Ceramah Master Cheng Yen: Mempertahankan Tekad Awal untuk Selamanya

Sejak beberapa hari yang lalu, insan Tzu Chi Tainan mengemban tanggung jawab sebagai panitia dalam kamp pelatihan relawan daur ulang dari berbagai negara. Mereka sungguh sangat terlatih dan berpengalaman. Mereka mengemban Empat Misi Tzu Chi dari tiada hingga ada.

Setelah kita mendirikan rumah sakit dan sekolah, para relawan kita terus bersumbangsih sebagai relawan rumah sakit serta ayah dan ibu Tzu Chi. Selain itu, yang tidak terlewatkan adalah kegiatan daur ulang.


Bagi mereka, kegiatan daur ulang bagaikan rutinitas sehari-hari. Mereka melakukan daur ulang dengan sepenuh hati. Dalam kamp pelatihan relawan daur ulang kali ini, insan Tzu Chi Tainan mengemban tanggung jawab sebagai panitia. Banyak orang yang memuji mereka karena kesatuan hati, keharmonisan, sikap saling mengasihi, dan gotong royong mereka.

Kerja sama yang harmonis para relawan kita dalam melayani relawan yang kembali dari luar negeri membuat semua orang dipenuhi sukacita. Usai pelatihan, ada sekelompok fungsionaris yang tetap tinggal. Kemarin, mereka juga berbagi bagaimana mereka menggalakkan konsep daur ulang. Mereka mendedikasikan hidup mereka demi menjaga kelestarian lingkungan. Mereka bukan hanya membicarakan slogan, tetapi juga melakukan tindakan nyata. Ini sungguh membuat orang tersentuh.


Kali ini, relawan daur ulang yang kembali dari Tiongkok juga tidak sedikit. Salah satu kisah yang menyentuh adalah kisah seorang istri dokter yang juga merupakan dokter. Dia mengemban tanggung jawab sebagai pengurus posko daur ulang. Saya sangat tersentuh. Dia bukan hanya menduduki posisi sebagai pengurus, tetapi benar-benar menjalankan fungsinya.

Kisah tentang dirinya sungguh sangat menyentuh. Dia sangat sibuk, tetapi tidak asal-asalan dalam melakukan daur ulang. Dia juga sangat bertanggung jawab. Kisahnya sangat menyentuh. Singkat kata, setiap orang harus melepas ego dan bersungguh hati memahami konsep daur ulang. Daur ulang adalah pengetahuan mutakhir yang harus dipelajari orang-orang.

Kini sampah telah menjadi masalah yang sangat serius. Masalah sampah ditimbulkan oleh manusia dan manusia jugalah yang harus mengatasinya. Ini merupakan tanggung jawab semua orang. Jadi, kita harus memandang penting masalah sampah. Setelah kamp pelatihan di Hualien berakhir, relawan daur ulang dari Malaysia pergi ke wilayah selatan Taiwan untuk belajar. Lewat kunjungan ini, mereka semakin bisa merasakan ketekunan dan semangat relawan Taiwan dan menyadari bahwa tindakan bersama sangat penting.


Selain memahami konsep daur ulang, kita juga harus lebih bersungguh hati melakukan daur ulang secara nyata. Terhadap sesama manusia, kita harus mencurahkan cinta kasih. Tzu Chi telah berdiri setengah abad lebih. Usai peringatan ultah Tzu Chi tahun ini, Tzu Chi akan memasuki usia ke-53 tahun.

Kita bisa melihat Chen Xiu-feng yang telah mendukung saya selama lebih dari 50 tahun ini. Tahun ini, dia telah berusia 90 tahun lebih. Sejak saya tinggal di Vihara Pu Ming, dia sudah bergabung. Hingga kini, dia tetap mendedikasikan diri dengan sepenuh hati dan tekad. Dia adalah seorang akuntan. Dari Tzu Chi tiada hingga ada, dia sangat bersungguh hati mencatat donasi. Dia juga menyimpan banyak tulisan dan benda yang berkaitan dengan sejarah Tzu Chi.

Dia telah berusia 90 tahun lebih, tetapi tetap menyimpan semua itu dengan baik meski hanya selembar kertas. Dia juga mencatat banyak kasus yang ditanganinya. Seorang perempuan yang dahulu pernah didampinginya kini telah terjun ke masyarakat menjadi seorang pekerja sosial dan berbagi bagaimana Tzu Chi membantunya.


“Tzu Chi memasuki hidup saya pada liburan musim panas saat saya duduk di bangku SMA dan akan masuk ke perguruan tinggi. Saat itu, ayah saya mengalami kecelakaan kerja sehingga lumpuh total. Saat itu, saya hampir menyerah untuk melanjutkan pendidikan. Namun, para relawan Tzu Chi menyemangati saya dan berhasil membujuk ayah saya sehingga saya bisa melanjutkan pendidikan,” cerita Chen Chun-xia. “Sesungguhnya, itu adalah pertama kalinya saya datang ke Taipei. Jadi, saya sangat gelisah,” lanjutnya.

“Saat itu, Bibi Xiu-feng dan beberapa komite lainnya menjemput saya dari Fengbin, membantu saya mengemas barang bawaan, lalu mengantarkan saya ke stasiun. Saat saya tiba di Taipei, juga ada relawan yang menjemput saya. Setelah meninggalkan stasiun, mereka juga membantu saya mengajukan permohonan agar saya bisa tinggal di asrama. Saya merasa bahwa apa yang mereka lakukan sudah melampaui apa yang pernah dilakukan oleh keluarga saya bagi saya,” jelasnya.

Cara mereka mencurahkan perhatian dahulu sama dengan sekarang. Selain memperhatikan ayahnya, kita juga memperhatikan seluruh keluarganya, memberikan beasiswa padanya, dan mendampinginya melanjutkan pendidikan.

Di Hualien, relawan kita membantunya berangkat ke Taipei, lalu komite di Taipei mengantarkannya ke universitas dan mengajukan permohonan agar dia bisa tinggal di asrama. Inilah yang relawan kita lakukan. Kini, curahan perhatian jangka panjang bukan hanya ditujukan kepada para lansia, tetapi juga kepada orang-orang yang berusia paruh baya. Para relawan yang mencurahkan perhatian sudah lanjut usia. Ada pula sebagian penerima bantuan yang mulai memasuki usia lanjut. Singkat kata, detik demi detik berlalu dengan cepat.


Waktu bisa mendukung segala pencapaian. Karena itulah, saya terus menyemangati orang-orang untuk tidak menyia-nyiakan satu menit pun. Kita harus menggenggam setiap niat baik yang kita bangkitkan. Jadi, kita tidak perlu mengkhawatirkan berapa banyak waktu yang tersisa. Yang terpenting adalah menggenggam waktu yang ada sekarang dan mempertahankan niat baik untuk selamanya.

Niat baik yang timbul dalam sekejap harus kita pertahankan untuk selamanya. Sebersit niat yang timbul dalam sekejap dapat memengaruhi arah hidup kita. Dalam ceramah pagi, saya terus berkata bahwa selain tekun dan bersemangat melatih diri, kita juga harus akurat. Arah tujuan kita tidak boleh menyimpang sedikit pun.

Saat jari kita menunjuk ke depan, jika sedikit menyimpang, mungkin perbedaannya tidak terlihat. Namun, saat kita melangkah maju, lama-kelamaan kita akan jauh tersesat. Singkat kata, Pikiran kita bagaikan kompas, jika jarumnya menyimpang sedikit saja, arah tujuan kita akan jauh berbeda. Kita harus menjaga keakuratan “kompas” dalam hidup kita agar tidak menyimpang sedikit pun. Semua orang harus senantiasa bersungguh hati.

Mengemban tanggung jawab besar dan melatih diri tanpa henti

Giat melakukan daur ulang dan menyebarkan konsep daur ulang

Cinta kasih terbangkitkan berkat kebaikan semua makhluk

Mempertahankan tekad awal untuk selamanya

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 April 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 5 April 2018

Editor: Metta Wulandari

Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -