Ceramah Master Cheng Yen: Memperhatikan Saudara Se-Dharma dan Menghimpun Jalinan Jodoh Baik
“Sejak masa-masa awal, Kakak Fan Feng-tian sangat berdedikasi. Beliau berpartisipasi dalam kegiatan daur ulang, pembacaan doa, dan upacara pelepasan di berbagai wilayah. Karena itu, beliau menjalin banyak jodoh baik. Beliau menunjukkan ketidakkekalan pada kita saat dirinya terluka parah dalam sebuah kecelakaan. Namun, pikiran benar, kegigihan, dan keberaniannya membuat kami para insan Tzu Chi Hsinchu makin termotivasi,” kata Hong Gui-mei, relawan Tzu Chi.
“Setelah mengalami kecelakaan dan akhirnya pulih kembali, dia berusaha semaksimal mungkin untuk berpartisipasi dalam aktivitas Tzu Chi dan bersumbangsih dengan sukacita. Pada tanggal 3 Februari, dia tiba-tiba tidak sadarkan diri dan segera dilarikan ke rumah sakit. Kami bersyukur atas perhatian Master serta para bhiksuni Griya Jing Si dan saudara se-Dharma. Saat ini, pemulihannya berjalan dengan baik dan dia tengah berlatih berjalan. Jadi, mohon Master tenang,” kata Fan Lin Chun-xiang, relawan Tzu Chi.
Saya sangat tersentuh dan sukacita. Dahulu, dia sungguh sangat tekun dan bersemangat. Tzu Chi harus senantiasa ada dalam pikirannya, barulah dia bisa mempraktikkan ajaran Buddha dan Jalan Bodhi dari kehidupan ke kehidupan.
“Dahulu, saya sangat pemalu dan tidak berani berbicara. Saat itu, Bibi Ai-zhu berkata, ‘Di Hualien, ada seorang Master. Dengan 100 dolar NT, kita dapat menyelamatkan orang.’ Saya pun menjadi donaturnya. Kemudian, saya memberi tahu teman-teman saya dan mereka juga menjadi donatur. Saya berbagi dengan setiap orang yang saya temui. Saya juga berbincang-bincang dengan seorang pedagang di tepi jalan. Saya terus berinteraksi dengannya dan akhirnya dia menjadi komisaris kehormatan Tzu Chi. Dengan kata-kata saya, saya berhasil menginspirasi beberapa anggota komite,” kata Huang Lai-hao, relawan Tzu Chi.
“Master, saya sungguh bersyukur kepada Master. Dengan menjalankan Tzu Chi, saya menjadi memiliki keberanian untuk berbicara. Dalam mempromosikan vegetarisme, saya telah meyakinkan tiga tukang jagal untuk beralih profesi,” pungkas Huang Lai-hao.

Kisah setiap insan Tzu Chi bagaikan kitab. Apa yang kita lakukan sangatlah bermakna. Lihatlah para Bodhisatwa lansia kita. Kini, rambut semua orang telah memutih. Dalam ingatan saya, masa lalu bagai belum lama terjadi. Saat itu, kalian masih menjalankan Tzu Chi bersama saya dan sering muncul di hadapan saya. Rambut kalian pun masih hitam.
Saat ini, saya sendiri dan kalian semua telah lanjut usia. Yang membuat saya sangat sukacita ialah pikiran dan kebijaksanaan kita tidak berubah. Pikiran dan kebijaksanaan kita tidak berubah. Pikiran kita masih sangat tajam. Interaksi kita tak luput dari Tzu Chi dan jauh dari pergunjingan. Saat bertemu dengan orang-orang, yang kita bicarakan ialah Tzu Chi.
Saat berinteraksi dengan orang-orang, kita sesungguhnya tengah membimbing mereka. Mengenai "membimbing semua makhluk", orang-orang mungkin berpikir bahwa hanya para Buddha dan Bodhisatwa yang bisa melakukannya. Sesungguhnya, asalkan membina kebajikan di dalam hati, setiap orang dapat membimbing semua makhluk.
Kesehatan sangatlah penting. Belakangan ini, saya berkata bahwa kita harus mencegah jatuh. Bagi insan Tzu Chi, ini sangatlah penting. Kita harus mencegah orang-orang terjatuh. Karena itulah, para relawan kita memasang pegangan dan melakukan daur ulang alat bantu untuk menolong orang-orang yang membutuhkan. Demikianlah kita menghargai berkah. Kita menghargai sekaligus menciptakan berkah.

Belakangan ini, di berbagai tempat, saya mendengar tentang daur ulang alat bantu. Sedikit demi sedikit, kita menciptakan berkah bagi masyarakat. Melihat angka dari alat bantu, kita menyadari bahwa akumulasi kekuatan kecil dapat membentuk kekuatan besar untuk membawa manfaat bagi orang banyak. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Begitu pula dengan diri kita.
Asalkan kita semua membangkitkan sebersit niat dan mengerahkan sedikit kekuatan untuk membantu, kekuatan yang terbentuk akan sangat besar. Karena itulah, kita bisa menjalankan Tzu Chi hingga sekarang. Jalinan jodoh kita juga terus terhimpun sedikit demi sedikit sehingga Tzu Chi dapat menjangkau berbagai negara lainnya. Saya sungguh sangat bersyukur.
Lihatlah relawan dari Taoyuan dan Hsinchu yang hadir hari ini. Berhubung tahu bahwa saya berada di sini, kalian pun datang untuk menemui saya dan saya berbincang-bincang dengan kalian. Sesungguhnya, apa yang ingin saya sampaikan ini sudah sering kalian dengar. Semua kata-kata ini sudah sering kalian dengar dan sebarkan, bahkan sering kalian jalankan dengan penuh tekad.
Mari kita mengerahkan segenap hati dan tenaga untuk mengembangkan nilai kehidupan kita. Setiap hari, saya juga menginventarisasi nilai kehidupan diri sendiri. Setelah menginventarisasi nilai kehidupan diri sendiri, saya sangat bersyukur kehidupan saya sangat bernilai. Bukankah kalian yang hadir di sini sekarang memiliki jalinan jodoh dengan saya? Setelah mengenal ajaran saya, kalian mulai mengubah arah tujuan hidup kalian dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Selain itu, kalian juga berbagi ajaran yang kalian pelajari dengan orang lain.

Setelah berinteraksi dengan kalian, ada sebagian orang yang mengubah arah tujuan hidup mereka. Setelah berinteraksi dengan kalian, mereka yang semula berada di jalan yang salah dapat beralih ke jalan yang benar, membawa manfaat bagi masyarakat, dan memperbaiki kondisi keluarga mereka. Demikianlah kita mentransformasi kehidupan orang-orang. Inilah yang disebut membimbing orang-orang. Jadi, asalkan memiliki tekad, tidak ada yang tidak bisa terwujud.
Yang dapat mentransformasi kehidupan orang-orang ialah Bodhisatwa. Mereka dapat disebut sebagai Bodhisatwa. Kita sendiri pun dapat disebut sebagai Bodhisatwa. Saat menyebut orang lain Bodhisatwa, kita melakukannya dengan tulus. Saya juga menyebut kalian Bodhisatwa. Menapaki Jalan Bodhisatwa tidaklah sulit. Jalan Bodhisatwa dapat menyucikan hati manusia dan membawa keharmonisan bagi masyarakat. Ini bermanfaat bagi dunia. Hal yang saya syukuri sangatlah banyak.
Para relawan dari Taoyuan dan Hsinchu memiliki jalinan jodoh yang mendalam dengan saya. Kalian hendaknya berinteraksi dengan kesungguhan hati. Hendaklah kalian saling menjaga dan lebih sering menanyakan kabar satu sama lain. Kini, banyak relawan kita yang telah lanjut usia dan anak-anak mereka tidak berada di sisi mereka. Karena itu, kita hendaknya saling menjaga. Inilah yang disebut saudara se-Dharma.
Jalinan jodoh saudara se-Dharma lebih mendalam daripada jalinan jodoh saudara sedarah. Jalinan jodoh saudara sedarah hanya satu kehidupan, sedangkan jalinan jodoh saudara se-Dharma dari kehidupan ke kehidupan. Intinya, kita semua harus saling menjaga. Inilah harapan besar saya terhadap kalian.
Menumbuhkan benih Bodhi dalam kesadaran
Mengembangkan nilai kehidupan dengan mempraktikkan ajaran Buddha
Membimbing semua makhluk dengan pikiran dan kebijaksanaan yang jernih
Memperhatikan saudara se-Dharma dan menghimpun jalinan jodoh baik
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 11 Juli 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 13 Juli 2025