Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Kebajikan untuk Menciptakan Berkah


Saya bersyukur atas dokumentasi sejarah Tzu Chi. Penyaluran bantuan kita di Etiopia dan Rwanda masih terbayang jelas dalam benak saya. Apa yang kita lakukan dahulu telah menjadi sejarah yang kini bagaikan buku pelajaran bagi dunia. Sesungguhnya, ada banyak hal di dunia ini yang tidak habis untuk diulas. Namun, yang terpenting ialah menggenggam waktu yang ada sekarang dan bersumbangsih bagai guru tak diundang.

Kita harus menggenggam kesempatan untuk menciptakan lebih banyak jalinan jodoh. Tujuan mulia Buddha datang ke dunia ialah membimbing orang-orang menapaki Jalan Bodhisatwa dan menunjukkan arah pada kita. Di alam manusia, seseorang bisa mencapai kebuddhaan, bisa terjatuh ke alam neraka, bisa menciptakan berkah, juga bisa mengalami penderitaan tak terkira.

Orang yang dipenuhi berkah bukanlah orang kaya, melainkan orang yang memiliki hati yang bajik. Dengan memiliki hati yang bajik dan jalinan jodoh baik, seseorang akan bisa mengubah pola pikir sehingga senantiasa berpuas diri, bersyukur, dan menciptakan berkah. Saat setiap orang tahu untuk berpuas diri, bersyukur, dan menciptakan berkah, dunia ini akan bagaikan surga dan tanah suci. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita sungguh dipenuhi berkah.

Kita memiliki sekelompok anggota keluarga Bodhisatwa dan seluruh dunia merupakan keluarga kita. Saya mendengar Bapak Guan di Shanghai berbagi pengalaman. Setelah mendengar seruan saya, dia menyerap Dharma ke dalam hati dan bertindak secara nyata untuk menyosialisasikan vegetarisme.

Menyosialisasikan vegetarisme merupakan cara terbaik untuk mengungkapkan niat baik kita. Jika setiap orang bervegetaris, secara alami nyawa hewan-hewan akan terselamatkan karena orang yang bervegetaris pasti menghormati kehidupan. Ini bergantung pada jalinan jodoh semua makhluk.


Yang menciptakan berkah mungkin terlahir di alam manusia; yang menciptakan karma buruk dan melanggar sila mungkin terlahir di alam binatang. Intinya, setiap makhluk memiliki jalinan jodoh masing-masing. Berkesempatan untuk terlahir sebagai manusia, kita hendaknya menghargai tubuh dan kehidupan kita.

Belakangan ini, saya mengulas tentang menginventarisasi kehidupan setiap hari dengan harapan setiap orang dapat melakukannya. Menginventarisasi kehidupan diri sendiri berarti mengintrospeksi diri. Berapa banyak perbuatan yang bermanfaat bagi dunia yang saya lakukan hari ini? Apakah saya pernah menyimpang atau berbuat keliru? Jika pernah, segeralah bertobat.

Saat orang-orang bersedia bertobat dan bertekad, dunia ini akan menjadi surga. Kehidupan di surga bagaikan di tanah suci. Demikianlah Bodhisatwa. Bodhisatwa bukan hanya mengasihi diri sendiri dan menciptakan surga di dunia, tetapi juga menghargai jiwa kebijaksanaan. Untuk mengembangkan jiwa kebijaksanaan, kita harus menggenggam jalinan jodoh untuk membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Inilah yang kita lakukan di Jalan Bodhisatwa.

Saat dunia aman dan tenteram, barulah kita bisa aman dan tenteram. Contohnya, pada masa pandemi ini, setiap orang berjuang untuk mengakhiri pandemi. Untuk mengakhiri pandemi ini, kita harus menciptakan berkah bagi dunia, menghargai kehidupan, serta bersyukur dan bertobat satu sama lain. Inilah satu-satunya cara.


Dunia ini penuh dengan penderitaan. Kita harus mencari cara untuk melenyapkan penderitaan di dunia ini. Insan Tzu Chi dari berbagai negara telah berkumpul di Polandia untuk mengantarkan cinta kasih bagi pengungsi Ukraina. Kita tidak bisa pergi ke sana. Beruntung, ada insan Tzu Chi dari berbagai negara yang mewakili kita untuk menyerahkan barang bantuan ke tangan orang yang membutuhkan. Ini berkat adanya himpunan kekuatan cinta kasih. Saya sangat bersyukur.

Pada saat seperti ini, ini juga merupakan resep mujarab. Kita memberikan apa yang paling mereka butuhkan, baik secara fisik maupun batin, sehingga mereka dapat merasakan kehangatan. Singkat kata, di dunia ini terdapat banyak ketidakberdayaan yang tidak dapat kita rasakan, tetapi kita harus membangkitkan cinta kasih. Berhubung dipenuhi berkah, kita hendaklah menciptakan berkah dengan bersumbangsih semampu kita. Dengan demikian, kita dapat mewujudkan ketenteraman dan meredam bencana.

Saat ini, konflik antarnegara yang terjadi telah menimbulkan banyak tragedi. Inilah yang terjadi sekarang. Jadi, jika hati manusia tidak tersucikan, sulit untuk menghentikan bencana akibat ulah manusia. Akibatnya, pemanasan global akan makin parah dan makin banyak bencana yang akan terjadi. Karena itu, kita harus tersadarkan dan bertobat.

Dalam Sutra Buddha dikatakan bahwa pada tahap tertentu, orang-orang akan tersadarkan dan bertobat. Hingga saat itu, barulah dunia akan kembali damai dan harmonis. Jadi, jangan meremehkan diri sendiri. Setiap orang memiliki tanggung jawab. Saat langit memberikan tanggung jawab kepada saya dan Anda, kita hendaknya memikul tanggung jawab ini. Dengan lebih banyak bertutur kata baik dan berbagi tentang sejarah Tzu Chi, kita pun dapat turut berkontribusi. Selain itu, kita juga dapat menyosialisasikan vegetarisme. Ini dapat mendatangkan pahala yang tak terhingga.


Membangkitkan cinta kasih orang-orang dan mengimbau mereka untuk bervegetaris, ini juga termasuk membimbing semua makhluk dan menyucikan dunia. Intinya, kita membutuhkan kekuatan cinta kasih dari semua orang, baik Anda, dia, maupun saya. Kita terus menyerukan hal ini dan maju selangkah demi selangkah dengan mantap. Dengan bergandengan tangan dan lebih banyak berbuat baik, berarti kita tidak menyia-nyiakan waktu.

Seiring berlalunya satu hari, usia kehidupan kita juga berkurang satu hari. Saya sangat bersyukur hari ini, kita juga membangkitkan cinta kasih banyak orang. Ini semua mendatangkan pahala. Kita tidak mengejar pahala, tetapi pahala ini terpupuk dengan sendirinya. Dalam satu detik yang sama, kita bisa memupuk berkah atau menciptakan karma buruk. Dalam satu detik yang sama, setiap orang menciptakan karma yang berbeda-beda.

Orang yang berbuat baik memupuk berkah, sedangkan orang yang berbuat jahat mengakumulasi karma buruk. Intinya, bencana ataupun berkah, semuanya diciptakan oleh diri sendiri. Saya bersyukur kepada Bodhisatwa sekalian yang berbagi Dharma dengan kesungguhan hati dan cinta kasih. Sumbangsih kalian adalah Dharma. Kalian telah mempraktikkan kebajikan. Saya sangat bersyukur. Kita harus terus membimbing orang-orang untuk menjadi Bodhisatwa. Terima kasih.    

Mengukir sejarah Tzu Chi dan meninggalkan jejak cinta kasih
Bervegetaris demi melindungi kehidupan dan hidup berdampingan dengan semua makhluk
Bertobat dengan tulus demi meredam bencana
Mempraktikkan kebajikan untuk menciptakan berkah

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 Mei 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 17 Mei 2022
Menghadapi kata-kata buruk yang ditujukan pada diri kita, juga merupakan pelatihan diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -