Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Dharma untuk Menyelamatkan Dunia

Setiap pagi, saya merasa harus memburu waktu karena banyak bencana yang terjadi di dunia ini. Badai Matthew terus mengarah ke daratan Haiti. Kita semua tahu bahwa warga Haiti sangat kekurangan. Relawan kita baru saja membagikan 600 ton beras di sana. Enam ratus ton beras ini menempuh jarak sejauh setengah keliling Bumi, baru sampai di Haiti.

Beras-beras ini dibagikan dalam tiga tahap. Setiap kali akan membagikan beras bantuan, relawan kita harus mengatasi berbagai kesulitan. Berhubung seluruh warga hidup kekurangan dan setiap orang membutuhkan bantuan, maka 600 ton beras sungguh tidak cukup. Relawan kita harus menyeleksi orang-orang yang paling membutuhkan. Untuk itu, relawan kita juga harus memberi penjelasan kepada banyak orang agar mereka bisa berpuas diri di tengah kekurangan dan membangkitkan welas asih untuk mengasihi orang yang lebih menderita. Kita harus menenangkan hati mereka terlebih dahulu. Dengan berpuas diri dan membangkitkan welas asih, barulah orang-orang bisa menenangkan hati. Jika tidak, orang yang tidak menerima beras akan merasa tidak puas.

Melihat pembagian beras berjalan lancar, saya merasa sangat lega. Pembagian beras baru saja berakhir. Namun, kini kita mendengar bahwa warga Haiti kembali menghadapi ujian besar, yakni Badai Matthew. Saya sungguh mengkhawatirkan mereka. Dominika dan Kuba juga terancam oleh badai ini. Ini semua akibat iklim yang tidak selaras.

Mempraktikkan Dharma untuk Menyelamatkan Dunia

Manusia berusaha bertahan hidup di tengah ketidakselarasan iklim. Jika dilanda bencana lagi, maka kehidupan orang-orang yang semula sudah menderita akan semakin menderita bagai hidup di alam neraka. Seumur hidup, mereka hidup menderita. Karena itu, kita perlu menghimpun banyak cinta kasih.

Tzu Chi Filipina sangat antusias bersumbangsih bagi masyarakat. Demi menjadikan Tzu Chi sebagai teladan, sebuah universitas Katolik memberi penghargaan kepada Tzu Chi Filipina. Insan Tzu Chi Filipina sungguh patut menerima penghargaan. Mereka bersumbangsih secara nyata. Mereka bukan hanya bersumbangsih di Manila, tetapi juga menjangkau pulau-pulau. Pascagempa di Pulau Bohol dan pascatopan Haiyan, relawan kita segera memberikan bantuan. Di Provinsi Leyte, Kota Tacloban, Ormoc, dan Palo yang saat itu hampir ditinggalkan berhasil kita selamatkan sehingga sendi kehidupan setempat pulih kembali.

Di Pulau Bohol, relawan kita juga membantu sekolah-sekolah dengan mendirikan ruang kelas sementara. Relawan kita juga terus mencurahkan perhatian dengan harapan setiap orang dapat saling membantu. Di sana juga terdapat anak-anak kurang mampu yang menderita penyakit langka. Relawan kita juga berusaha keras untuk membantu mereka. Jika fasilitas medis setempat tidak dapat mengobati mereka, maka mereka akan dirujuk ke RS besar untuk menjalani operasi, pengobatan, dan sebagainya.

Mempraktikkan Dharma untuk Menyelamatkan Dunia

Dalam beberapa tahun ini, relawan kita telah banyak bersumbangsih. Pulau itu tidak luas, tetapi banyak orang yang terinspirasi sehingga dapat mengubah tabiat buruk mereka. Selain itu, kini warga setempat bisa saling membantu dan saling mengasihi serta tahu berpuas diri dan bersyukur.

Kita juga bisa melihat sumbangsih insan Tzu Chi di Tiongkok. Kini relawan kita mulai mempersiapkan pembagian bantuan musim dingin. Menjelang pembagian bantuan musim dingin, relawan kita mulai melakukan survei untuk memahami kebutuhan warga. Kita bisa melihat relawan kita memperkenalkan Kata Perenungan Jing Si kepada keluarga yang mereka kunjungi. Relawan kita membimbing setiap keluarga dengan sepenuh hati. Kata Perenungan Jing Si bisa menyentuh dan menenangkan hati manusia. Ini bukan hanya bermanfaat bagi kita, tetapi juga bermanfaat bagi orang lain. Inilah Dharma.

Kekuatan cinta kasih dapat menginspirasi kesungguhan hati setiap orang. Saya sungguh sangat bersyukur. Dua hari yang lalu, Forum Tzu Chi telah berakhir. Kemarin, ada banyak professor dan pemuka agama Buddha yang berbagi pengalaman. Melihat mereka yang merupakan cendekiawan Buddhis dan profesor dari Tiongkok berada di sini, saya sangat tersentuh dan bersyukur. Profesor Lou yang telah lanjut usia juga mengajak seluruh keluarganya ke sini. Beliau sudah pernah berkunjung ke Tzu Chi sehingga sangat memahami dan mendukung semangat dan filosofi Tzu Chi. Dalam forum kali ini, melihat beliau masih begitu sehat, saya sangat gembira. Beliau tetap mendukung kita membentangkan Jalan Tzu Chi di dunia. Kemarin, saat mengobrol dengan saya, beliau masih terus menyemangati saya. Profesor He dan Profesor You juga sangat mendukung kita.

Mempraktikkan Dharma untuk Menyelamatkan Dunia

Singkat kata, mereka semua memiliki pengetahuan yang mendalam tentang ajaran Buddha. Para pemuka agama Buddha dan profesor dari Universitas Oxford juga sangat memuji dan mendukung Tzu Chi. Saya sangat bersyukur atas hal ini. Singkat kata, selama 50 tahun berdirinya Tzu Chi, kita bisa melihat banyak cendekiawan yang membicarakan Tzu Chi.

Saya sangat bersyukur Tzu Chi bisa mendapat dukungan dari banyak orang. Hal yang ingin saya sampaikan sangat banyak. Semuanya tidak luput dari hal-hal yang terjadi di seluruh dunia. Singkat kata, dibutuhkan waktu dan kesungguhan hati untuk memperhatikan hal-hal yang terjadi di seluruh dunia.

Membagikan beras bantuan dan mengajarkan budaya humanis

Kontribusi Tzu Chi Filipina bagi masyarakat meraih penghargaan

Menggunakan Kata Renungan Jing Si untuk menenangkan hati manusia

Saling menyemangati untuk menjalankan ikrar

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 4 Oktober 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 6 Oktober 2016
Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -