi, bukan hanya harus memiliki kesepahaman, kita juga harus memiliki kesepakatan dan bertindak bersama. Jika kita hanya menyatakan bahwa kita memahami masalah yang ada tanpa adanya kesadaran bersama untuk bersatu mencapai kesepakatan dan bertindak secara nyata, bagaimana kita dapat menyelamatkan semua makhluk? Bagaimana kita dapat menjaga keselamatan Bumi? Lihatlah emosi dan kesedihan anak kecil tadi. Dia menangis dengan suara keras. Melihat hewan-hewan laut menelan sampah yang dibuat manusia dan terancam oleh banyaknya sampah anak kecil ini begitu sedih. Bagaimana dengan kita? Apakah kita tidak peduli? Jadi, kita harus sungguh-sungguh berintrospeksi.

Kita juga melihat di Ekuador insan Tzu Chi pada awalnya merencanakan untuk mengakhiri program bantuan di empat kota. Tak disangka, bupati dari daerah kelima meminta Tzu Chi untuk menjalankan program serupa di daerahnya. Saya sangat setuju dengan program bantuan lewat pemberian upah. Saya tidak merasa bahwa menyediakan bantuan langsung kepada para korban merupakan cara terbaik saat ini. Sebaliknya, membuka kesempatan bagi para korban untuk turut bekerja dan berkontribusi adalah cara yang sangat baik. Karena itu, saya selalu menaruh perhatian kepada program bantuan lewat pemberian upah ini. Program ini telah dijalankan di Manta Puertoviejo, dan Canoa. Mulanya saya mengira daerah berikutnya untuk program ini adalah Jama. Namun, saya terkejut melihat insan Tzu Chi bergerak ke utara, yaitu ke Pedernales. Saat itu saya merasa tidak berdaya. Karena itu, saya secara khusus pergi ke Pedernales untuk meminta bantuan kepada Tzu Chi. Para relawan sangat bersahabat dan setuju untuk menjalankan program ini di Jama untuk membantu warga membangun kembali rumah mereka.

 

Terima kasih kepada bupati kalian karena… Maaf, maaf Jama mulanya tidak termasuk dalam daftar kami. Namun, beliau datang kepada kami sehingga kami memutuskan untuk membantu Jama. Insan Tzu Chi mulanya berencana untuk mengakhiri program ini setelah kota keempat Namun, bupati tersebut datang. Beliau mengasihi warga bagai anaknya sendiri. Berhubung tidak tega, maka kita menyetujuinya. Namun, kita menyampaikan kepada beliau bahwa kita membatasi jumlah partisipan hingga seribu orang saja. Beliau pun setuju. Namun, bagaimana jika jumlah partisipan melampaui batas? Bupati ini secara mengejutkan berkata bahwa jika ada lebih dari seribu partisipan maka beliau yang akan menanggung upah mereka. Seperti yang diperkirakan jumlah partisipan melebihi batas. Bupati tersebut pun benar-benar membayar upah sekitar 200 orang lebihnya. Namun, kita juga melihat para korban juga kembali bersemangat dengan kedatangan relawan Tzu Chi.

Kita sungguh telah melihat kekuatan cinta kasih dapat membangkitkan kekayaan batin setiap orang. Asalkan manusia dapat membuka hati, maka semua orang akan memiliki kekuatan dan potensi yang kaya untuk bersumbangsih. Contohnya, sebagian dari para korban menawarkan diri untuk mencuci pakaian insan Tzu Chi. Ada yang mengantarkan buah-buahan. Ada pula yang pagi-pagi sudah mengukus roti untuk para relawan. Setelah pembersihan selesai sang bupati membagikan uang secara langsung kepada warga. Sama seperti insan Tzu Chi, beliau juga membungkukkan badan Bupati dan warga sama-sama menangis dan berpelukan. Bupati seperti ini sungguh membuat kita tersentuh. Rangkulan penuh rasa syukur antara para warga sungguh menunjukkan keindahan cinta kasih. Semua orang bagaikan satu keluarga. Melihatnya, saya sungguh terharu. Asalkan kita dapat mengembangkan cinta kasih untuk sedikit bersumbangsih maka semua orang di dunia bagaikan keluarga kita.

Tidak sampai hati melihat bumi terluka

Memiliki kesepahaman, kesepakatan, dan resolusi untuk bertindak bersama

Bupati Jama menjadi teladan bupati yang mengasihi warganya

 Bersumbangsih bagi semua orang bagai keluarga sendiri 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 Juni 2016 

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 5 Juni 2016

Hanya orang yang menghargai dirinya sendiri, yang mempunyai keberanian untuk bersikap rendah hati.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -