Ceramah Master Cheng Yen: Memikul Tanggung Jawab dan Menumbuhkan Jiwa Kebijaksanaan

“Hari ini adalah hari orientasi murid kelas satu SD. Relawan Tzu Chi mengadakan baksos gunting rambut bagi anak-anak yang mengalami kesulitan ekonomi. Relawan Tzu Chi juga membagikan seragam sekolah pada mereka. Ini merupakan kontribusi yang sangat baik bagi komunitas dan masyarakat kita,” ujar Kogilan, guru SJKT Palanisamy Kumaran.

“Saya merasa sangat senang. Tadinya, saya khawatir tidak bisa membeli seragam untuk anak-anak. Sekarang Tzu Chi membagikan seragam. Saya sangat gembira,” ungkap Thungasari, orang tua murid.

“Saya tahu betapa pentingnya seragam ini bagi dia dan keluarganya. Meski hidup kekurangan, tetapi mereka berusaha keras untuk menaati peraturan sekolah. Ibunya setiap hari mendampinginya berjalan ke sekolah untuk memastikan dia masuk tepat waktu,” tutur Marquetta Harris, guru pembimbing.

“Saya berterima kasih kepada para relawan yang telah memberikan pakaian kepada saya dan keluarga,” kata Tamyrah Rowe, seorang murid.

doc tzu chi indonesia

Gaya berpakaian menunjukkan kualitas dan karakter diri. Dari tingkat SD hingga perguruan tinggi, semuanya memiliki aturan berpakaian. Masa-masa sekolah sangat berharga. Ini juga menunjukkan betapa berharganya kehidupan ini. Orang yang bisa menerima pendidikan sungguh dipenuhi berkah. Jadi, orang yang bisa menerima pendidikan hendaknya menghargai kesempatan yang mereka miliki untuk menuntaskan pendidikan mereka.

Orang yang dipenuhi berkah hendaknya bersyukur. Kita harus membangun karakter yang baik dengan rasa syukur dan hormat. Lihatlah, murid-murid SD harus mengenakan seragam, mahasiswa-mahasiswi juga harus menaati aturan berpakaian. Murid-murid harus membangun karakter yang mantap.

Selain itu, dalam proses belajar, mereka juga harus menghormati para guru dengan rasa syukur. Mereka harus menghargai sumber daya dan belajar dengan tekun, baru bisa membangun karakter yang baik. Ini sangatlah penting. Setiap pakaian seragam hanya bisa dipakai pada waktu tertentu. Saat lulus dari satu tingkat, kita tak lagi berkesempatan untuk mengenakan seragam yang sebelumnya. Jadi, kita harus menghargai masa sekolah kita.

Belakangan ini, saya terus berkata bahwa kita harus mengenang masa lalu. Begitu terlahir di dunia ini, kita menerima berbagai bentuk pendidikan. Pendidikanlah yang membuat hidup kita bernilai dan penuh harapan. Saat hidup kita berakhir, kita juga bisa menjadi Silent Mentor.

doc tzu chi indonesia

Kali ini, relawan dari Meksiko yang datang ke Taiwan memulai kunjungan dari Taipei, lalu ke Taichung, kemudian ke Hualien. Sepanjang jalan, mereka banyak belajar dan memperoleh banyak pencapaian. Saat tiba di Taiwan, mereka mengenakan “jubah kelembutan dan kesabaran”, yakni seragam relawan dalam pelatihan.

Mereka bertekad dan berikrar untuk mengikuti pelatihan relawan. Mereka mempelajari semua perilaku insan Tzu Chi, juga bersiteguh untuk menggunakan sumpit dan mangkuk. Mereka mempelajari perilaku insan Tzu Chi agar bisa turut menjadi Bodhisatwa. Mereka sangat disiplin. Mereka menaati semua aturan kita.

Bagaimana perilaku relawan kita, itulah yang mereka teladani. Mereka belajar setiap hari hingga memahami bahwa begitu lahir, manusia terus belajar tanpa henti. Sungguh, kita harus terus-menerus belajar. Mereka terus belajar dan melakukan praktik di Taiwan. Saat datang ke Universitas Tzu Chi di Hualien dan mendengar tentang Silent Mentor, mereka terharu hingga meneteskan air mata.

Mereka berkata bahwa dalam hidup ini, manusia hendaknya terus belajar hingga akhir hayat mereka. Inilah pendidikan hidup yang mengajarkan bagaimana mengembangkan nilai hidup. Setelah menerima pendidikan hidup, mereka pulang ke Meksiko dengan semangat misi.

doc tzu chi indonesia

Kali ini, ada 14 orang yang kembali untuk menyatakan berguru pada saya. Setelah menyatakan berguru pada saya, mereka pulang ke Meksiko dengan ikrar melakukan praktik Bodhisatwa. Dengan semangat misi, mereka berikrar untuk menabur benih Tzu Chi di Meksiko. Satu benih bertumbuh menjadi tak terhingga. Jadi, mereka bisa menginspirasi relawan yang tak terhingga.

Mereka bersedia kembali ke Taiwan untuk mempelajari semangat misi Tzu Chi, dan mewariskan ajaran Jing Si di Meksiko. Mereka menjaga keluarga masing-masing dan berkontribusi bagi masyarakat. Inilah misi mereka. Saat mengenakan seragam abu-abu, mereka sudah memiliki semangat misi. Seragam ini bagaikan jubah surgawi yang saya ulas dalam ceramah pagi saat menjelaskan Sutra Bunga Teratai. Jubah surgawi turun dari langit bagaikan hujan.

Apakah jubah tersebut benar-benar turun dari langit? Ini hanya suatu perumpamaan. Artinya, setiap orang harus memiliki misi. Sifat hakiki setiap orang adalah bajik. Kita sering mendengar kata “hati nurani”. Hati nurani adalah hati yang seluas alam semesta, murni, dan tidak ternodai. Inilah yang disebut nurani hakiki.

Orang-orang zaman dahulu berkata, “Melakukan segala sesuatu harus berdasarkan hati nurani.” Demikian pulalah yang diajarkan Buddha. Saat turun hujan, tetes demi tetes air hujan dapat membasahi ladang batin kita. Air juga merupakan sumber kehidupan manusia. Air dapat menyelaraskan unsur tanah, juga dapat menyelaraskan pikiran manusia. Dharma bagaikan air yang dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Karena itulah, kita harus memiliki misi serta kualitas dan karakter yang baik yang dapat terlihat lewat penampilan kita.

“Sekarang kami memperoleh pengakuan. Dengan memperoleh seragam,

kami merasa benar-benar menjadi relawan,” kata Lin Xiu-jie, relawan daur ulang.

“Ini merupakan pengakuan dari Master. Kami akan terus bekerja keras,” kata Kang Mei-rong, relawan daur ulang.

“Sebelum mengenakan seragam ini, saya tidak datang secara konsisten. Namun, setelah mengenakan seragam ini, saya merasa bahwa tanggung jawab saya bertambah,” ujar Wu Lingling, relawan.

“Ini adalah seragam Tzu Cheng. Setelah mengikuti pelatihan dua tahun, kami baru bisa dilantik oleh Master dan mengenakan seragam ini. Saya bangga menjadi relawan Tzu Chi,” ujar Li Jia-lin, relawan Tzu Chi.

Memberikan bantuan di bidang pendidikan dengan membagikan seragam
Menghormati guru dengan rasa syukur dan mementingkan pembangunan karakter
Relawan dari Meksiko kembali ke Taiwan
untuk mempelajari semangat Tzu Chi
Memikul tanggung jawab dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 Maret 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 17 Maret 2018
Bekerja untuk hidup sangatlah menderita; hidup untuk bekerja amatlah menyenangkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -