Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Ajaran Buddha di Dunia

Dua hari yang lalu, lebih dari 1.000 relawan mengikuti ritual namaskara di Griya Jing Si. Saya sangat gembira melihatnya. Yang membuat saya lebih tersentuh dan bersyukur adalah Forum Tzu Chi yang digelar di Aula Jing Si Xindian dalam dua hari terakhir ini. Saya sangat bersyukur aula yang baru diresmikan ini dapat digunakan dalam kegiatan kali ini. Saat Aula Jing Si Xindian di Taipei ini masih dalam proses pembangunan, relawan kita sembari membersihkannya demi mempersiapkan forum kali ini. Kita berusaha merampungkan pembangunannya secepat mungkin.

Para relawan kita membersihkannya hingga tidak ada sebutir debu pun. Namun, berhubung pembangunan masih berjalan, maka keesokan harinya, tempat itu kembali dipenuhi debu dan harus dibersihkan kembali. Insan Tzu Chi membersihkannya dari hari ke hari. Aula Jing Si merupakan ladang pelatihan insan Tzu Chi. Sebelum pembangunan dirampungkan, mereka sudah melatih diri berkali-kali. Mereka mengerahkan kesabaran dan tenaga untuk membersihkan dan mendekorasinya. Ini semua sungguh membuat orang tersentuh. Saya tidak bisa mengulasnya satu per satu. Mereka juga mempersiapkan pameran untuk memperlihatkan apa yang kita lakukan di dunia internasional.

Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Ajaran Buddha di Dunia

Topik Forum Tzu Chi kali ini adalah bagaimana menjalankan misi amal di masyarakat. Inilah topik kita. Ajaran Buddha harus dipraktikkan di dunia ini. Para relawan kita bersungguh-sungguh mempersiapkan pameran. Lewat foto dan video, para relawan kita memperlihatkan apa yang kita lakukan di dunia internasional. Kita barharap lewat pameran ini, orang-orang dapat memahami bahwa ajaran Buddha harus dipraktikkan di dunia. Kita bisa melihat betapa bergegasnya para relawan kita mempersiapkan segalanya dalam waktu yang singkat. Mereka juga harus mempersiapkan kamar tidur bagi para peserta forum yang datang dari 10 negara. Ada lebih dari 400 relawan yang harus melakukan pembersihan dan pendekorasian. Mereka juga harus menjemput tamu dari bandara. Begitu para tamu tiba, Relawan Hou langsung menyediakan hotelnya untuk menyambut mereka sehingga mereka merasa bagai pulang ke rumah sendiri. Makanan vegetaris di hotel itu juga menerima pujian dari setiap orang.

Pada hari pertama forum, dalam acara pembukaan, kita bisa melihat ketua Asosiasi Buddhis Tiongkok, Guru Yuan Tsung. Beliau datang ke Taiwan untuk berbicara dalam pembukaan forum ini. Saya sungguh sangat bersyukur. Saya sangat bersyukur kepada para guru yang memberikan dukungan pada kita. Ada Guru Jing Yao dan banyak guru lainnya yang meluangkan waktu untuk menghadiri forum ini. Di antara tamu yang datang dari 10 negara, juga ada profesor dari Universitas Harvard dan Oxford. Kabarnya, ada seorang professor yang menghadiri forum ini karena tahun ini merupakan ulang tahun Tzu Chi yang ke-50. Beliau tiba di Taiwan larut malam dan berpidato 30 menit keesokan harinya, lalu langsung pulang pada malam itu juga. Beliau sangat bersungguh hati.

Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Ajaran Buddha di Dunia

Selain dihadiri oleh banyak profesor, forum ini juga dihadiri oleh banyak cendekiawan dari Tiongkok yang mendalami ajaran Buddha dan sangat mendukung praktik Tzu Chi di dunia.

“Kita tahu perkataan Master yang sangat terkenal adalah “sedih hingga tidak bisa berkata-kata” dan “lakukan saja”. Tentu, melakukan praktik nyata sangat penting. Namun, kita bukan hanya harus bertindak, tetapi juga harus menjelaskan mengapa kita melakukannya dan doktrin apa yang melandasi tindakan kita,” ucap Xuan Fang, Profesor Fakultas Agama Renmin University of China.

“Bisa dikatakan bahwa kita kembali pada hakikat kebuddhaan dengan memperhatikan orang-orang dan menyelamatkan semua makhluk. Menurut saya, ini merupakan semangat ajaran Buddha yang sesungguhnya,” ucap Zhang Fenglei, Dekan Fakultas Agama Renmin University of China.

Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Ajaran Buddha di Dunia

Kita bisa mendengar dan melihat para Bodhisatwa yang berkumpul bersama mempelajari dan mendalami ajaran Buddha. Tentu saja, juga ada guru yang datang dari Nepal dan Tiongkok. Hal yang harus disyukuri sungguh sangat banyak. Pada hari pertama forum, kita membahas ajaran Buddha dan cara mempraktikkannya. Pada hari kedua, kita membahas praktik nyata yang telah dilakukan. Pagi-pagi sekali, kita membahas penyaluran bantuan oleh organisasi yang berlandaskan agama dari sudut pandang internasional. Sore hari, insan Tzu Chi dari Indonesia, Turki, dan Jerman berbagi pengalaman. Salah satunya adalah pimpinan Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman.

“Kita tinggal di Bumi yang sama. Karena itulah, saya berkata kepada anak-anak bahwa mereka harus mengikuti langkah Tzu Chi dan Nurul Iman. Artinya, kita harus bekerja sama dan saling mengasihi demi umat manusia,” ucap Umi Waheeda, Pimpinan Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman.

Dahulu, suaminya sangat berdedikasi di Tzu Chi dan bersiteguh bahwa anak-anak di pesantren harus mempelajari Kata Renungan Jing Si. Meski Habib Saggaf telah meninggal dunia, tetapi ada sang istri yang menggantikannya memimpin Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman dengan sangat baik. Sang istri juga bersiteguh bahwa anak-anak harus mempelajari Kata Renungan Jing Si setiap hari sekaligus mempelajari bahasa Mandarin lewat Kata Renungan Jing Si. Saat Tzu Chi Indonesia menggelar acara besar, anak-anak pasti akan hadir untuk memberi dukungan. Di Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, Indonesia, ajaran Buddha telah melampaui pagar pembatas. Pengalaman yang dia bagikan merupakan bukti yang paling nyata. Ini juga membuat orang sangat tersentuh.

Tentu, Relawan Hu Guang-zhong dan Profesor Cuma sudah beberapa hari berada di Taiwan. Mereka menyaksikan bagaimana insan Tzu Chi di Turki bersumbangsih bagi para pengungsi dari Suriah. Insan Tzu Chi dari Afrika juga berbagi pengalaman mereka. Ada banyak hal yang tidak bisa saya ulas satu per satu karena waktu kita terbatas. Saya sangat bersyukur. Saya berharap insan Tzu Chi di Taiwan dapat lebih menghargai kesempatan untuk mempraktikkan ajaran Buddha di dunia dan mempraktikkan semangat Tzu Chi dalam keseharian.

Bergegas mempersiapkan pameran di Aula Jing Si Xindian

Menyambut tamu luar negeri dengan ketulusan

Peserta Forum Tzu Chi membimbing dan belajar satu sama lain

Menyaksikan semangat Tzu Chi yang tidak terkendala oleh perbedaan agama

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 3 Oktober 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 5 Oktober 2016

Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -