Ceramah Master Cheng Yen: Membuktikan Silsilah Dharma dan Menyebarluaskan Mazhab Tzu Chi

Hari ini, kita menyaksikan upacara pelantikan Qingxiushi (murid awam yang tinggal dan berkomitmen sepenuhnya mengembangkan misi Tzu Chi -red) angkatan pertama yang yakin pada arah tujuan mereka. Saya mendoakan kalian. Kalian telah terjun ke tengah masyarakat.

Setelah mendengar Dharma, kalian mempraktikkannya hingga memahami kebenaran di dunia dan menyadari bahwa semua kebenaran selaras dengan Dharma. Kalian sedang membuktikan silsilah Dharma. Karena itu, kalian bisa kembali pada sifat hakiki. Saat seseorang kembali pada hakikat Kebuddhaan, dia yang semula tersesat akan kembali ke jalan yang benar, memiliki pikiran benar, pandangan benar, dan perbuatan benar, serta menjalankan keyakinan, ikrar, dan praktik. Mulai sekarang, inilah tujuan kalian.

Sulit untuk mendengar Dharma, tetapi kita telah mendengarnya. Buddha membimbing kita untuk menjadi Bodhisatwa dan menapaki Jalan Bodhisatwa yang lapang. Dengan hakikat Kebuddhaan sebagai benih, kita menapaki Jalan Bodhisatwa. Tujuan kita menapaki Jalan Bodhisatwa ialah mencapai Kebuddhaan. Inilah buah atau hasil yang kita peroleh. Kita akan kembali pada sifat hakiki yang murni tanpa noda.

Saya ingin mengucapkan selamat kepada para Qingxiushi. Semoga kalian terus menumbuhkan jiwa kebijaksanaan, tekun melatih diri, serta menggenggam waktu dan jalinan jodoh. Jangan menyia-nyiakan kehidupan karena waktu berlalu dengan cepat. Jadi, kita harus menggenggam setiap detik untuk mempelajari Dharma dan menapaki Jalan Bodhisatwa.

Atas tubuh yang diberikan orang tua, kita harus membalas budi mereka. Bagaimana membalas budi orang tua? Dengan mendedikasikan diri dan kehidupan kita.


“Saya tahu Ibu merasa tidak rela. Jadi, dengan hati penuh rasa syukur, saya berharap Ibu bisa tenang. Meski saya sangat ceroboh, tetapi saya akan bersungguh hati belajar. Saya yakin ini adalah jalan yang sangat tepat bagi saya. Jika kita bisa menapakinya dengan mantap maka akan ada banyak orang yang bergabung dengan keluarga besar ini dengan penuh keyakinan dan sukacita untuk menyelamatkan semua makhluk. Demi misi Master, mari kita berusaha bersama,” kata Jing Yin, Qingxiushi.

“Saat dia meninggalkan rumah, saya sungguh sangat sedih. Namun, saya tahu bahwa pilihannya datang ke sini benar. Saya juga bergabung dengan Tzu Chi dan berharap seluruh anggota keluarga saya dapat bergabung,” kata Liang Yu-xue, Ibu dari Jing Yin.

“Kehidupan sangat berharga. Kita harus menggenggam setiap momen. Saya sangat bersyukur kepada Master yang telah membuka jalan Qingxiushi ini sehingga kami memiliki kesempatan untuk menganggap dunia sebagai rumah dan semua makhluk sebagai keluarga,” kata Jing Cheng, Qingxiushi.

“Air mata yang menetes hari ini adalah air mata bahagia. Anak saya bisa menapaki jalan yang agung dan lapang ini. Ini merupakan jalan pelatihan diri yang harus dilalui oleh setiap orang,” kata Shi Su-ying, ibu dari Jing Cheng.

Orang tua kalian telah merestui kalian untuk mendedikasikan diri. Mulai sekarang, kalian akan membuktikan silsilah Dharma. Untuk itu, kalian harus menjaga kemurnian tekad kalian.


“Kami bertekad untuk berlindung kepada Buddha, Dharma, dan Sangha, membuktikan silsilah Dharma, berpegang pada ajaran Jing Si, menjadi murid Master Cheng Yen, dan melatih diri sebagai Qingxiushi. Mulai sekarang, kami berikrar untuk berpegang pada ajaran Tiga Permata, mempertahankan nilai-nilai moral, menaati sila dan aturan, serta fokus membawa manfaat bagi sesama dengan menapaki Jalan Bodhisatwa dan selamanya tidak akan mundur,” kata semua Qingxiushi berikrar.

Dari kata “gui yi” (berlindung), “gui” berarti melakukan segala kebajikan dengan hati yang murni tanpa noda. “Gui” berarti beralih dari yang buruk ke yang baik. Karakter ini dibaca “gui”. Kembali pada sifat hakiki yang bajik dan murni tanpa noda, inilah makna dari “gui”.

”Yi” berarti berpegang pada Tiga Permata. Ini bagaikan hidup manusia yang tak lepas dari pakaian. Setelah seorang bayi lahir dan meninggalkan rahim ibunya, hal pertama yang dilakukan ialah memandikannya, lalu segera membalutnya dengan kain dan mengenakan pakaian padanya. Demikianlah kehidupan manusia.

Sejak lahir, kita mengenakan pakaian untuk menjaga martabat sebagai manusia. Hari ini, kita melihat para Qingxiushi mengenakan seragam. Saya berharap para Qingxiushi dapat terlihat anggun dan agung.

Kita telah meresmikan Mazhab Tzu Chi. Di Tzu Chi, para Qingxiushi mirip dengan para biksuni. Meski penampilan mereka tetap sebagai umat perumah tangga, tetapi mereka harus menaati aturan yang sama dengan para biksuni. Dengan penampilan seperti ini, mereka lebih leluasa dalam menolong orang yang menderita. Mereka melenyapkan noda dan kegelapan batin serta memikul bakul beras bagi dunia.


Mereka mengkhawatirkan semua makhluk. Dengan hati tanpa kemelekatan dan noda, mereka memedulikan seluruh dunia. Melihat orang-orang menderita di seluruh dunia, kita membangun tekad dan ikrar untuk mendedikasikan diri dan kehidupan demi menolong semua makhluk. Demikianlah semangat para Qingxiushi. Saya bersyukur atas restu para orang tua.

Hari ini, mereka menghadiri upacara pelantikan dengan gembira. Ini bagai membubuhkan stempel bagi kalian agar kalian terbebas dari kekhawatiran saat membuktikan silsilah Dharma Jing Si. Setelah meresmikan Mazhab Tzu Chi, kini kita akan memulai langkah untuk mewariskan semangat “demi ajaran Buddha, demi semua makhluk”. Kita harus membuktikan silsilah Dharma, berpegang pada ajaran Jing Si, mewariskan ajaran Jing Si, dan selamanya mempertahankan mazhab Tzu Chi. Kita harus selamanya mempertahankan mazhab Tzu Chi.

Mulai hari ini, kalian telah menjadi keluarga besar Buddha. Dunia ini adalah rumah kalian dan semua makhluk adalah keluarga kalian. Kalian harus mengingat tekad kalian hari ini dan jalan yang lapang yang kalian pilih. Kalian telah menyatakan berlindung kepada Buddha, Dharma, dan Sangha. Kalian juga harus ingat untuk mengenal sifat hakiki diri sendiri.

Buddha, Dharma, dan Sangha selamanya terdapat di dalam jiwa kebijaksanaan yang murni.

Pelantikan Qingxiushi angkatan pertama di Tzu Chi
Menjadi keluarga besar Buddha
Kembali pada sifat hakiki yang bajik dan murni tanpa noda
Mendedikasikan diri dan kehidupan dengan keyakinan, ikrar, dan praktik

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 20 Oktober 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 22 Oktober 2019

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -