Ceramah Master Cheng Yen: Memperbaiki Pendidikan hingga Melihat Harapan


“Pada tanggal 18 Juni 2022, saya melihat dan mendengar seruan Master. Master berkata, ‘Dua ribu lima ratus tahun telah berlalu dan ikrar Buddha belum sepenuhnya terwujud. Mari kita bersama-sama mewujudkannya.’ Saat melihat dan mendengar seruan ini, saya berkata pada diri sendiri, ‘Saya akan pensiun lebih awal.’ Lalu, saya mendaftar dan memulai perjalanan ini,”
kata Yu Jing-yi, Anggota Asosiasi Guru Tzu Chi.

“Saya masih ingat pada tanggal 2 Desember 2022, tepatnya pukul 10.40 pagi, kami mulai membawa semangat Tzu Chi ke berbagai sekolah di Lumbini. Tidak lama kemudian, kami pun mengadakan pertemuan guru untuk pertama kalinya. Dalam pertemuan itulah, kami mulai menggalang Bodhisatwa dunia secara luas,” pungkas Yu Jing-yi Anggota Asosiasi Guru Tzu Chi.

“Saya sangat tersentuh oleh semua filosofi Tzu Chi karena sangat mirip dengan apa yang ingin saya capai sebagai kepala sekolah. Saya sangat tersentuh oleh Master yang dapat sendirian mengembangkan Tzu Chi seperti sekarang dengan cinta kasih dan welas asih. Saya pun mulai bergabung menjadi relawan. Saya berjanji untuk berusaha semaksimal mungkin mewujudkan impian Master, yakni memperbaiki kehidupan di Lumbini dengan Pendidikan,” kata Kriti Singh Khati, Kepala Sekolah Tzu Chi Lumbini.

Saya sungguh sangat tersentuh. Kita bisa melihat kepala sekolah yang sangat bersungguh hati ini. Terlebih lagi, keluarganya juga sangat mendukung. Keluarganya sangatlah harmonis. Jadi, kita sungguh beruntung memiliki kepala sekolah yang baik yang mengemban tanggung jawab di sekolah. Saya yakin bahwa ada harapan.


Pendidikan adalah proyek harapan. Buddha datang ke dunia demi satu tujuan utama, yaitu mengajari orang-orang menapaki Jalan Bodhisatwa. Ini disebut mempelajari Jalan Bodhisatwa. Kita harus belajar dan sadar. Jika tidak belajar, kita tidak akan sadar. Namun, mempelajari Jalan Bodhisatwa tidaklah mudah. Kita harus terus belajar. Dengan terus belajar dari kehidupan ke kehidupan, barulah kita bisa tersadarkan atau tercerahkan.

Hendaklah kita belajar untuk bersumbangsih. Ajaran Buddha bukan hanya tentang prinsip kebenaran, tetapi juga tentang bagaimana mempraktikkannya. Saat ini, kita harus membuka jalan dan terus membentangkannya agar mudah untuk ditapaki. Jadi, saya sangat bersyukur.

Mengenai tanah kelahiran Buddha, saya memiliki harapan. Kini, harapan saya telah menjadi harapan setiap orang dan kita memiliki kesatuan tekad. Awalnya, ini hanyalah harapan saya sendiri dan saya bertekad untuk mengajak orang-orang mewujudkannya bersama. Saya bersyukur selama puluhan tahun ini, kalian selalu sangat kooperatif. Berhubung mengasihi saya, kalian selalu melakukan apa yang ingin saya lakukan.

Saat saya bertekad untuk melakukan sesuatu, kalian juga bertekad untuk melakukan hal yang sama. Jika tidak, tidak peduli betapa banyaknya cinta kasih dan welas asih saya serta betapa inginnya saya menolong orang-orang, kekuatan saya tetap terbatas. Saya memiliki tekad, tetapi kekuatan saya terbatas. Jika hanya sendirian, stamina saya terbatas. Namun, saya memiliki jalinan jodoh baik. Saya memiliki jalinan jodoh baik dengan Bodhisatwa sekalian.


Selama puluhan tahun ini, apa pun yang ingin saya lakukan, kalian selalu terus-menerus melakukannya. Karena itulah, kini Tzu Chi dapat tersebar ke seluruh dunia. Ini juga berkat cinta kasih dan kekuatan kalian. Jadi, kerahkanlah kekuatan cinta kasih untuk melakukan hal yang benar. Inilah yang harus kita lakukan.

Saya berharap cinta kasih insan Tzu Chi dapat membawa manfaat bagi tanah kelahiran Buddha. Kita memiliki sebidang ladang berkah dan kita semua adalah benih. Para relawan dari Malaysia, Singapura, dan Taiwan memiliki hati yang sama. Di dalam hati setiap orang terdapat benih. Kita bersedia membawa harapan kita ke Nepal dan menabur benih kebajikan di sana. Meski ada lahan dan jalinan jodoh, tanpa kepala sekolah, kita tetap tidak bisa berbuat apa-apa.

Hari ini, kita telah membulatkan tekad. Di bawah pendampingan kalian, kepala sekolah telah kembali ke Hualien. Saya telah mengenalnya dan sangat kagum terhadap kekuatan ikrarnya. Selain itu, beliau juga membangun tekad dan ikrar agung. Saya merasa sangat tenang. Karena itu, saya ingin bersyukur kepadanya.

Pendidikan di masa mendatang akan saya percayakan pada Anda. Harapan Nepal terletak pada kita semua. Mari kita menghimpun kekuatan bersama. Mari kita mengasihi anak-anak setempat dengan tenang, fokus, dan penuh cinta kasih. Dengan hati orang tua, kita membina murid-murid bagai anak sendiri.


“Hati guru bagaikan hati Bodhisatwa Mendidik dengan ketat karena rasa kasih”

Hati guru bagaikan hati Bodhisatwa. Apa yang dimaksud dengan Bodhisatwa? Buddha datang ke dunia demi satu tujuan utama, yaitu mengajarkan praktik Bodhisatwa. Apakah menjadi Bodhisatwa saja cukup? Tidak. Buddha ingin semua orang tercerahkan dan mencapai tataran yang sama dengan Buddha.

Kini, saya mengimbau orang-orang untuk mencapai tataran yang sama dengan saya. Kita semua harus belajar. Anda belajar, saya juga belajar. Kita menapaki jalan yang sama. Guru kalian dan guru saya adalah Buddha. Jadi, kita belajar bersama. Saya belajar lebih awal daripada kalian. Jadi, saya lebih senior daripada kalian.

Kita harus belajar menapaki jalan menuju kesadaran Buddha. Buddha berkata bahwa setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Buddha telah mencapai pencerahan. Kita juga bisa mencapai pencerahan seperti Buddha. Hanya saja, hati Buddha sangat murni, sedangkan kita masih diliputi pikiran bercabang. Kita melatih diri untuk menghapus pikiran bercabang ini. Pikiran seperti ini berfokus pada diri sendiri dan selalu menginginkan segalanya.

Namun, Buddha dan Bodhisatwa ingin memberikan lebih banyak kepada semua makhluk. Lebih banyak apa? Kebijaksanaan. Dengan belajar, kita memperoleh kebijaksanaan. Guru memiliki kebijaksanaan. Namun, guru juga harus mempelajari ajaran Buddha. Setelah itu, mereka mengajarkan cinta kasih agung tanpa pamrih kepada murid-murid. Jadi, kita harus memberikan pendidikan secara bertahap.

Menabur benih kebajikan di tanah kelahiran Buddha
Menjalankan praktik Bodhisatwa tanpa keakuan
Berpegang pada tekad guru untuk mempelajari jalan menuju pencerahan
Mewariskan cinta kasih untuk menggarap ladang berkah

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 November 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 13 November 2025
Dengan keyakinan yang benar, perjalanan hidup seseorang tidak akan menyimpang.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -