Ceramah Master Cheng Yen: Memperluas dan Memperdalam Makna Kehidupan

Lihatlah, anggota keluarga Tzu Chi bertambah lagi. Upacara pelantikan yang diadakan setahun sekali sungguh dipenuhi sukacita. Saya juga mendoakan setiap relawan.

Sungguh, waktu berlalu dengan sangat cepat. Waktu berlalu dengan cepat dan tidak menunggu orang. Seiring berlalunya satu hari, usia kehidupan kita juga ikut berkurang. Meski tidak dapat menentukan berapa lama kita hidup, tetapi kita dapat menentukan kedalaman makna hidup kita. Kita dapat memperluas makna kehidupan kita. Contohnya relawan Tzu Chi.

Sebelum bergabung dengan Tzu Chi, ruang lingkup mereka hanya sebatas keluarga masing-masing. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, ruang lingkup mereka menjadi lebih luas. Mereka dapat memperhatikan hal-hal di dunia dan mengasihi semua orang di dunia. Ruang lingkup kehidupan mereka semakin luas. Mereka telah melangkah keluar dari ruang lingkup keluarga masing-masing dan mulai memperluas makna kehidupan mereka. Biasanya, mereka hanya menaruh perhatian pada urusan keluarga dan bisnis mereka. Namun, setelah bergabung dengan Tzu Chi, mereka mulai mengemban misi Tzu Chi. Mereka memikul tanggung jawab atas semua orang di dunia ini.


Kita juga melihat seorang relawan berbagi kisah di atas panggung. Chun-zhu dengan nama Dharma Ming Ding, menderita tumor otak yang berbentuk pipih seperti kertas. Tumor seperti ini sangat jarang ditemui. Risiko untuk menjalani operasi sangat tinggi. Dia memilih tidak menyentuhnya dan belajar untuk hidup dengan damai. Dia sangat bijaksana. Dia memanfaatkan jalinan jodoh baik dan waktunya untuk bersumbangsih. Dia juga mendalami Dharma. Dia dan suaminya bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa. Dia memanfaatkan jalinan jodoh dan waktunya untuk memperhatikan semua orang yang menderita. Dia juga dapat berbagi pengalamannya dengan orang lain.

Sutra mengajarkan kepada kita untuk memanfaatkan waktu dengan baik dan lebih berusaha keras melatih diri. Bagaimana cara kita melakukannya? Buddha mengajarkan kepada kita untuk menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita juga harus paham bagaimana cara memanfaatkan kehidupan kita yang terbatas ini. Sulit untuk terlahir sebagai manusia, lebih sulit lagi mendengar ajaran Buddha. Kini kita telah terlahir sebagai manusia dan berkesempatan mendengar ajaran Buddha. Kita harus mempraktikkan ajaran Buddha dengan baik. Kita harus meyakini ajaran Buddha karena keyakinan adalah pangkal dari segala pahala. Kita harus yakin bahwa Buddha datang ke dunia demi satu tujuan penting.

Meski waktu terus berlalu dan usia kita terus bertambah, tetapi kita harus memanfaatkan waktu dengan baik. Seiring bertambahnya usia, kita juga harus memperluas pengalaman dan pengetahuan. Kita harus memperluas pengalaman dan pengetahuan. Waktu dapat membantu kita memperluas pengalaman dan pengetahuan. Semakin bertambahnya usia, pengalaman dan pengetahuan kita juga harus bertambah. Kita harus mengubah pengalaman dan pengetahuan menjadi kesadaran yang penuh cinta kasih. Inilah Bodhisatwa. Kita juga harus menapaki Jalan Bodhisatwa. Semakin berusia lanjut, kita harus semakin tekun dan bersemangat menapakinya.


Sekarang saya sudah membuka sebuah “Bank Usia”. Saya adalah nasabah pertama. Saya juga sudah menabung 50 tahun. Jadi, kini saya bagai berusia 30-an tahun. Di usia 30-an tahun ini, stamina saya masih sangat kuat. Mengingat saat saya berusia 30-an tahun, Tzu Chi sudah berdiri 2 tahun. Saat saya berusia 30-an tahun, Tzu Chi sudah berdiri 2 tahun. Setelah melewati puluhan tahun ini, kini Tzu Chi sudah menginjak tahun ke-52. Tahun ini, Tzu Chi akan memasuki tahun ke-53. Singkat kata, kini saya bagai kembali menggunakan pola pikir saat berusia 30-an tahun untuk mengemban misi Tzu Chi mulai dari awal.

Di usia 30 tahun, saya mulai mengemban misi Tzu Chi dan membangun semangat Tzu Chi. Semangat saya pada saat itu kini telah bangkit kembali. Jadi, kita jangan terkendala oleh usia. Usia kita adalah tak terbatas. Kita harus melupakan berapa usia kita dan teruslah mengemban misi Tzu Chi. Inilah cara memperdalam makna kehidupan kita.

Setiap kali bersumbangsih, jiwa kebijaksanaan kita juga ikut bertumbuh. Dalam menapaki Jalan Bodhisatwa, setiap hari kita bersumbangsih bagi dunia dan berusaha membawa keharmonisan bagi masyarakat. Kita harus menjalani hidup dengan bermakna. Dengan bersumbangsih, baru kebijaksanaan kita dapat bertumbuh.

Bodhisatwa sekalian, inilah yang harus kita usahakan sekarang. Bodhisatwa harus mendalami lautan kebijaksanaan Buddha dan bersumbangsih di tengah masyarakat dengan sepenuh hati. Kita harus melewati setiap hari dengan penuh makna. Kita harus menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri dan tekad Guru sebagai tekad sendiri. Kita harus memiliki hati yang sama dengan Buddha, yakni hati yang penuh cinta kasih dan welas asih. Kita yang menapaki Jalan Bodhisatwa di dunia tidak boleh memiliki rasa benci, marah, dendam, dan keluh kesah. Kita harus melenyapkan perasaaan benci, marah, dendam, dan keluh kesah.


Mulai sekarang kita harus membina cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Kita juga harus membangun ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati. Mulai dari sekarang, kita harus menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri dan tekad Guru sebagai tekad sendiri. Tekad Guru adalah menapaki Jalan Bodhisatwa. Kita harus bekerja sama untuk memperluas Jalan Bodhisatwa ini agar orang-orang di belakang kita dapat membentangkan jalan yang rata dan damai di dunia ini.

Semoga dunia dapat aman dan tenteram serta empat unsur dapat selaras. Inilah yang dapat kita usahakan. Kita harus membangun ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati, menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri, serta membina cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Paham? (Paham) Baiklah jika paham.

Saya berharap setiap orang dapat memiliki hati Buddha dan tekad Guru. Begitu pula dengan relawan senior. Mulai dari sekarang kita harus membangkitkan tekad awal dahulu dan cinta kasih penuh kesadaran untuk terjun ke tengah masyarakat guna mengembankan jiwa kebijaksanaan. Inilah dukungan saya kepada kalian semua.


Waktu terus berlalu tanpa menunggu siapa pun

Memperluas makna kehidupan dan memikul tanggung jawab atas dunia

Memanfaatkan jalinan jodoh untuk memperdalam makna kehidupan

Mempertahankan tekad awal dan giat bersumbangsih bagi dunia


Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Januari 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 30 Januari 2018

Editor: Metta Wulandari

 

Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -