Ceramah Master Cheng Yen: Memperhatikan Ekosistem dan Turut Bersukacita

“Sebelumnya, ekosistem di sini penuh keanekaragaman. Di desa terdapat lebih dari 3.000 ekor kerbau. Di danau terdapat air, perahu, ikan, dan burung. Namun, kini burung-burung sudah tidak terlihat. Di danau pun sudah tidak ada air,” kata salah seorang warga di Afrika. Kita bisa melihat bencana kekeringan akibat iklim yang tidak bersahabat. Warga sungguh tidak berdaya. Bukan hanya warga yang sulit bertahan hidup, bahkan tanaman pangan pun sulit bertumbuh. Singkat kata, kekuatan manusia memang sangat kecil, tetapi kekuatan karma yang kita ciptakan sangatlah besar.

Bencana akibat ulah manusia dan bencana alam terjadi akibat pikiran manusia yang tercemar. Sedikit demi sedikit niat jahat dan nafsu keinginan dapat membangkitkan noda dan kegelapan batin yang tidak berwujud, yang terus terakumulasi dari kehidupan ke kehidupan. Akibatnya, saat berinteraksi dengan sesama, kekuatan karma buruk terus terhimpun dan perlahan-lahan menyatu menjadi karma buruk kolektif. Ini sungguh menakutkan. Saya sangat khawatir melihatnya. Bagaimana dengan ekosistem dan makhluk hidup di seluruh dunia di masa mendatang? Pengobatan terbaik adalah Dharma. 

Dharma bagaikan air. Bukankah Bab Perumpamaan Tanaman Obat juga mengulas tentang hal ini? Sebidang lahan yang luas dan kering membutuhkan awan dan hujan untuk membasuhnya dan mendatangkan tanda-tanda kehidupan, bagaikan manusia yang membutuhkan air untuk bertahan hidup dan membutuhkan Dharma untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Jadi, kita membutuhkan Dharma dan air. Karena itu, setiap orang hendaknya menghargai air. menggunakan setiap tetes air dengan bijaksana agar dapat menghemat lebih banyak air untuk kepentingan bersama.

Kita juga dapat mengumpulkan barang daur ulang dan menjaga kebersihan mulai dari sumbernya. Dengan mendaur ulang barang-barang itu, kita dapat menghindari pencemaran lingkungan dan mencegah perkembangbiakan nyamuk. Ini baik untuk kesehatan fisik, batin, dan bumi kita. Dengan demikian, manusia dapat hidup di bumi yang bersih dan penuh lingkaran cinta kasih. Inilah kehidupan yang penuh berkah. Kita bisa melihat di Perth, Australia, dokter TIMA menggelar baksos kesehatan bagi lansia dan anak-anak. Selain membawa kegembiraan bagi mereka, kita juga melenyapkan penderitaan mereka. Indah sekali.

“Sungguh luar biasa. Saya merasa sangat nyaman. Saya merasa penuh dengan kekuatan positif karena saya bisa menolong orang-orang. Inilah yang saya rasakan. Saya merasa bahwa baksos kesehatan ini sangat baik karena dapat menolong orang banyak, terutama orang-orang yang tidak berkesempatan untuk berobat,” kata Alex, seorang dokter gigi di Australia. Hidup di dunia ini, kita membutuhkan kekuatan cinta kasih yang tidak membeda-bedakan agama dan ras. Ini bergantung pada pikiran kita.

Kalian seharusnya masih ingat tentang gempa bumi di Tainan. Banyak rumah warga yang retak akibat gempa.  Insan Tzu Chi masih terus mencurahkan perhatian. Setelah tahu bahwa ada yang telah menyewa rumah, insan Tzu Chi mengantarkan makanan hangat dan memberinya selamat karena telah menemukan tempat tinggal. Pada saat yang sama, kita juga mengantarkan perabot rumah tangga daur ulang untuknya. Ini semua merupakan kekuatan cinta kasih. Selain itu, juga ada sekelompok orang dari Suku Dinas Tenaga Kerja. Mereka juga penuh cinta kasih. Mereka membantu memperbaiki rumah warga yang terkena dampak gempa secara sukarela. Ini semua merupakan cinta kasih masyarakat..

“Kami bekerja sama dengan serikat pekerja yang ahli dalam menangani semen, listrik, logam, aluminium, dan cat. Para anggota serikat pekerja membagi tugas dan bekerja sama untuk memperbaiki rumah warga,” kata Lan You-qing, Inspektur Suku Dinas Tenaga Kerja Tainan, “saya merasa sangat gembira, lebih gembira dari bekerja untuk mencari uang. Saya melakukannya dengan gembira dan sukarela. Saya juga melakukannya dengan hati penuh sukacita. Semoga kehidupan para korban gempa dapat kembali seperti sediakala.” Inilah cinta kasih. Saat kekuatan cinta kasih terbangkitkan, hidup kita akan berbeda. Jika kita bekerja demi hidup, kita akan merasa tidak senang. Namun, jika hidup demi bekerja, kita akan merasa sangat gembira. Dengan memiliki semangat misi seperti ini, saat bersumbangsih bagi orang lain, kita akan merasa sangat gembira. Inilah kekuatan cinta kasih.

Masyarakat yang begitu penuh cinta kasih dan rela bersumbangsih sungguh pantas dipuji. Inilah yang harus dilakukan oleh warga Taiwan sekarang. Saya berharap antarmanusia dapat saling memuji dan saling berbagi ajaran kebenaran. Saat orang lain berbuat baik, kita harus memuji mereka dan turut bersukacita untuk mereka. Dengan memuji orang yang berbuat baik, kita juga telah menciptakan pahala. Ini karena pujian kita dapat menumbuhkan kekuatan kebajikan orang lain. Dengan begitu, barulah masyarakat bisa harmonis, aman, dan tenteram. Tidak berbuat baik juga tidak apa-apa. Dengan memuji perbuatan baik orang lain saja, kita sudah dapat menciptakan pahala.

Janganlah kita menggunakan berbagai cara untuk menahan kekuatan kebajikan. Jika tidak, kelak masyarakat akan mengalami penderitaan yang tak terkira. Jadi, agar masyarakat harmonis, aman, dan tenteram, kita harus bersumbangsih dengan segenap hati dan tenaga. Kita dapat menyumbangkan tenaga atau uang sesuai kemampuan kita. Enggan menyumbangkan tenaga ataupun uang juga tidak apa-apa. Setidaknya, kita dapat memuji orang yang melakukan hal yang benar. Ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri mereka. Jadi, dengan kekuatan cinta kasih, kita dapat mendukung orang lain menapaki jalan kebenaran. Mendukung orang lain menapaki jalan kebenaran juga merupakan suatu pahala.

Kita bisa melihat para Bodhisatwa daur ulang yang sepanjang hari berada di tengah tumpukan sampah tanpa takut aroma tidak sedap dan kotor. Mereka terus memilah barang daur ulang agar barang-barang itu dapat dimanfaatkan kembali. Selain melakukannya sendiri, mereka juga terus mensosialisasikan hal ini dengan harapan orang-orang yang melihatnya dapat terinspirasi untuk melakukan daur ulang. Teringat akan para Bodhisatwa daur ulang, saya sungguh sangat bersyukur. 

Saya berharap setiap orang dapat bersyukur dan memuji para relawan daur ulang. Para relawan daur ulang terus bersumbangsih tanpa pamrih. Asalkan bisa mendengar orang-orang berkata bahwa mereka telah melakukan hal yang benar, mereka sudah merasa sangat gembira. Yang mereka inginkan tidaklah banyak, hanya pengakuan dari orang-orang. Inilah tujuan yang harus kita capai.

Keseimbangan ekosistem terganggu sehingga makhluk hidup sulit bertahan

Menggelar baksos kesehatan dan menghargai sumber daya alam

Membantu memperbaiki rumah korban gempa

Menjaga kebersihan barang daur ulang dan turut bersukacita melihat perbuatan baik

Sumber: Lentera Kehidupan  tanggal 22 Maret 2016

DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 24 Maret 2016

Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -