Ceramah Master Cheng Yen: Memperbaiki Kondisi yang Sulit dan Memupuk Jalinan Jodoh Berkah
“Kita tahu bahwa Buddha pergi ke desa-desa untuk menyebarkan Dharma. Buddha bukan hanya menyebarkan Dharma di vihara ataupun istana,” kata Chen Ji-min, Wakil ketua Tzu Chi Malaysia.
Kita melindungi semua makhluk dengan cinta kasih. Inilah cinta kasih agung. Inilah yang dilakukan Dokter Chen. Dia adalah seorang dokter. Dokter dapat melenyapkan penderitaan akibat penyakit, tetapi tidak dapat melenyapkan noda dan kegelapan batin. Karena itu, dia mendedikasikan diri untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dan berangkat dari Malaysia ke Nepal. Kehidupannya di rumah sangatlah nyaman. Namun, kini dia berada di Nepal.
Awalnya, dia sangat tidak terbiasa. Di sana, cuaca sangat panas, kebersihannya kurang baik, dan makanannya berbeda dengan yang biasa dimakan. Namun, dengan tekad dan ikrarnya, dia tetap bertahan. Dengan demikian, semuanya akan berlalu. Selain bertahan seiring waktu, dia juga mencari tahu sumber penderitaan warga setempat. Setelah itu, barulah kita bisa mencari jalan untuk memberikan bantuan.
Saya sering membahas tentang anak yang merangkak di atas lantai dan mencoba mengambil botol susu dengan mulutnya. Melihat dirinya yang penuh pergumulan, kita bagai melihat semua makhluk yang juga penuh pergumulan. Demi memungut botol susunya yang terjatuh, dia harus berjuang dan merangkak di atas lantai. Dia tetap memiliki naluri untuk bertahan hidup. Tiba-tiba, kita melihat seorang laki-laki dengan celana putih dan sepatu putih masuk ke dalam dan saya berseru, "Ada harapan."
Dengan prinsip yang sama, setelah kalian menjangkau Nepal, saya pun merasa bahwa memperbaiki kehidupan di Nepal tidaklah mustahil. Asalkan ada permulaan, itu bisa dipertahankan hingga selamanya. Asalkan kita memulai langkah pertama, akan ada orang-orang yang ikut melangkah. Saat kita menjangkau makhluk yang menderita dan menolong mereka, mereka akan sangat gembira, bagai anak yang tengah bertepuk tangan itu. Apakah begitu saja sudah cukup? Saat mereka bertepuk tangan, kita hendaknya menggandeng tangan mereka. Mereka perlu menyerap lebih banyak jalinan jodoh.

Kini, kita perlahan-lahan mengajari warga setempat untuk bekerja dan melakukan upaya lainnya untuk menjaga kestabilan hidup mereka. Bagi para praktisi, mendengar ajaran Buddha bagai menyedot botol susu hingga dapat menyerap nutrisi dan terbimbing. Bodhisatwa bukan hanya mendorong botol susu ke dalam mulut orang, tetapi juga memapah mereka, menaruh botol susu di posisi yang benar, dan menuntun tangan mereka untuk memegang botol. Jadi, bagaimana hendaknya mereka menerima?
Orang yang membantu mereka harus tahu bahwa hanya mendorong botol susu ke dalam mulut tidaklah cukup, kita juga harus menuntun tangan mereka untuk memegangnya sendiri. Dengan demikian, mereka dapat memperoleh nutrisi dan kita dapat menggandeng mereka untuk berjalan. Semua ini disebut metode terampil. Semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan. Hanya saja, setiap makhluk memiliki kekuatan karma yang telah terakumulasi dari berbagai kehidupan lampau. Jadi, mereka kekurangan di kehidupan sekarang. Namun, kita bersungguh hati membimbing mereka menciptakan berkah.
Lihatlah segenggam beras itu. Jangan meremehkan segenggam beras. Yang menyumbangkan beras bukanlah orang kaya. Jika menyisihkan segenggam beras, kehidupan mereka tidak akan menjadi lebih buruk. Jika tidak menyisihkan segenggam beras, kehidupan mereka pun tidak akan menjadi lebih baik. Kita mengajarkan konsep menciptakan berkah kepada warga setempat. Berdasarkan hukum sebab akibat, mereka telah memupuk berkah dalam kehidupan mereka.

Dengan menyisihkan segenggam beras setiap hari, setiap keluarga dapat mengumpulkan setumpuk kecil beras setiap bulan. Himpunan dari tumpukan-tumpukan kecil ini dapat mencapai puluhan, bahkan ratusan kilogram. Beras yang terhimpun dapat digunakan untuk menolong orang yang lebih membutuhkan. Kita menyebarkan konsep seperti ini di sana. Karena itu, meski termasuk hidup dalam kondisi sulit, warga setempat tetap menyisihkan segenggam beras. Demikianlah mereka menggenggam jalinan jodoh dan membangkitkan cinta kasih.
Dengan membangkitkan cinta kasih dan menyisihkan segenggam beras, mereka tetap dapat makan seperti biasa. Namun, berkah mereka juga terus terakumulasi. Yang mereka akumulasi bukan hanya beras, tetapi juga jiwa kebijaksanaan mereka. Inilah hukum sebab akibat.
Kini, benih sebab sudah ada dan relawan kita memiliki jalinan jodoh dengan mereka. Relawan kita mulai menjalankan Tzu Chi di sana dan memberi tahu warga setempat bahwa penderitaan berasal dari karma kehidupan lampau. Meski mengalami penderitaan di kehidupan sekarang, tetapi dengan adanya konsep menciptakan berkah, mereka dapat berdana dengan setetes air, beberapa butir beras, ataupun segenggam beras. Ini bermanfaat bagi pertumbuhan jiwa kebijaksanaan mereka.

Tetes-tetes cinta kasih dapat membasahi ladang batin mereka agar tidak kering. Kita menjangkau orang-orang dengan ajaran ini agar mereka tahu bahwa berkah bisa terakumulasi sedikit demi sedikit. Berhubung memiliki jalinan jodoh, kita tentu akan terus membantu mereka serta membimbing mereka untuk menolong sesama. Jadi, saya sangat memuji mereka. Saya sungguh terharu.
Setiap tempat yang dijangkau oleh insan Tzu Chi akan menjadi sejahtera. Insan Tzu Chi membawa berkah bagi setiap tempat yang mereka jangkau. Ke mana pun kalian pergi, kalian akan menciptakan berkah di sana. Karena itu, saya sangat bersyukur dan tersentuh.
Ji Di, setelah kembali ke Taiwan serta mendengar dan memahami ajaran saya, Anda harus membawa ajaran saya pulang ke negaramu. Setiap orang bisa melakukannya. Setiap orang adalah Bodhisatwa. Bodhisatwa bukan untuk disembah, melainkan membimbing orang-orang untuk menciptakan berkah. Jadi, Anda adalah Bodhisatwa. Anda harus membimbing banyak orang menapaki Jalan Bodhisatwa. Anda pasti bisa menapakinya sendiri dan membimbing orang-orang menapakinya bersama. Inilah Bodhisatwa.
“Saya akan mengikuti langkah Master dalam menapaki Jalan Bodhisatwa,” kata Sanjeeb Tuladhar, CEO Bodhi TV, Nepal.
Anda harus mengikuti langkah saya dengan erat dan terus melangkah maju. Demikianlah kita menapaki Jalan Bodhisatwa.
Melatih ketahanan dengan terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing semua makhluk
Melenyapkan penderitaan dan membawa kebahagiaan
Membasahi ladang batin dengan Dharma untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan
Memperbaiki kondisi yang sulit dan memupuk jalinan jodoh berkah
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 18 Juni 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 20 Juni 2025