Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Ikrar dan Mengembangkan Jiwa Kebijaksanaan
Hendaknya kita membalas budi luhur Buddha. Tanpa Buddha yang membangkitkan kesadaran kita, meski setiap orang sesungguhnya memiliki hakikat kesadaran, hakikat itu tertutupi oleh karma yang kita ciptakan dan akhirnya tidak pernah terbangkitkan. Kita malah terus menciptakan kegelapan batin dan inilah kesalahan. Saya selalu merasa bahwa kedatangan kita ke dunia ini hendaknya digunakan untuk memahami diri sendiri dan belajar bagaimana bersumbangsih untuk mencapai sukacita serta ketenangan.
Dalam melatih diri, hal terpenting ialah mencapai ketenangan. Inilah batin yang bebas dari rintangan. Inilah ketenangan dan kedamaian yang harus dimiliki oleh seorang praktisi. Ini bukan demi mencari kesenangan, melainkan ketika bertanya pada diri sendiri, kita tahu bahwa kita tidak melakukan kesalahan sehingga hati akan tenang dan tidak terbebani.
Dalam melatih diri, ada satu pintu Dharma yang disebut dengan pertobatan. Apa pun kesalahan yang pernah kita lakukan, kita harus segera bertobat dan menyelesaikannya secara langsung. Inilah cara menjaga kemurnian hidup kita. Jika kita pernah menyimpan bekas luka terhadap seseorang di dalam hati, itu artinya kita masih membawa beban karma. Benih karma itu akan tersimpan dalam pikiran kita.
Segala sesuatu tidak dapat dibawa serta, hanya karma yang terus mengikuti. Oleh karena itu, mengenai kesadaran karma ini, ajaran Buddha sesungguhnya bukanlah soal mengejar sesuatu, melainkan tentang memurnikan kesadaran. Kita memiliki enam kesadaran indra yang terdiri atas lima organ dan satu pikiran yang mampu memikirkan apa yang akan dilakukan di masa depan. Dengan pengetahuan ini, kita mempelajari Dharma demi menemukan jalan menuju pencerahan.
“Mengadakan persamuhan Dharma seperti ini di sekolah memberikan kesempatan bagi para siswa untuk mendekatkan diri pada ajaran Buddha dengan pikiran yang benar dan tenang,” kata Sampath Jayahetti, Kepala Sekolah Negeri Tzu Chi.
“Warga desa dan anak-anak sangat senang dengan adanya kegiatan ini di sekolah kami. Terima kasih atas segala upaya yang dilakukan untuk memperingati kelahiran Buddha. Mewariskan ajaran Buddha seperti ini sungguh sangat berarti,” kata Deepika Priyadarshani, Kepala Sekolah Pathakada.
“Ajaran Buddha ialah tentang menolong sesama dan kita memegang prinsip ini untuk menjalankan misi dengan membantu orang lain melalui pelayanan medis, pemeriksaan mata, operasi katarak, dan perawatan pascaoperasi,” kata dr. Asela Abeydeera, Dokter TIMA.

Kita harus memiliki cinta kasih agung yang murni dan tanpa noda untuk terjun ke tengah masyarakat. Seperti layaknya kita, seorang praktisi biasanya tidak bertikai dengan dunia dan tidak bersaing dalam urusan duniawi. Saya sendiri telah melakukannya.
Sepanjang hidup ini, saya tidak bertikai dengan dunia dan tidak bersaing dalam urusan duniawi. Namun, saya tetap memiliki ambisi terhadap kehidupan. Berhubung hidup saya diberikan oleh orang tua, maka saya ingin membalas budi luhur orang tua. Lahir ke dunia ini, saya juga harus membalas budi luhur semua makhluk. Untuk segala sumber pengetahuan yang saya dapatkan, saya harus membalas budi luhur guru.
Saya sering bercerita tentang guru saya yang membimbing dengan kebajikan dan teladannya. Saya hanya pernah menerima 6 kata dari beliau, yaitu, "Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk." Setelah bersujud, lalu masuk ke tempat penahbisan, saya langsung kembali ke pondok kecil. Jadi, saya tidak pernah berdekatan dengan beliau atau langsung menerima Dharma darinya. Namun, saya tetap menjalankan bakti kepada beliau.
Meski saya tidak bisa dekat, para murid dan cucu murid lainnya selalu mengelilingi beliau untuk berbincang santai agar beliau bahagia dan tertawa. Beliau pun sering menceritakan kisah kepada mereka. Jadi, justru para cucu murid inilah yang benar-benar memiliki kesempatan berinteraksi dengan beliau. Sementara saya, kala itu sibuk dengan pembangunan rumah sakit.
Setiap hari, saya harus berlari ke sana kemari. Begitulah jalinan jodoh yang ada. Namun, saya tetap berpegang pada tekad untuk mandiri dan kuat. Saya berterima kasih kepada Guru dan tetap menjalankan bakti. Beruntung, ada orang-orang di sekitar saya yang mewakili saya untuk melayaninya. Inilah jalinan jodoh yang tak terbayangkan.


Saat ini, Empat Misi Tzu Chi benar-benar kalian jalankan dengan sepenuh hati dan kekuatan, terutama misi pendidikan. Pendidikan itu penting untuk membina insan berbakat. Saya berharap kalian yang terlibat dalam pendidikan tidak hanya berkata, "Tugas saya hanya mengajar." Sebaliknya, kalian harus berpikir bahwa Tzu Chi perlu membina insan berbakat. Pendidikan yang kita jalankan bertujuan untuk meneruskan silsilah Dharma Tzu Chi.
Hal yang harus kita kembangkan dalam hidup ini berkaitan dengan jiwa kebijaksanaan. Kita hidup bukan hanya untuk makan kenyang dan menerima gaji. Hidup ini berasal dari pemberian orang tua. Dalam perjalanan ini, kita telah belajar banyak hal sejak SD hingga perguruan tinggi dan pascasarjana. Semua ini bisa tercapai karena budi luhur guru. Kita sungguh beruntung bisa masuk dalam lingkungan ajaran Buddha.
Saya sangat berharap bahwa kalian dapat memahami letak kedalaman ajaran Buddha. Ketika dipikirkan dengan baik, ajaran Buddha mengandung ilmu pengetahuan, filsafat, astronomi, geografi, dan lain sebagainya. Apa pun yang Anda cari, semua bisa ditemukan asal Anda bersungguh hati. Kalian harus membaca sejarah Tzu Chi. Saat ini, kita telah menjadi bagian dari badan misi Tzu Chi. Bagaimana Tzu Chi berdiri? Saya berharap bahwa kita dapat memahami Tzu Chi lebih dalam. Ini disebut dengan misi dan jiwa kebijaksanaan. Inilah tujuan hidup kita.


Dalam menjalankan Tzu Chi, kita harus tahu nilai pekerjaan kita. Dari mana nilai itu berasal? Nilai berasal dari kebijaksanaan yang kita gunakan di dunia untuk mengembangkan misi. Kita harus menjadikan pekerjaan ini sebagai misi, bukan hanya profesi. Kita menjalankan misi pendidikan, bukan sekadar profesi pendidikan. Jadi, Empat Misi Tzu Chi harus dilandasi dengan tekad dan ikrar yang kuat.
Dalam ajaran Buddha, kita berbicara tentang kekuatan ikrar. Sesungguhnya, orang pada umumnya, menyebutnya sebagai tekad. Seperti yang dikatakan guru saya, "Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk," inilah kekuatan yang terus menjaga saya sejak awal hingga kini Empat Misi Tzu Chi tersebar luas ke seluruh dunia.
Saya berharap semua orang dapat menyebarkan semangat Tzu Chi. Saat orang luar datang untuk melakukan penelitian, kita harus membagikan semangat misi kita. Inilah nilai dari misi kita. Jika tidak, kita hanya seperti universitas lain yang menawarkan berbagai mata kuliah. Kita bukan seperti itu. Banyak orang lain juga hebat, bahkan mungkin lebih hebat dari kita. Oleh karena itu, kita harus tahu nilai dari ikrar dan tekad kita. Bagaimana kita bisa bertahan dan berkembang dalam segala kesulitan adalah nilai yang sejati.
Membangkitkan kesadaran dengan hati tanpa beban
Segera bertobat demi menjernihkan hati
Berbakti, membalas budi, dan mewariskan silsilah Dharma
Mempraktikkan ikrar dann mengembangkan jiwa kebijaksanaan
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 06 Juni 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 08 Juni 2025