Ceramah Master Cheng Yen: Mempertahankan Dharma di Dunia untuk Selamanya

Kita sangat mengkhawatirkan ketidakselarasan empat unsur alam yang terjadi di seluruh dunia secara bersamaan. Kita sungguh harus meningkatkan kewaspadaan, bermawas diri, dan berhati tulus. Hingga kini, yang masih sangat mengkhawatirkan adalah kebakaran hutan di Kanada. Kobaran api di sana belum padam dan telah menghanguskan lebih dari 500 ribu hektare lahan. Kini ada puluhan ribu warga yang terpaksa dievakuasi.

Menampung warga sebanyak itu sungguh tidak mudah. Yang dibutuhkan warga bukan hanya selimut, tetapi juga handuk, bantal, dan barang kebutuhan sehari-hari lainnya. Berhubung barang-barang ini sudah tidak tersedia di sana, maka para relawan kita harus mengumpulkannya dari wilayah lain. Bantal, handuk, dan perlengkapan mandi, semuanya harus dibeli dari wilayah lain. Relawan kita sangat tegang karena setiap hari harus mempersiapkan barang bantuan bagi para korban kebakaran. Sungguh, meski Kanada begitu makmur dan luas, tetapi kebakaran tetap terus terjadi. Ini sungguh merupakan bencana besar.

Ketidakselarasan empat unsur alam dan bencana dapat kita lihat di berbagai negara. Bencana-bencana yang terjadi di berbagai negara sungguh membuat orang merasa khawatir. Kita juga bisa melihat Myanmar. Enam tahun yang lalu, insan Tzu Chi di Myanmar membagikan bibit padi di sebuah desa agar warga dapat kembali bercocok tanam. Kini, kepala desa beserta warga desa tersebut pergi ke Hmawbi untuk membantu pembagian barang bantuan. Melihat mereka yang 6 tahun lalu menerima bantuan dari Tzu Chi kini bisa menolong orang lain, para penerima bantuan di Hmawbi juga berharap dapat melakukan hal yang sama. Karena itu, mereka bertekad dan berikrar bahwa kelak, mereka juga bersedia bersumbangsih seperti ini. Mereka membalas tetesan kebaikan dengan lautan kebaikan.

Insan Tzu Chi selalu bersumbangsih bagi sesama. Kita bisa melihat para penerima bantuan membalas budi dengan segenap hati dan tenaga. Kita bisa melihat benih kebajikan yang kita taburkan dengan sepenuh hati. Relawan kita bagaikan petani yang menggarap ladang batin semua makhluk dengan sepenuh hati. Kita bisa melihat tiga orang relawan lokal yang datang dari Afrika Selatan. Mereka bisa menerapkan semangat Tzu Chi dan mempraktikkan ajaran Buddha dalam keseharian. Ketiga relawan muda ini telah membangun tekad dan ikrar. Setelah pulang, mereka akan sungguh-sungguh bersumbangsih bagi masyarakat mereka.

Inilah manusia. Asalkan kita menaburkan benih kebajikan, maka benih ini akan bertumbuh di dalam hati setiap orang dan menginspirasi benih-benih yang tak terhingga. Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi Afrika Selatan yang telah mempraktikkan Dharma dan bersumbangsih di sana. Karena itulah, benih kebajikan dapat terus tersebar hingga ke tujuh negara di Afrika. Kita bisa melihat para relawan lokal di Afrika membangkitkan kekuatan besar untuk menolong orang yang membutuhkan. Mereka menaati aturan, mempraktikkan Dharma, dan memiliki pikiran yang murni. Asalkan memiliki niat, kita pasti bisa mempertahankan ajaran kebenaran di dunia ini.

Para relawan di Afrika menyerap Dharma ke dalam hati dan mempraktikkannya secara nyata. Dengan tulus dari lubuk hati mereka, mereka bertindak secara nyata untuk menginspirasi sesama agar dapat mengukuhkan ajaran kebenaran. Sungguh, benih cinta kasih dapat menginspirasi banyak orang. Saya berharap setiap orang dapat bersungguh-sungguh melatih diri di Jalan Tzu Chi tanpa menyimpang sedikit pun. Berjalan menyimpang sedikit saja, kita akan tersesat sangat jauh.

Untuk menyebarkan ajaran kebenaran, saya berharap para praktisi dapat menaati sila dan para pelindung Dharma dapat memberikan dukungan dengan sepenuh hati agar ajaran kebenaran dapat bertahan di dunia untuk selamanya. Ajaran kebenaran bagaikan jembatan. Jika jembatan terputus, maka meski memiliki sepasang kaki yang sehat, kita juga sulit untuk melanjutkan perjalanan. Karena itu, kita harus mempertahankan ajaran kebenaran di dunia ini. Jika ajaran kebenaran tidak dipertahankan, maka memiliki sepasang kaki yang sehat juga tidak berguna. Kini, Lima Kekeruhan dan ketidakselarasan pikiran manusia telah menimbulkan kerusakan Bumi dan pencemaran besar.

 

Kini temperatur Bumi terus meningkat. Jika kita tidak melakukan perubahan, maka laju peningkatan temperatur Bumi akan semakin tinggi. Kemarin, relawan dari Pingtung kembali ke Griya Jing Si untuk berbagi pengalaman. Mereka berbagi tentang daur ulang. Kini, persentase daur ulang di Taiwan menduduki peringkat ketiga di seluruh dunia. Para relawan daur ulang kita turut berjasa dalam mendukung pencapaian Taiwan di peringkat ketiga. Kita melakukannya bukan demi sebuah nama, melainkan demi mewujudkan harapan kita, yakni melindungi Bumi. Kita harus mengimbau orang-orang untuk menjaga kebersihan dari sumbernya dan menghargai sumber daya air. Jika melakukan daur ulang dengan baik, kita tidak perlu menggunakan banyak air untuk membersihkan barang daur ulang yang dikumpulkan. Dengan begitu, daur ulang bisa dilakukan dengan lebih tuntas. Selain dapat menghemat penggunaan air, kita juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

Polusi udara juga dapat dikurangi. Jadi, kita harus menghargai tempat tinggal kita. Jika setiap orang dapat menghargai tempat tinggal mereka, barulah manusia dapat hidup aman dan tenteram. Saudara sekalian, janganlah kita terus menjalani hidup di tengah ketidaktahuan. Kita harus bisa memandang lebih jauh ke depan dan menjaga pikiran kita dengan baik. Kita harus menyerap Dharma ke dalam hati dan sungguh-sungguh mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika tidak, hal yang mengkhawatirkan di dunia ini akan sangat banyak.

Penerima bantuan Tzu Chi turut membantu orang yang membutuhkan

Membalas tetesan kebaikan dengan lautan kebaikan

Menyebarkan Dharma dan menabur benih kebajikan di Afrika

Menerapkan konsep bersih dari sumbernya dalam kegiatan daur ulang

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 Mei 2016

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal  25 Mei 2016

Keharmonisan organisasi tercermin dari tutur kata dan perilaku yang lembut dari setiap anggota.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -