Ceramah Master Cheng Yen: Mempraktikkan Kebenaran Dengan Keyakinan dan Pemahaman Mendalam

Relawan daur ulang dari 12 negara dan wilayah baru kembali ke Hualien tiga hari lalu. Mereka datang dari negara-negara yang jauh. Ada yang datang dari Selandia Baru, Tiongkok, Malaysia, Jepang, dan berbagai negara lainnya. Para relawan daur ulang memiliki keyakinan dan pemahaman yang mendalam. Mereka tahu bahwa di seluruh dunia, sampah yang dibuang sembarangan telah menimbulkan polusi udara dan merusak bumi. Ini merupakan masalah yang serius. Selama bertahun-tahun, relawan kita melakukan daur ulang dengan keyakinan dan pemahaman yang mendalam.

Saya sungguh sangat bersyukur kepada seluruh relawan kita yang percaya pada slogan yang berbunyi, “Mengubah sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, dan cinta kasih menjadi aliran jernih.” Semua relawan mendedikasikan diri dengan sepenuh hati dan tekad. Bukan hanya di Taiwan tempat saya berada, di Tiongkok Timur Laut yang jauh dari Taiwan, relawan kita juga menyebarkan slogan ini beberapa tahun yang lalu sehingga orang-orang mengenal konsep daur ulang Tzu Chi. Mereka dapat menonton Da Ai TV dan setuju dengan konsep kita. Relawan dari Harbin, Dalian, Heilongjiang, ataupun wilayah lain di bagian utara, semuanya pergi ke Changchun untuk belajar melakukan daur ulang.


Relawan Du di Changchun sangat tulus. Dia sangat setuju dengan Empat Misi Tzu Chi dan perlahan-lahan menerapkan semangat dan filosofi Tzu Chi. Dia perlahan-lahan lepas tangan dalam bisnisnya dan menyerahkan tanggung jawabnya kepada rekan bisnis dan karyawannya. Setelah itu, dia dan istrinya mendedikasikan diri dalam kegiatan daur ulang. Mereka juga menerapkan semangat Tzu Chi. Di gedungnya, dia menyediakan ruang yang luas sehingga insan Tzu Chi bisa sering mengadakan kegiatan di sana. Dia mengemban misi di Changchun.

Setiap hari, meski turun salju lebat, para relawan tetap keluar rumah untuk mengikuti ceramah pagi. Relawan yang mengikuti ceramah pagi semakin hari semakin bertambah. Meski cuaca sangat dingin, mereka tetap tekun dan bersemangat. Inilah relawan kita di tempat yang jauh. Usai mengikuti ceramah pagi, mereka pun melakukan daur ulang.

Di Harbin, ada seorang relawan berusia 80-an atau 90-an tahun yang melakukan daur ulang setiap hari. Semangatnya telah menginspirasi seluruh keluarganya. Putri, menantu, dan putranya sangat berbakti. Mereka mendampinginya melakukan daur ulang.


“Master tidak pernah menyia-nyiakan satu hari pun. Saya akan terus melakukan daur ulang selama saya masih mampu. Semua ini adalah permata. Tanpa Bumi, apakah manusia bisa hidup? Jika Bumi tenteram, manusia juga tenteram. Inilah yang Master katakan,” ucap Wang Jinhua, Relawan daur ulang.

Pada awal bulan Maret, turun salju lebat. Itu sungguh merupakan badai salju besar.

“Sulit untuk menunggu bus.”

“Salju turun sangat lebat.”

“Ya, sangat lebat.”

“Saya menyiapkan sedikit buah untuk para relawan yang akan datang. Saya sangat bersyukur kepada mereka. Meski turun salju lebat, mereka tetap datang. Saya sungguh sangat terharu,” ucap Wang Jinhua, Relawan daur ulang.

“Jika tidak datang ke posko daur ulang, saya merasa ada yang belum dikerjakan. Sabtu lalu saya tidak datang karena ada urusan di rumah. Hari ini putri saya tidak mengizinkan saya datang. Saya berkata bahwa saya tetap harus datang meski turun salju lebat,” ucap Ma Guiying, Relawan daur ulang.

Relawan yang pergi ke sana memang sangat banyak. Semua orang berkata bahwa hari itu adalah hari daur ulang dan mereka harus hadir. Baik relawan lansia maupun paruh baya, semuanya berkata demikian. Setiap orang memiliki semangat misi terhadap kegiatan daur ulang. Banyak orang yang membuang sampah sembarangan. Relawan kita berpikir, “Jika saya tidak memungut dan memilahnya, siapa yang akan melakukannya?” Mereka menginspirasi orang-orang dengan semangat seperti ini. Ini sungguh tidak mudah. Inilah yang disebut keyakinan dan pemahaman yang mendalam. Mereka memahami kondisi alam secara menyeluruh. Akibat polusi udara yang ditimbulkan oleh masalah sampah, manusia mulai mengalami gangguan pernapasan. Bukan hanya manusia, hewan dan tumbuhan juga terkena dampaknya. Singkat kata, ini merupakan krisis bagi manusia. Bisakah kita mengabaikannya? Alam beserta seluruh isinya terkena dampaknya, termasuk kehidupan kita. Jadi, kita harus memanfaatkan kehidupan dan waktu yang ada untuk melindungi Bumi.


Belakangan ini, saya kembali mengingatkan untuk menerima barang yang bersih saja. Kita harus melindungi bumi, juga harus melindungi relawan daur ulang kita, terlebih relawan lansia. Kini, kita sungguh harus mencurahkan perhatian jangka panjang kepada lansia dan menolak barang yang tidak bisa di daur ulang. Kita harus berbagi dengan setiap keluarga tentang pemilahan. Saat ada orang yang baik hati ingin menyerahkan barang daur ulang, kita bisa meminta mereka untuk tidak mencampurnya dengan sampah dapur dan barang yang kotor dan berminyak. Para lansia yang rela bersumbangsih demi masyarakat dan bumi harus diperlakukan dengan baik.

Di Taiwan juga ada seorang nenek yang sangat cemerlang. Payung yang utuh bisa dibongkarnya dengan mudah.

“Sampai sini berbahan plastik. Ini aluminiumdan ini besi.”

“Nenek bisa membedakannya dengan melihatnya saja?”

“Dia adalah ahlinya.”

“Aluminium tidak akan ditarik oleh magnet.”

“Benar.”

“Besi akan ditarik oleh magnet.”

“Kami harus mengandalkan magnet untuk membedakannya, tetapi Nenek tidak perlu, cukup melihatnya saja.”

“Banyak orang yang datang untuk belajar, tetapi sehari dua hari sudah menyerah. Karena pemilahan di sini sangat rumit. Ada aluminium, tembaga, dan jenis-jenis lainnya. Harus sabar, baru bisa melakukan pemilahan,” ucap Lu Jiang He, Relawan daur ulang.

“Dia tidak pernah berkata, “Saya tidak bisa.” Tidak pernah. Saya tidak pernah mendengarnya berkata bahwa dia tidak bisa,” ucap Gao Li-zhu, Relawan Tzu Chi.

Rangka payung saja bisa dipilah ke dalam berbagai jenis, yaitu timah, tembaga, besi, dan lain-lain. Dia bisa membedakannya dengan jelas. Setelah pulang ke rumah, dia juga membantu menjaga supermarket putrany adan bisa mengingat kode produk.


“Kedelai hitam, benar?”

“Ya.”

“Begini. Empat puluh lima dolar NT. Ini 2612.”

“Di mana kodenya?”

“Ini 7408. Saya mengemasnya tadi malam, ini 7408. Ini 1724.Ini 1314, 1316.”

“Itu adalah kode produk.”

“Saya yang menempelkannya.”

“Anda yang menempelkannya?”

“Sembilan…”

“Berapa?”

“Ini 9179, benar tidak? Benar, 9179.”

“Bagaimana Anda membedakannya?”

“Dari sini. Lihat kodenya saja.”

“Jadi, Anda hanya melihat kode ini? Bagaimana dengan huruf di atasnya?”

“Entahlah, saya buta huruf.”

“Anda tidak perlu membacanya?”

“Saya hanya tahu bahwa ini adalah “merah” dari kata “kacang merah”.”

“Anda hanya mengenal huruf merah, ya? Jadi, Anda tidak pernah memedulikan huruf di atasnya?”

“Ya, saya tidak tahu.”

“Anda tidak perlu mengenal mereka?”

Dengan mengambil sebungkus kacang, dia bisa memberitahukan kode produknya. Lansia bukanlah tidak berguna. Meski sudah berusia 80-an atau 90-an tahun, dia tetap dibutuhkan oleh keluarganya. Dia merasa bahwa dia bisa menjadi orang yang dibutuhkan orang lain. Sungguh, Bodhisatwa sekalian, kita semua harus menjadi orang yang dibutuhkan oleh orang lain. Jangan menyia-nyiakan setiap kesempatan yang ada. Kita harus memiliki keyakinan dan pemahaman yang mendalam.

Aliran jernih cinta kasih mengelilingi seluruh dunia

Mengikuti ceramah pagi setiap hari tanpa takut pada dinginnya cuaca

Menerima barang yang bersih saja dalam melakukan daur ulang

Mempraktikkan kebenaran dengan keyakinan dan pemahaman mendalam

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 2 April 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 4 April 2018

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -