Ceramah Master Cheng Yen: Memperdalam Kebajikan untuk Membimbing Umat Manusia


“Saya dan suami saya terinspirasi saat terjadinya Gempa 921. Saat itu, saya sangat tersentuh oleh niat baik dan perbuatan baik para insan Tzu Chi. Karena itulah, kami bergabung dengan Tzu Chi dan terus bertahan hingga sekarang,”
kata Hu Ke-ren, relawan Tzu Chi.

“Selama 10 tahun di Amerika Serikat, saya juga menjalankan bantuan bencana internasional, mendampingi anggota Tzu Ching, mencurahkan perhatian dalam misi amal, dan lain-lain. Saya merasa bahwa ini sungguh telah mengubah kehidupan kami menjadi lebih mantap dan cemerlang,” pungkas Hu Ke-ren.

“Dalam perjalanan mengemban misi, saya juga pernah mengalami pergumulan batin dan berpikir untuk menyerah. Namun, saya teringat akan ajaran Master, ‘Asalkan sesuatu itu benar, lakukan saja.’ Saya mengerti bahwa sering kali, rintangan terbesar saya adalah diri sendiri. Karena itu, saya merasa bahwa saya harus menggenggam jalinan jodoh ini baik-baik untuk mengembangkan nilai kehidupan,” kata Liu Qi-feng, relawan Tzu Chi.

“Tzu Chi merupakan sebuah sekolah pendidikan kehidupan terbaik yang mengajari kita untuk menggunakan welas asih dan kebijaksanaan dalam menghadapi segala hal. Saat ini, saya bukan hanya melakukan pengalihan jabatan karena kehidupan saya telah memasuki paruh kedua, tetapi juga membangkitkan kekuatan ikrar saya,” pungkas Liu Qi-feng.

Dengan cinta kasih terhadap Tzu Chi, hendaklah kita tekun dan bersemangat. Bagaimana hendaknya kita tekun dan bersemangat? Dengan mengenang dan membagikan pengalaman. Semua pengalaman kita adalah sejarah.


Belakangan ini, di Hualien, saya terus memberi tahu para insan Tzu Chi bahwa energi saya untuk memberikan ceramah sudah sangat terbatas. Semua orang hendaknya berlatih. Bagikanlah hal-hal yang telah kalian lakukan di masa lalu dan membuat kalian sangat tersentuh. Bersumbangsih hingga diri sendiri tersentuh berarti kita melakukannya dengan tulus. Jika bersumbangsih dengan hati yang tulus, kita pun akan memuji diri sendiri. Jika yang kita lakukan hanya sedikit, tetapi mengaku telah melakukan sangat banyak, kita akan merasa bersalah.

Kita hendaknya berbagi tentang apa yang telah kita lakukan dan betapa banyaknya orang yang telah bersumbangsih bersama kita. Ini hendaknya lebih sering kita bagikan. Sesungguhnya, insan Tzu Chi selalu bekerja sama untuk menjalankan Tzu Chi. Saya menaruh harapan pada kalian semua. Setelah bersumbangsih, kita memiliki tanggung jawab untuk membagikannya.

Ada banyak topik yang bisa kita bicarakan karena kita sudah lama menjalankan Tzu Chi. Ada banyak orang yang bersumbangsih bersama kita. Kita hendaknya selalu menyimpannya dalam ingatan kita. Segala sesuatu tidak bisa dibawa pergi, hanya karma yang selalu menyertai. Kita telah menciptakan karma baik. Benih karma baik ini harus selalu kita simpan dalam kesadaran kita. Singkat kata, dalam kehidupan ini, hendaklah kita lebih banyak menjalin jodoh baik. Dengan demikian, barulah kita bisa menjalin hubungan antarmanusia yang baik.

Kini, semua yang hadir di sini adalah Bodhisatwa yang sangat senior. Kini, kita hendaknya berbagi bahwa jalinan jodoh baik dari berbagai kehidupan lampau telah mendukung pencapaian Tzu Chi. Saat itu, kalian semua masih sangat muda, saya pun baru berusia paruh baya. Saat itu, kita sudah berhimpun di Tzu Chi.

Kini, Tzu Chi telah menjangkau dunia internasional dan memiliki banyak relawan di berbagai negara. Tahun ini, ada relawan dari 22 negara dan wilayah yang kembali untuk dilantik. Di negara masing-masing, mereka juga sama seperti relawan di Taiwan, harus menjalani pelatihan selama beberapa tahun, baru bisa kembali ke sini untuk dilantik. Semua ini berkat adanya jalinan jodoh.


Tahun ini, ada seorang relawan dari India, Giana Manjhi, yang pernah menjadi pengemis. Di India, sistem kasta sangatlah kentara. Dia sendiri merasa bahwa dirinya adalah kaum Dalit. Namun, insan Tzu Chi terus berusaha untuk merangkulnya dan menggunakan berbagai cara untuk membimbingnya. Kali ini, dia juga kembali untuk dilantik. Intinya, kita harus membimbing dan menolong orang. Di berbagai negara, terdapat banyak orang kurang mampu seperti ini. Saya merasa bahwa kita sungguh dipenuhi berkah. Karena itu, kita hendaknya lebih bersungguh hati.

Melihat kaum muda zaman sekarang, saya teringat akan masa muda kita. Saat berusia 30-an atau 40-an tahun, kalian sudah bergabung dengan Tzu Chi. Melihat saya berjalan, kalian juga mengikuti langkah saya. Kalian juga menjangkau tempat-tempat yang tidak bisa saya jangkau.

Saya sering mengimbau untuk mengasihi orang-orang dengan cinta kasih yang tulus. Ini jugalah yang kalian lakukan. Ke mana pun kalian pergi, kalian bisa berjongkok untuk berbicara dengan warga setempat. Ini sangat mengagumkan. Demikianlah sikap kalian saat menjangkau tempat baru. Bagaimana sikap kalian saat bersumbangsih di Taiwan, demikian pulalah sikap kalian saat menjangkau wilayah lain. Ini juga membuat orang memuji kalian. Inilah yang disebut mulia. Dalam kehidupan ini, kita hendaknya tidak membeda-bedakan kasta. Kita bisa mewujudkannya.

Belakangan ini, saya terus berhimpun dengan relawan dari berbagai negara. Saya menyadari bahwa berkat dedikasi kalian semua, melihat dari sudut mana pun, para relawan luar negeri dapat mempelajari banyak hal. Apa yang mereka lihat dari berbagai sudut membuat mereka merasa bahwa itu harus mereka terapkan setelah pulang ke negara masing-masing.


Latar belakang setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang sangat kaya dan merasa bahwa harus meneladan kalian. Ada pula yang tadinya merasa minder, tetapi setelah berkunjung ke sini, mereka menyadari bahwa mereka tidak perlu minder, cukup lebih sungguh-sungguh dan bekerja keras. Dengan bekerja keras, mereka juga dapat menolong sesama.

Semua orang hendaknya menghimpun kekuatan. Orang yang memiliki kekuatan besar dapat memberikan kontribusi besar, sedangkan orang yang kekuatannya lebih kecil dapat menghimpun kekuatan bersama. Baik mengerahkan kekuatan besar maupun kecil, semuanya akan membawa pencapaian bagi diri sendiri. Jadi, saya sungguh sangat bersyukur.

Kita harus menginspirasi cinta kasih orang-orang. Cinta kasih adalah benih untuk menciptakan berkah. Dengan membangkitkan sebersit niat baik, kita menabur benih untuk menciptakan berkah. Selain berbuat baik sendiri, kita juga mengajak orang-orang untuk turut berbuat baik. Makin banyak niat baik, makin besar pula kekuatan kita.

Jika semangat ini dapat diwariskan dari generasi ke generasi dan menyebar dari Taiwan ke seluruh dunia, pasti akan membawa manfaat bagi kedamaian dan keharmonisan dunia. Jika dapat membangkitkan niat baik, setiap orang dapat menapaki Jalan Bodhisatwa. Saat semua orang menapaki Jalan Bodhisatwa, dunia ini akan menjadi tanah suci. Dengan cara inilah kita membimbing umat manusia.

Menginventarisasi kehidupan dan berbagi pengalaman
Memperdalam kebajikan di dalam kesadaran
Tulus bersumbangsih dan membimbing warga kurang mampu
Mewujudkan tanah suci di dunia

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 19 November 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 21 November 2025
Genggamlah kesempatan untuk berbuat kebajikan. Jangan menunggu sehingga terlambat untuk melakukannya!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -