Ceramah Master Cheng Yen: Memperhatikan Seluruh Dunia dengan Welas Asih dan Kebijaksanaan

Terjangan topan tahun ini mendatangkan dampak bencana serius bagi masyarakat Jepang. Kali ini, insan Tzu Chi juga menyurvei kondisi bencana. Usai melakukan survei, mereka segera mengantarkan selimut.

“Semua barang bantuan dikumpulkan di gimnasium di Marumori. Kemarin, kita telah mengumpulkan barang bantuan di sini. Pada siang hari, di penampungan tidak ada orang karena orang-orang pulang untuk membersihkan rumah mereka, pergi bekerja, atau masuk sekolah. Karena itu, kita memutuskan untuk kembali ke penampungan lagi guna menyerahkan selimut kita ke tangan korban bencana secara langsung,” kata Xu Li-xiang, Ketua Tzu Chi Jepang

 

“Bagi korban bencana yang mengungsi ke penampungan, bisa menerima selimut dari kalian, mereka pasti merasa penuh kehangatan. Saya sangat berterima kasih pada kalian,” kata Bapak Sato, staf Balaikota Marumori.

Setelah selimut kita tiba, relawan kita terus menyurvei kondisi bencana. Topan Hagibis sungguh mendatangkan dampak serius bagi Jepang. Karena itu, kita harus membangkitkan ketulusan untuk berdoa semoga dunia aman dan tenteram. Malaysia juga dilanda banjir.

Genangan air setinggi pinggang, minimal dua kaki,” kata Nordin Kadir, Ketua Komite Segambut.

“Hujan kali ini turun dengan tiba-tiba dan sangat lebat sehingga kami tidak sempat melakukan antisipasi. Sekarang kami terpaksa mengambil cuti untuk membersihkan rumah,” kata Syafria, warga Segambut.

Ini adalah Nasi Jing Si, sama seperti mi instan. Tidak perlu dimasak, cukup diseduh dengan air panas,” kata Liu Feng-mei, relawan Tzu Chi.

“Kami telah meminta persetujuan dari kepala desa untuk menggunakan masjid sebagai lokasi pembagian bantuan,” kata Ong Kok Ki, relawan Tzu Chi.

Beberapa tahun belakangan ini, Malaysia sudah beberapa kali dilanda banjir. Dampak bencana yang ditimbulkan selalu sangat serius. Insan Tzu Chi pun sudah mulai membagikan bantuan. Sungguh, dunia ini penuh dengan bencana.

 

Kini divisi kerohanian kita menangani banyak penyaluran bantuan. Ada yang akan berangkat, ada pula yang akan kembali. Ada berbagai negara yang membutuhkan bantuan. Bencana yang terjadi sungguh tidak sedikit. Semoga dunia aman dan tenteram.

Di tempat yang jauh dari kita, kita tidak memiliki jalinan jodoh meski ingin memberikan bantuan. Di tempat yang jauh dan tidak ada benih Tzu Chi, tidak ada kekuatan yang bisa dikerahkan.

Saya mendengar bahwa di sebuah tambang emas, sebuah bendungan tiba-tiba jebol dan membawa dampak bagi tempat tinggal para pekerja di sekitar sana. Dipikir-pikir, hidup manusia penuh dengan kontradiksi. Emas tersembunyi di dalam gunung yang besar. Manusia sungguh luar biasa karena bisa mengetahui keberadaan barang tambang di dalam gunung. Manusia sungguh luar biasa.

Orang-orang bahkan bisa mencari cara untuk menambang emas dan bersaing untuk mendapatkan hak membuka tambang di pegunungan. Dalam penambangan, sering kali ada orang yang menjadi korban. Meski demikian, penambangan tetap berjalan.

 

Selain itu, juga ada bencana lain. Di tempat yang ada insan Tzu Chi, kita akan segera memberi perhatian. Meski menerima bantuan bencana, para korban bencana tetap tidak bisa senyaman biasanya. Rumah mereka telah rusak. Di mana mereka harus tinggal? Meski menerima dana bantuan dari kita, tetapi manfaat yang bisa diperoleh tetap terbatas. Kini penyaluran bantuan bencana sedang berlangsung di Malaysia dan Jepang.

Begitu pula di Laos. Kita bisa melihat relawan kita yang telah pergi ke Laos. Setelah mencari tahu tentang kondisi bencana, memberikan bantuan, dan mengetahui kondisi para korban bencana, relawan kita kembali dan merenungkannya dengan cermat. Berapa lama kita akan memberikan bantuan bahan pangan? Barang bantuan apa yang akan kita bagikan? Kita harus merenungkannya dengan cermat tentang jumlah penerima bantuan dan barang bantuan serta berapa lama mereka bisa bertahan. Selain beras, makanan bernutrisi apalagi yang mereka butuhkan? Ini juga harus kita perhatikan.

Dalam waktu singkat, kita membagikan bahan pangan. Kita juga membeli bibit padi bagi mereka. Mereka kehilangan bibit padi karena terbawa arus banjir. Karena itu, kita juga membeli bibit padi.

Kemarin, saya mendengar bahwa kita bisa membeli bibit padi di negara yang lebih dekat, yaitu Vietnam. Akhirnya, kita menemukan jalan untuk membeli bibit padi di tempat yang lebih dekat. Inilah yang sedang kita persiapkan sekarang dan relawan kita akan kembali berangkat ke Laos. Warga Laos sangat menderita.

Di Laos, pelayanan medis sangat tertinggal. Saat pasien dilarikan ke rumah sakit dan ranjang pasien tidak cukup, pasien hanya bisa berbaring di lantai. Fasilitas medis setempat sangat sederhana dan udaranya sangat lembap. Saya sungguh tidak tega melihatnya. Bagaimana kita memberikan bantuan agar hati kita merasa tenang? Inilah yang kita khawatirkan sekarang. Bagaimana kita menolong mereka?

Tidak mudah untuk menjangkau Laos. Laos merupakan negara yang dikelilingi daratan sehingga tidak ada pelabuhan. Jalan pegunungan sulit ditempuh dan jalan di dataran rendah penuh dengan lumpur saat turun hujan. Mengirimkan barang bantuan ke sana sungguh merupakan ujian besar bagi kita.

Kita telah beberapa kali memberikan bantuan di Laos dan akan melanjutkannya sekarang. Bagaimana kita membagikan bahan pangan? Bagaimana kita membantu fasilitas medis setempat agar pasien tidak perlu berbaring di lantai?

Kondisi di sana sangat buruk. Ada banyak hal yang harus kita lakukan. Mengirimkan barang bantuan ke sana sungguh merupakan ujian besar bagi kita. Demikianlah kita memperhatikan seluruh dunia.

 

Membawa kehangatan saat bencana kerap terjadi
Memberikan bantuan bencana dengan welas asih dan kebijaksanaan
Menolong orang yang membutuhkan dengan rasa empati
Menjangkau makhluk yang menderita dan terus memberi perhatian

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 21 Oktober 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 23 Oktober 2019

Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -