Ceramah Master Cheng Yen: Memiliki Hati bagai Bunga Teratai untuk Menyelamatkan Semua Makhluk

Kita bisa melihat senyum cemerlang setiap orang. Suasana penuh sukacita ini bagaikan suasana tahun baru. Sehari demi sehari terus berlalu. Kita tidak bisa menghentikan satu detik pun. Karena itu, kita harus menggenggam setiap waktu. Tahun ini, saya melihat bahwa ada staf medis kita yang menjalani pelantikan. Anggota keluarga Tzu Chi kembali bertambah. Saya sungguh sangat gembira. Tzu Chi telah berdiri selama 50 tahun. Sesungguhnya, waktu selama 50 tahun terdiri atas berapa hari dan berapa detik? Sungguh, seiring berlalunya detik demi detik, segala sesuatu terus terakumulasi. Anak-anak terus bertumbuh besar dan orang dewasa terus menua. Lima puluh tahun yang lalu, saya masih sangat muda, baru berusia 20-an tahun, belum mencapai 30 tahun. Dalam sekejap, lima puluh tahun sudah berlalu. Saat itu, Tzu Chi berawal dari semangat celengan bambu. Saya mengimbau orang-orang untuk menyisihkan 50 sen setiap hari. Semangat ini terus diwariskan hingga sekarang. Kini Tzu Chi dapat tersebar ke seluruh dunia berkat semangat celengan bambu pada 50 tahun yang lalu.

RS Tzu Chi Dalin juga sering menyosialisasikan semangat celengan bambu. Saya juga sering melihat penuangan celengan yang menimbulkan suara dentingan dan bagaikan aliran sungai. Sungguh, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Bersumbangsih dengan penuh cinta kasih bukan hanya hak orang berada. Dengan menghimpun tetes demi tetes cinta kasih, setiap orang bisa bersumbangsih. Singkat kata, Tzu Chi selalu menghimpun tetes demi tetes cinta kasih. Dalam pelantikan hari ini, di depan dada kalian tersemat pita bertuliskan “Hati Buddha, Tekad Guru”. Saya yakin kalian telah bergabung dengan Tzu Chi dalam jangka waktu yang sangat panjang sehingga sangat memahami Tzu Chi, baru bertekad untuk menjalani pelantikan. Jadi, mulai sekarang, kalian harus memiliki hati Buddha yang penuh cinta kasih dan welas asih agung yang tidak memandang perbedaan ras, agama, dan kewarganegaraan. Kita harus memiliki cinta kasih yang murni dan tanpa pamrih. Semua relawan yang menjalani pelantikan sudah pernah mengikuti pelatihan. Sepuluh Sila Tzu Chi dan semangat cinta kasih Tzu Chi pasti sudah kalian pahami dengan jelas. Jadi, saya berharap setelah pelantikan hari ini, kalian bisa memiliki hati bagai bunga teratai.

Di dunia yang penuh Lima Kekeruhan ini, kalian bagai bunga teratai yang dapat memperindah kolam yang berlumpur. Meski berada di tengah kolam yang penuh lumpur, bunga teratai tetap bisa mekar dengan indah. Jadi, kita harus menuntaskan misi kita di dunia yang penuh Lima Kekeruhan ini. Karena itu, saya berharap setiap orang dapat memiliki hati Buddha dan tekad Guru. Dengan begitu, barulah hati kita bisa menyatu dengan hati Buddha. Selain itu, kita juga dapat bersama-sama menjalankan tekad kita untuk bersumbangsih bagi semua makhluk yang menderita. Misi kesehatan kita adalah bersumbangsih bagi orang yang menderita karena penyakit. Sebagai praktisi Buddhis, kita juga memiliki sebuah misi, yakni membangkitkan tekad dan ikrar untuk bersumbangsih bagi semua makhluk dengan welas asih yang setara seperti yang dilakukan oleh para Buddha dan Bodhisatwa. Buddha menganggap semua makhluk sebagai anak-Nya sendiri. Jadi, kita harus senantiasa bersungguh hati untuk mengasihi semua makhluk.

Kita bisa melihat para staf RS Tzu Chi Dalin memberikan pelayanan bagai guru tak diundang di 18 desa dan kota di Chiayi. Para staf medis kita pergi ke sekolah, panti asuhan, dan lain-lain untuk menjalankan terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Saat anak-anak itu mengalami kemajuan, para fisioterapis kita merasa kerja keras mereka telah membuahkan hasil. Dengan menjalani terapi, anak-anak itu perlahan-lahan mengalami kemajuan. Inilah misi kita. Dalam pementasan adaptasi Sutra pagi ini, saya melihat para dokter kita, saya melihat para dokter kita, termasuk kepala RS, wakil kepala RS, dan para kepala departemen, semuanya turut berpartisipasi. Hati mereka bagaikan hati Buddha Bhaisajyaguru yang memandang kehidupan semua makhluk secara setara. Mereka bersumbangsih dengan cinta kasih yang jernih, murni, tanpa pamrih, dan tidak ternodai. Melihat pementasan adaptasi Sutra ini, saya sungguh sangat tercengang dan tersentuh.

“Master yang kami hormati dan kasihi, RS Tzu Chi Dalin yang Master dirikan dengan penuh welas asih telah berusia lima belas tahun. Selama ini, semua staf medis kita telah mempraktikkan semangat budaya humanis misi kesehatan Tzu Chi secara nyata. Namun, ajaran Master sangat luas dan dalam. Meski terus berusaha mengejar langkah Master, saya tetap memiliki banyak tabiat buruk dan kemelekatan yang mendalam. Master selalu menanti dan menoleransi saya. Membuat Master begitu khawatir, saya sungguh-sungguh merasa bersalah. Hari ini, kami yang berlutut di hadapan Master, yakni wakil kepala RS, para kepala departemen, seluruh staf medis kita, dan terutama saya sebagai kepala RS, berikrar kepada Master untuk melenyapkan tabiat buruk dan bekerja sama dengan harmonis. Jadi, Master tidak perlu khawatir. Di sini, kami bersujud dan berikrar di hadapan Master,” ucap para staf RS Tzu Chi Dalin.

Terima kasih. Saya sangat tersentuh. Ini sungguh momen yang menyentuh hati. Ikrar ini pasti berasal dari lubuk hati kalian. Saya yakin pada kalian. Saya sangat bersyukur. Semoga semua dokter kita dapat memiliki kesatuan tekad untuk bersumbangsih bagi semua makhluk yang menderita di seluruh dunia. Pasien merupakan tanggung jawab kalian dan semua makhluk adalah tanggung jawab saya. Saya berharap kita memiliki tekad yang sama untuk bersumbangsih bagi makhluk yang paling menderita. Saya berterima kasih kepada para dokter dan relawan kita. Terima kasih. Saya juga berterima kasih kepada semuanya. Dokter dan Bodhisatwa sekalian, terima kasih. “Terima kasih, Master”. Ketulusan kalian membuat saya sangat tersentuh. Ini merupakan persembahan terbaik bagi saya dan kontribusi terbaik kalian. Semoga para dokter dan perawat di RS kita dapat mengasihi semua pasien bagaikan para Buddha dan Bodhisatwa yang mengasihi semua makhluk. Mari kita bersama-sama bersumbangsih bagi semua makhluk yang menderita di seluruh dunia.

Tzu Chi telah berdiri selama lima puluh tahun

Memiliki hati bagai bunga teratai untuk menyelamatkan semua makhluk

Para dokter Tzu Chi mempersembahkan pementasan adaptasi Sutra

Memiliki hati Buddha dan tekad Guru untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 04 Desember 2015

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 02 Desember 2015

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -