Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Dharma dengan Hati yang Tulus

Di bulan Mei ini setiap orang memanfaatkan waktu untuk memperingati Hari Kelahiran Buddha di dunia. Setelah datang ke dunia, Buddha menyadari bahwa segala sesuatu di alam semesta ini mengandung prinsip kebenaran. Dahulu, kita hanya hidup tanpa berpikir mengapa kita bisa terlahir ke dunia dan ke mana kita akan pergi setelah meninggal. Kita tidak mencari misteri dalam kehidupan ini. Baik tujuan hidup kita di dunia maupun hubungan kita dengan sesama dan masalah, kita tidak mengetahuinya.

Di tengah kehidupan seperti ini, tentu kegelapan dan noda batin kita semakin tebal sehingga setelah meninggal nanti, kita tidak bisa memilih akan terlahir di mana. Enam kesadaran dan enam indra kita selalu bersentuhan dengan kondisi luar. Karena tidak bisa membedakan yang benar dan salah, maka kita terbuai dan terbelenggu oleh berbagai hal duniawi.

Timbulnya ketamakan dan nafsu keinginan mendorong kita menciptakan karma buruk. Karena terbuai oleh ketenaran dan wujud, dari kehidupan ke kehidupan, karma buruk terus terakumulasi. Dari kehidupan ke kehidupan, kita terus mengakumulasi noda batin dan karma buruk. Akumulasi dari kehidupan ke kehidupan akhirnya membuahkan karma buruk kolektif. Bukan hanya satu kehidupan saja, melainkan akumulasi  dari kehidupan ke kehidupan.

Di zaman sekarang ini, hati manusia semakin kacau sehingga karma buruk yang tercipta pun semakin banyak. Pikiran manusia gampang berubah-ubah. Kita harus merenungkan bahwa pikiran manusia tidaklah kekal. Pikiran kita sangat mudah berubah-ubah. Setelah datang ke dunia, Buddha menyadari hal ini. Buddha memberi bimbingan dengan menggunakan metode terampil dan menyesuaikan dengan akar kemampuan setiap orang agar semua orang bisa memahaminya.

Buddha datang ke dunia dan menjadi Yang Maha Sadar di Alam Semesta. Dengan kesadaran yang dimiliki, Beliau membimbing kita

agar memiliki arah hidup yang benar dan menyadari makna dari kehidupan ini. Pada kehidupan di dunia yang terbatas ini, kita harus memanfaatkan waktu untuk hidup harmonis dengan orang-orang di dunia.

Prinsip kebenaran sangat halus, sederhana, dan mudah dimengerti asalkan kita melakukannya sesuai ajaran Buddha. Planet-planet juga mengitari matahari mengikuti orbitnya. Asalkan mengikuti orbit masing-masing, maka semuanya akan aman. Ini adalah prinsip yang sama.

Buddha meninggal pada usia 80 tahun dan Beliau membabarkan Dharma selama 49 tahun. Selama 49 tahun itu, Buddha memikirkan berbagai cara untuk membabarkan Dharma agar para manusia awam dapat memahami, menyadari, dan mempraktikkan kebenaran. Untuk memahami ajaran Buddha bukan hal yang sulit. Untuk memahami kebenaran juga sangatlah mudah. Terlebih lagi di zaman sekarang ini. Hanya dengan satu sentuhan jari, kita sudah dapat mempelajari ajaran Buddha lewat ponsel.

Kita harus giat mempelajari dan mendalami ajaran Buddha. Ajaran Buddha bermula dari Yang Maha Sadar. Buddha membuka sebuah jalan bagi kita untuk ditapaki. Kita dapat melihat sejak awal bulan ini ada banyak orang yang pulang untuk mengikuti ritual namaskara.  Lihatlah setiap langkah mereka begitu rapi. Dengan penuh ketulusan,  mereka pulang untuk  mengikuti ritual namaskara.

Baik di luar negeri maupun di Taiwan, setiap orang mengikuti ritual namaskara dengan tulus. Sebentar lagi kita akan memperingati Hari Kelahiran Buddha. Dengan hati yang tulus dan dengan rapi, khidmat, dan teratur, banyak orang berkumpul untuk memperingati Hari Kelahiran Buddha. Mereka juga membentuk formasi barisan.

Sebagai relawan Tzu Chi, apa doa kita tahun ini? Kedamaian dan ketenteraman. Ya, ketenteraman dan kedamaian adalah doa setiap orang dari lubuk hati terdalam. Di beberapa tempat pelatihan kita, upacara pemandian rupang Buddha sudah dimulai. Selain menampilkan ketulusan, kebersihan, dan kekhidmatan, kita juga memberikan pendidikan daur ulang.

Kita dapat melihat di beberapa tempat yang menyediakan pendidikan daur ulang untuk membimbing orang-orang bagaimana cara melakukan daur ulang. Mereka memanfaatkan kesempatan pada saat ada kegiatan untuk memberikan bimbingan daur ulang. Ini sungguh menampilkan semangat daur ulang. Saya sungguh gembira melihatnya.

Mereka telah menampilkan nilai budaya humanis Tzu Chi, yakni bersyukur dan menghormati. Mereka juga saling mengasihi dan saling menghormati. Sikap saling bergotong royong  dan saling menghormati sangatlah penting.

 

Manusia awam menumpuk noda batin dari kehidupan ke kehidupan

Buddha membimbing semua makhluk agar berjalan ke arah yang benar

Mempraktikkan Dharma dalam peringatan Hari Kelahiran Buddha

Menampilkan semangat budaya humanis dengan hati yang tulus

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Mei 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 12 Mei 2019

Menyayangi dan melindungi benda di sekitar kita, berarti menghargai berkah dan mengenal rasa puas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -