Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Ikrar untuk Mengembangkan Berkah dan Kebijaksanaan


Saya telah melihat relawan senior naik ke atas panggung. Mereka juga sudah lanjut usia. Melihat diri saya sendiri, saya sudah menjadi tua lebih dahulu. Seiring berjalannya waktu, murid-murid saya selalu melangkah maju dengan teratur. Saat ini, kita harus sungguh-sungguh berjalan maju. Kehidupan ini terbatas. Seiring berlalunya waktu setiap hari, usia kehidupan kita pun berkurang.

Setiap hari, saya selalu berbicara dengan kalian. Hal yang terpenting bagi kita ialah menyatukan hati semua orang. Ya, dalam melayani dunia ini, kita tidak boleh membeda-bedakan agama. Hendaknya kita dapat menyucikan hati manusia dan membuat semua orang memiliki arah hidup yang benar.

Belakangan ini, ketika berbicara dengan semuanya, saya senang menggunakan isyarat ini yang menunjukkan bahwa arah hidup kita tidak boleh menyimpang. Jika arah kita menyimpang sedikit saja, bedanya akan jauh sekali. Jika arah kita lurus, kita akan terus berjalan maju. Sedikit saja penyimpangan akan membawa kita jauh keluar jalur. Jadi, hendaknya arah kita tetap lurus.

Tzu Chi memulai "Proyek Harapan" pascagempa 21 September1999 dengan membangun sekolah di Taiwan Tengah. Sejak saat itu hingga kini, Tzu Chi telah membangun lebih dari 200 sekolah di seluruh dunia. Ini semua dimungkinkan berkat tetes demi tetes sumbangsih semua orang. Insan Tzu Chi di seluruh dunia telah melaksanakan tugas masing-masing. Di setiap tempat, semuanya menggunakan hati Tzu Chi untuk membangun tekad dan ikrar yang sama. Mereka juga mendayagunakan sumber daya setempat untuk bersama-sama menjalankan Tzu Chi.


Tzu Chi juga membangun rumah permanen di 18 negara dan wilayah untuk lebih dari 20 ribu keluarga yang kehilangan tempat tinggal. Bagi mereka yang terkena dampak bencana, kita membangun rumah permanen sehingga keluarga mereka dapat bertahan hidup selama beberapa generasi. Kita telah memahami dengan jelas bagaimana membantu mereka yang menderita akibat bencana. Kita mencari tanah dan membangun rumah agar mereka dapat tinggal dengan tenang selamanya. Ketika merenungkan apa yang telah kita lakukan, saya merasa sangat bersyukur.

Seiring berjalannya waktu, saya merasa tidak ada waktu yang terbuang sia-sia. Saya ingin memberi tahu kalian bahwa sesungguhnya, saya sudah merasa puas dalam hidup ini. Saya memang merasa kesehatan saya menurun. Namun, belakangan ini, saya melihat bahwa dunia ini sangat membutuhkan Tzu Chi dan saya masih perlu mendampingi mereka. Ketika merasa telah tiba di "pulau harta karun", awalnya saya sudah ingin berhenti. Namun, saya merasa masih perlu berjalan maju sehingga harus kembali menegakkan tubuh saya.

Belakangan ini, saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk menegakkan tubuh dan tidak menyerah pada usia tua. Saya juga berkata pada diri sendiri untuk terus berjalan maju dengan langkah yang mantap dan tidak menyimpang. Namun, kenyataan tetap harus dihadapi dan tidak dapat dihindari. Meskipun demikian, saya tetap harus memikirkan cara untuk menjalaninya.

Pada saat ini, saya masih harus mengambil langkah dan melewati segala tantangan. Bagaimana agar semua orang di dunia mengenal Tzu Chi? Bagaimana agar Tzu Chi dapat tersebar ke seluruh dunia? Ini mengharuskan setiap kita untuk mengambil langkah demi langkah dengan mantap. Semua hendaknya bersungguh hati.


Bodhisatwa sekalian, waktu terus berlalu. Saat ini, semua hal yang saya katakan penuh ketulusan dan kesungguhan. Dalam hidup ini, setiap langkah kita akan menciptakan jejak. Jejak ini akan tersimpan dalam kesadaran kedelapan kita. Hal yang terpenting ialah kita harus lebih tekun dan bersemangat untuk membangkitkan kesadaran kesembilan.

Saat ini, hendaknya kita menyucikan hati kita dan kembali pada hakikat kebuddhaan. Dengan demikian, kita akan kembali pada Tanah Suci yang tak bernoda. Dengan tekad Bodhisatwa, kita akan kembali ke dunia ini karena ikrar kita. Kita kembali karena ikrar, bukan karena karma. Saya selalu berpikir dan menyemangati insan Tzu Chi agar tidak selalu berpikir tentang memutus siklus kelahiran dan kematian. Itu tidak mungkin.

Semua orang yang lahir ke dunia terus menciptakan karma. Namun, kita harus mengubah keburukan menjadi kebajikan dan menciptakan lebih banyak berkah agar di kehidupan mendatang, karma baiklah yang menunggu kita, bukan karma buruk. Jadi, hendaknya kita bersungguh hati. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian.

Dalam Pemberkahan Akhir Tahun kali ini, banyak yang mendatangi saya dan berkata, "Master, kami datang dari Taitung." Ketika saya pertama kali datang ke wilayah timur, saya pergi ke Taitung. Setiap kali mendengar tentang Taitung, saya merasa sangat bersyukur dan penuh sukacita. Terima kasih.

Bodhisatwa sekalian, tidak peduli dari mana pun kalian berasal, hendaknya semua memiliki satu kesamaan, yaitu Tzu Chi. Tzu Chi adalah rumah bagi insan Tzu Chi seluruh dunia. Insan Tzu Chi selamanya adalah keluarga Bodhisatwa. Sebagai keluarga Bodhisatwa, kita harus terus membawa ikrar kita dari kehidupan ke kehidupan dan jangan pernah kehilangan diri sendiri. Inilah yang ingin saya ingatkan kepada semuanya.


“Kakek Guru, maafkan kami yang telah membuatmu menunggu begitu lama. Kami akan mempelajari keterampilan Tzu Chi dan memikul tanggung jawab Tzu Chi di masa depan.”

“Kekuatan 50 sen telah membuka Empat Misi dan Delapan Jejak Dharma Tzu Chi.”

Terima kasih, sungguh keterampilan yang luar biasa. Lihatlah bola itu, ke mana pun ia bergulir, di sana akan ada cahaya. Cahaya yang menyertai bola itu telah menginspirasi seluruh dunia. Misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, misi budaya humanis, dan Delapan Jejak Dharma selalu dijalankan oleh insan Tzu Chi. Saya telah melihat begitu banyak sumbangsih dan kekuatan cinta kasih yang diberikan. Terima kasih.

Semua orang memiliki bola ini di dalam hati dan memiliki jalan yang agung. Semua orang memiliki kemampuan untuk menginspirasi orang lain di dunia demi mewujudkan harapan dan keindahan. Inilah kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Terima kasih, Bodhisatwa sekalian. Semuanya telah menjalankan misi dengan sepenuh hati dan kekuatan. Jangan pernah lupakan masa lalu.

Hendaknya kita menggarap masa depan dengan sepenuh hati. Saya memiliki banyak harapan terhadap kalian. Saya mendoakan semuanya. Selain menciptakan berkah, hendaknya kalian juga menginspirasi semua orang serta mengembangkan berkah dan kebijaksanaan. Terima kasih. 

Usia kehidupan berkurang seiring berjalannya waktu
Mempraktikkan ikrar untuk melenyapkan kesulitan dan penderitaan
Menciptakan jejak langkah demi langkah di jalan yang lurus
Menyucikan hati dengan berkah dan kebijaksanaan dalan kesadaran kedelapan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 04 Januari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 06 Februari 2024
Hakikat terpenting dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -