Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Empat Metode Pendekatan

“Tahun ini, saya berusia 77 tahun. Dengan menabung 50 tahun di “bank usia”, maka saya hanya berusia 27 tahun. Awalnya, saya bergabung dalam kegiatan daur ulang Tzu Chi. Saya mengumpulkan barang daur ulang. Adakalanya, saya bahkan mengubrak-abrik tong sampah demi mencari barang daur ulang. Saat saya berbuat demikian, orang-orang melihat saya dengan pandangan barang daur ulang demi keuntungan. Saya lalu menjelaskan pada mereka bahwa saya tinggal di sekitar sana dan saya mengumpulkan barang daur ulang untuk menolong orang lain. Dengan begitu, saya bisa menggalang hati dan menjalin jodoh baik dengan mereka. Selain itu, saya juga bisa memperkenalkan Tzu Chi pada mereka serta membimbing mereka menyucikan hati dan turut bergabung menjadi orang yang bisa menolong sesama,” kata Liang Jing-zhen, relawan Tzu Chi.

Saya terus berkata bahwa Jalan Bodhi sangat lapang dan lurus. Jalan kita sangat sederhana. Karena itu, kita harus bersikap lembut dan menjaga kemurnian pikiran. Dengan pikiran yang murni, barulah kita bisa terbebas dari kemelekatan terhadap muncul dan lenyap, memperoleh dan kehilangan. Kita akan sepenuh hati dan tekad berbagi prinsip kebenaran dengan semua makhluk dan membimbing mereka menyerap Dharma ke dalam hati.

Perlahan-lahan, kita membimbing orang-orang menyelami hakikat kebuddhaan. Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Karena itu, hanya dibutuhkan metode yang tepat untuk membabarkan Dharma guna membimbing semua makhluk. Kita harus membabarkan ajaran Buddha dan mempraktikkannya. Kita harus mempraktikkan ajaran Buddha untuk menginspirasi sesama. Demikianlah kita menginspirasi sesama.


Bertutur kata penuh cinta kasih dan menginspirasi sesama bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, kita hendaknya senantiasa mengagungkan Tubuh Dharma, yakni ajaran Buddha. Tubuh Dharma adalah prinsip kebenaran. Mengagungkan Tubuh Dharma berarti mengagungkan keluhuran Buddha karena prinsip kebenaran ini diajarkan oleh Buddha. Jadi, kita harus bersungguh hati mengagungkan ajaran Buddha.

Sebagai umat Buddha, kita hendaknya berpegang pada ajaran Buddha dan membabarkan Dharma di tengah masyarakat. Kita harus bersungguh-sungguh mempraktikkan Empat Metode Pendekatan dalam kehidupan sehari-hari, yakni berdana, melakukan tindakan bermanfaat, bertutur kata penuh cinta kasih, dan menginspirasi sesama.

Mempraktikkan Empat Metode Pendekatan di tengah masyarakat berarti membabarkan Dharma. Lewat tindakan, kita juga bisa membabarkan Dharma. Selain itu, dalam menghadapi setiap orang dan masalah dalam kehidupan sehari-hari, kita juga perlu mempraktikkan Empat Metode Pendekatan. Kalian semua tahu bahwa Empat Metode Pendekatan adalah berdana, melakukan tindakan bermanfaat, bertutur kata penuh cinta kasih, dan menginspirasi sesama.


Dalam kehidupan sehari-hari, jika bisa senantiasa membina cinta kasih, berarti kita sedang berdana. Jika kita bersedia menolong sesama, baik dengan tenaga, pengetahuan, kebijaksanaan, tutur kata, maupun yang lainnya, asalkan bisa menolong dan membawa manfaat bagi sesama, berarti kita sedang berdana. Berdana tidak harus berupa materi. Menolong sesama dengan rasa hormat juga disebut berdana.

Dalam melakukan segala hal, kita harus terlebih dahulu berpikir bagaimana membawa manfaat bagi sesama. Jangan merugikan orang lain. Kita juga hendaknya senantiasa bertutur kata penuh cinta kasih. Jangan memutarbalikkan fakta. Kita juga harus terjun ke tengah masyarakat untuk menginspirasi dan membimbing orang-orang menuju arah yang benar. Terjun ke tengah masyarakat sangat penting. Kita berharap bisa menjadi mitra bajik bagi orang-orang dan membimbing mereka ke arah yang benar. Inilah yang disebut mitra bajik.

“Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah ada nafsu makan?”

“Saya juga merasa takut. Tadi dokter berkata bahwa pankreas saya bermasalah dan harus disuntik,” kata Sukumaran, penerima bantuan Tzu Chi.

“Saat itu, kebetulan dia menghadapi masa-masa tersulit dalam hidupnya. Usahanya terancam bangkrut dan rumahnya akan dilelang. Di rumahnya bahkan tidak ada makanan,” ujar Wong Lee Poh, relawan Tzu Chi.

“Sekarang, saat melihat orang-orang yang menderita, saya teringat akan kondisi saya dahulu. Bisa menolong orang lain, kami juga merasa gembira. Saya tidak terpaku pada penyakit saya. Saya mengesampingkan penyakit saya dan mengutamakan bersumbangsih,” tutur Sukumaran.

“Karena saya tak ingin merepotkan siapa pun. Saya selalu berpikir bahwa ada banyak orang yang lebih menderita dari saya. Jadi, saya harus bisa mandiri. Ini demi diri sendiri, juga demi keluarga saya,” kata Geetha, penerima bantuan Tzu Chi.


Jalinan jodoh baik dengan semua makhluk akan berlanjut hingga kehidupan mendatang. Dengan mempraktikkan Dharma yang telah kita pelajari, Dharma akan tersimpan di dalam hati kita dari kehidupan ke kehidupan. Dengan membawa Dharma dan kebijaksanaan ke kehidupan mendatang, kita bisa melanjutkan jalinan jodoh baik dengan semua makhluk. Inilah arah tujuan kita.

Kita harus lebih banyak menjalin jodoh baik dengan semua makhluk. Menjalin jodoh baik dengan semua makhluk dapat mendukung pelatihan diri kita. Saat melafalkan Sutra dengan fokus dan bersungguh hati, kita dapat mengkaji prinsip kebenaran yang terkandung dalam Sutra dan seakan-akan memasuki Tanah Suci Buddha. Jadi, dengan melafalkan Sutra Teratai, kita bagai melihat Buddha membabarkan Dharma di Puncak Burung Nasar.

Berhubung ingin meneladani hati Buddha, maka kita harus senantiasa melafalkan Sutra. Di mana Buddha membabarkan Dharma, di sanalah kita mendengar Dharma. Untuk memberi persembahan kepada Buddha, kita harus mempraktikkan Dharma di tengah masyarakat setelah mendengarnya. Inilah yang disebut persembahan lewat tindakan nyata. Setelah menyelami Dharma, kita harus terjun ke tengah masyarakat untuk memberikan bimbingan sesuai kemampuan masing-masing. Sesuai kemampuan dan kondisi masing-masing, kita menggunakan metode yang berbeda untuk membimbing semua makhluk.


Begitu pula dengan di Meksiko. Saat warga setempat dilanda bencana, sekelompok relawan kita pergi ke sana untuk menolong mereka. Kita menggunakan metode tersendiri untuk mendekati mereka. Setelah kita memahami kondisi mereka dan memberikan bantuan pada mereka, mereka juga mengenal Dharma dan kembali ke Taiwan bersama relawan kita untuk mencari tahu tentang Tzu Chi.

Kemudian, mereka bertekad dan berikrar untuk menjadi Bodhisatwa dunia di sana. Ini juga merupakan persembahan. Mereka memberi persembahan lewat tindakan.

Kelak, ajaran Buddha juga akan tersebar di Meksiko. Berdana, melakukan tindakan bermanfaat, bertutur kata penuh cinta kasih, dan menginspirasi sesama juga akan dipraktikkan di sana. Semua ini merupakan Dharma. Kita hendaknya senantiasa bersungguh hati menyelami ajaran Buddha. Dengan begitu, saat melafalkan Sutra, kita bagai memasuki Tanah Suci Buddha. Mari kita lebih bersungguh hati setiap waktu.

Melakukan daur ulang sekaligus menginspirasi sesama

Mengagungkan keluhuran Buddha dan berpegang pada Dharma

Mempraktikkan Empat Metode Pendekatan dengan penuh sukacita

Memberi persembahan lewat tindakan nyata dan menyelami ajaran Buddha

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 Agustus 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 13 Agustus 2018
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -