Ceramah Master Cheng Yen: Memiliki Tekad yang Teguh untuk Memutar Roda Dharma
Lingkungan di dunia pada dasarnya memang seperti ini, ada yang miskin, kaya, menderita, dan bahagia. Inilah dunia yang disebut dengan Dunia Saha. Di dunia yang penuh suka dan duka ini, kita harus belajar menapaki Jalan Bodhisatwa.
Ketika ada makhluk yang menderita, saya selalu merasa tidak sampai hati. Di mana pun ada penderitaan atau bencana, hati saya merasa tidak tenang. Untungnya, kita memiliki jalinan jodoh sehingga insan Tzu Chi tersebar di mana-mana. Begitu ada bencana di suatu tempat, Bodhisatwa dari segala penjuru akan muncul dan mengerahkan kekuatan untuk bersumbangsih.
"Dalam bahasa Tionghoa, 'Tzu Chi' berarti menyelamatkan dunia dengan welas asih," kata Song Yi-gang, Ketua Tzu Chi Australia.
"Kita tidak saling mengenal, tetapi kalian datang untuk membantu kami. Ini sangat luar biasa. Semua yang kalian lakukan sangat menyentuh hati. Terima kasih," kata Kieron Famell, korban bencana.
Saat ini, banyak negara yang mengalami bencana. Meski berada di lingkungan dan ekosistem yang berbeda, kita selalu berusaha sepenuh hati untuk membantu. Inilah yang disebut menapaki Jalan Bodhisatwa. Orang-orang itu memang bukan kerabat kita, tetapi menapaki Jalan Bodhisatwa berarti memiliki hubungan dengan semua makhluk.
Saat ada makhluk yang menderita, Bodhisatwa harus hadir di tengah dunia. Meski berada di tempat jauh dan tidak bisa dijangkau secara langsung, kita dapat menyalurkan bantuan melalui sekelompok Bodhisatwa yang ada di sana.

"Kami kehilangan hampir 80 persen dari wilayah kota ini. Setiap bantuan sekecil apa pun sangat berarti bagi kami. Hari ini, kalian telah memberi bantuan yang besar. Saya benar-benar menghargainya. Terima kasih," kata Thomas Allietta, Wali Kota Triadelphia.
"Kalian bisa menabung dan memastikan uang itu digunakan untuk hal bermanfaat, yaitu membantu orang lain. Dengan begitu, kalian juga menjadi penolong. Kalian bisa melihat bagaimana cinta kasih menyebar makin luas untuk menjangkau banyak orang," kata Li De-hong, relawan Tzu Chi.
Orang yang membantu orang lain adalah orang yang paling dipenuhi berkah dan tidak akan merasa kesepian di dunia ini. Kita memiliki begitu banyak Bodhisatwa. Bodhisatwa sekalian, hendaknya kita semua menggenggam waktu dengan baik. Dalam setiap langkah, kita harus tekun dan bersemangat. Gunakanlah waktu terbaik dalam hidup untuk melakukan hal yang baik.
Hendaknya kita sungguh-sungguh menggenggam kehidupan dan waktu dengan sebaik mungkin. Selama kita mampu, lakukanlah. Namun, setiap orang harus menjaga diri. Saat melangkah maju, pastikan jalannya rata. Saya berharap semua orang dapat ingat untuk menjaga jiwa kebijaksanaan, cinta kasih berkesadaran, dan ketulusan untuk menginspirasi semua makhluk.
Jumlah orang yang sedikit tidak dapat melakukan apa-apa. Dengan jumlah orang yang banyak, dampaknya pun akan besar. Bodhisatwa dunia harus memberi pengaruh yang baik dengan melangkah di jalan yang benar. Ini memerlukan jumlah orang yang banyak, pemikiran yang benar, serta tekad dan ikrar yang mendalam. Dengan begitu, barulah kita bisa menyucikan dunia. Tanah suci ada di hati dan dunia. Setiap hati kita adalah tanah suci itu. Kita hanya perlu membuka pintunya sendiri. Dharma ada tepat di depan kita.

Saat ini, teknologi telah berkembang pesat. Setiap hari, kalian dapat memaksa diri untuk bangun lebih awal dan mendengarkan Dharma dari Griya melalui teknologi yang ada. Meski kita mengandalkan teknologi untuk menyampaikan suara hingga ke setiap rumah, tetapi jika enam indra tertutup, salah satunya telinga, kita tak akan dapat mendengar suara. Jika mata tertutup, kita tak akan bisa melihat dari mana suara itu datang.
Berkat teknologi saat ini, kita tidak hanya bisa melihat siapa yang berbicara, melainkan juga semua yang ada di sekitarnya. Kalian bisa melihat pemandangan di Griya Jing Si dan lingkungan di luarnya. Teknologi juga membuat kita melihat berbagai kondisi di dunia. Kita bisa menyaksikan kehidupan manusia yang penuh suka dan duka. Oleh karena itu, hendaknya kita memanfaatkan waktu dengan baik.
Jika kita merasa telah menumbuhkan tekad di Tzu Chi, tetapi tidak mewujudkannya dalam tindakan nyata, itu seperti pintu hati yang sudah terbuka, tetapi kedua kaki tidak melangkah keluar. Meski pintu terbuka, jika kita tetap tidak keluar, tidak ada gunanya. Jalan haruslah dipraktikkan. Kalau Anda sudah membuka pintu dan melihat jalan, mengapa tidak berjalan? Semua ini hanyalah soal sebersit niat yang terus berlanjut detik demi detik.
Saya sering berkata bahwa hanya dalam satu detik, niat manusia bisa berubah. Saya sering mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri atas sebersit niat di awal. Berkat sebersit niat itu, saya melihat penderitaan dunia dan bertekad untuk menyebarkan Dharma di dunia demi ajaran Buddha. Selain itu, demi semua makhluk, saya harus melangkah keluar.
Saya sering melihat 2 telapak kaki ini dan mengingatkan diri untuk melangkah keluar. Namun, tubuh ini sudah mengalami penuaan dan sakit. Jadi, hendaknya kita mengajak banyak orang bergabung untuk membawa manfaat bagi masyarakat. Demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk, saya telah membentangkan jalan. Siapa yang akan melanjutkannya? Kalian dan mereka. Kita harus memiliki silsilah Dharma dan mazhab. Silsilah Dharma ialah silsilah Dharma Jing Si.

Bhiksuni sekalian, kita telah memiliki silsilah Dharma sejak awal dan kalian adalah generasi pertama Tzu Chi yang harus mewariskan silsilah Dharma Jing Si ini. Saat ini, hendaknya kita menjaga niat, hati, tekad, dan citra sebagai insan Tzu Chi. Saya merasa sangat bersyukur karena kalian sudah melangkah masuk, mengikuti arah yang saya tunjukkan, dan membangun citra yang baik. Arah ini sudah benar.
Saya merasa sangat bahagia. Jika ada waktu, hendaknya kalian kembali ke Griya untuk mencari akar Tzu Chi. Entah saya ada atau tidak, silsilah Dharma akan terus berlanjut hingga generasi kedua, ketiga, dan seterusnya. Jadi, ingatlah selalu hal ini. Mungkin suatu hari nanti, kalian akan menjadi bibi saya di Tzu Chi. Ya, Dharma tidak pernah berhenti berputar dan kalian pun harus terus mewariskannya.
Dalam kehidupan ini dan kehidupan mendatang, kita harus bertekad untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Ladang pelatihan ini adalah rumah kita bersama yang akan selalu ada. Bisakah kita melakukannya? (Bisa.) Apakah kita merasakan hal yang sama? (Ya.) Terima kasih. Selalu milikilah hati seperti ini.
Menolong mereka yang menderita di Jalan Bodhisatwa
Orang yang bersumbangsih dengan tekun dan bersemangat adalah orang yang paling dipenuhi berkah
Menjaga jiwa kebijaksanaan dan menginspirasi semua makhluk
Memiliki tekad yang teguh untuk memutar roda Dharma
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 09 Agustus 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 11 Agustus 2025