Ceramah Master Cheng Yen: Memperbaiki Diri dan Berbuat Baik Bersama


“Sebelum bergabung dengan Tzu Chi, temperamen saya sangat buruk dan sering memarahi anggota keluarga saya. Seperti yang Master katakan, tanpa kebijaksanaan, bagaimana saya bisa membimbing orang dengan Dharma? Setelah bergabung dengan Tzu Chi, saya berkesempatan untuk mendengar ceramah Master serta merasakan cinta kasih, welas asih, dan tutur kata Master yang lembut terhadap orang-orang. Saya pun bertekad untuk meneladan cinta kasih, welas asih, dan kelembutan Master,”
kata Li Yue-shu relawan Tzu Chi.

“Melihat perubahan saya, anggota keluarga saya juga bergabung dengan Tzu Chi. Putri kedua saya mengikuti pelatihan relawan tahun ini. Di sini, saya mendoakan semoga dia dapat tekun melatih diri di Jalan Bodhisatwa,” pungkas Li Yue-shu.

Saat menginventarisasi kehidupan kita, kita akan mendapati bahwa kekeliruan yang telah kita lakukan tidaklah sedikit. Beruntung, setelah menjadi bagian dari Tzu Chi, kita mulai memperhatikan sesama manusia dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Namun, sesuai hukum alam, waktu terus berlalu detik demi detik. Setelah bangun tidur setiap pagi, bisakah kita menjalani setiap hari dengan baik? Kita tidak tahu. Karena itu, kita harus menggenggam momen ini.

Kini, melihat Bodhisatwa sekalian di hadapan saya, saya ingin berkata bahwa saya sangat bersyukur kita memiliki kesatuan hati. Kita semua menyebut diri sendiri insan Tzu Chi. Sebagai insan Tzu Chi, kita memiliki kesatuan hati. Apakah yang ingin kita lakukan dan ke manakah arah tujuan kita? Arah tujuan kita adalah Jalan Bodhisatwa. Kita semua bersatu hati menapaki Jalan Bodhisatwa.


Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, kita bertutur kata baik terhadap orang-orang. Dengan bertutur kata baik, kita menciptakan pahala. Bertutur kata baik bagai menyebarkan Dharma untuk membimbing semua makhluk. Bagaimana membimbing semua makhluk? Kita harus bertutur kata baik. Apakah yang hendaknya kita katakan? Saya sendiri teringat akan ajaran Buddha dan pesan yang diberikan oleh guru saya, yakni "demi ajaran Buddha, demi semua makhluk". Ini jugalah yang diajarkan oleh Buddha dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Tujuan saya meninggalkan keduniawian ialah bersumbangsih di tengah masyarakat. Tekad awal saya pada saat itu tidak pernah berubah meski waktu terus berlalu. Saya bersyukur telah menyebarkan prinsip kebenaran dengan tulus. Setiap hari, saya mengingatkan diri sendiri untuk berhati tulus. Untuk mengembangkan nilai kehidupan, kita harus tulus. Dengan ketulusan tertinggi, barulah kita dapat memperoleh keluhuran.

Kita harus memperoleh keluhuran untuk mengembangkan nilai kehidupan kita. Saat kita menapaki Jalan Bodhisatwa dengan ketulusan tertinggi, barulah kita dapat memperoleh keluhuran. Keluhuran melambangkan karakter yang baik. Untuk membina karakter yang baik, kita harus melatih diri.


“Saya pensiun pada usia 54 tahun. Setelah itu, saya tidak memiliki kesibukan. Saya menyia-nyiakan bertahun-tahun untuk berjudi dengan teman-teman saya. Suatu hari, saat saya pergi potong rambut, seorang relawan mengajak saya untuk melakukan daur ulang. Mungkin jalinan jodoh sudah matang, saya pun setuju. Saat saya memberi tahu teman-teman saya bahwa saya akan melakukan daur ulang, mereka berkata bahwa saya tidak akan bisa bertahan tiga hari,”
kata Hu Lin Hui-mei relawan daur ulang Tzu Chi.

“Berhubung merasa bahwa hal yang baik harus dilakukan dan jalan yang baik harus ditapaki, saya pun membulatkan tekad untuk melakukannya. Awalnya, saya hanya bersumbangsih setengah hari. Lalu, saya bersumbangsih sepanjang hari. Setelah itu, saya melakukan daur ulang setiap hari. Terima kasih, Master. Berkat adanya depo daur ulang, kami para lansia dapat beraktivitas,” pungkas Hu Lin Hui-mei.

Dia berbagi pengalaman di hadapan banyak orang. Setiap orang bisa menjadi Buddha. Pertobatannya mungkin bisa menginspirasi seseorang yang mendengarnya. Mendengar orang di atas panggung berbagi tentang kekeliruannya di masa lalu, orang yang mendengarkan di bawah panggung mungkin akan berpikir, "Oh, dahulu kamu seperti ini? Saya pun demikian. Melihatmu bertobat, saya hendaknya juga bertobat. Kamu telah berubah dan saya pun akan berubah." Inilah yang disebut menginspirasi dan membimbing orang.


Kita bisa melihat orang-orang berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra. Semua orang sungguh-sungguh berpartisipasi dalam pementasan adaptasi Sutra. Saya sungguh sangat bersyukur. Ini adalah pementasan adaptasi Sutra Makna Tanpa Batas. Tahukah kalian bahwa lebih dari 60 tahun yang lalu, sebelum mendirikan Tzu Chi, saya telah menyalin Sutra Makna Tanpa Batas dalam bahasa Jepang? Ini membutuhkan kerja keras. Sutra ini adalah inti sari Dharma. Setelah saya menyelami Sutra Makna Tanpa Batas, jiwa kebijaksanaan saya pun bertumbuh. Jiwa kebijaksanaan sangatlah penting.

Saya ingin berbagi dengan orang-orang bahwa pada zaman-Nya, Buddha menyadari bahwa kehidupan manusia tak luput dari penderitaan. Penderitaan ini disebabkan oleh lahir, tua, sakit, dan mati yang dialami seiring berjalannya waktu. Bagaimana mengikis karma buruk? Kita harus memahami benih karma kita. Kita harus memahami bagaimana benih karma kita diciptakan di kehidupan sebelumnya. Dalam proses itu, kita menjalin berapa banyak jodoh baik dan buruk? Ini akan memengaruhi kehidupan sekarang. Inilah hukum sebab akibat.

Setelah mengenal ajaran Buddha, kita harus memperbaiki diri. Kita hendaknya memperbaiki tabiat buruk dan melenyapkan ketamakan agar tak lagi mengejar kenikmatan hidup. Selain itu, kita juga hendaknya bersumbangsih, bertutur kata baik, dan membimbing sesama. Ini disebut memutar roda Dharma. Dengan mendengar Dharma dan mempraktikkannya, barulah kita bisa memutar roda Dharma untuk membangkitkan cinta kasih orang-orang. 

Menggenggam waktu untuk memperbaiki diri dan melatih diri
Bertutur kata baik dan membimbing sesama dengan tulus
Memahami benih karma, melenyapkan ketamakan, dan mewariskan inti sari Dharma
Terjun ke tengah masyarakat untuk bersumbangsih dan berbuat baik Bersama

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 26 Juli 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 28 Juli 2023
Luangkan sedikit ruang bagi diri sendiri dan orang lain, jangan selalu bersikukuh pada pendapat diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -