Ceramah Master Cheng Yen: Memulai Hidup Baru dan Mewariskan Cinta Kasih

Kita bisa melihat Filipina diterjang Topan Haiyan pada tahun 2013. Saat itu, Kota Tacloban dan Ormoc di Provinsi Leyte sudah hampir ditinggalkan. Begitu menjangkau lokasi bencana, insan Tzu Chi segera memberikan bantuan untuk memulihkan sendi kehidupan setempat dan menenangkan warga setempat yang menderita.

Sebelum topan menerjang, tempat tinggal warga kurang mampu sudah sangat bobrok. Pascatopan, insan Tzu Chi bekerja keras untuk menyalurkan bantuan. Berkat kesungguhan hati insan Tzu Chi dan adanya jalinan jodoh, sendi kehidupan setempat dapat dipulihkan. Di Kota Ormoc, wali kota dan istrinya menyumbangkan lahan seluas 48,5 hektare.

 Wali kota Ormoc dan istrinya datang ke Hualien pada tahun 2014. Dengan penuh ketulusan, istri wali kota tersebut membangun tekad dan ikrar untuk menyebarkan semangat Tzu Chi di Ormoc. Beliau rela menyumbangkan 48,5 hektare lahannya kepada Tzu Chi agar kita bisa membangun rumah untuk warga setempat. Melihat beliau begitu tulus dan kita juga merasa bahwa warga setempat yang hidup menderita membutuhkan bantuan kita untuk memulihkan sendi kehidupan dan memperbaiki kehidupan, maka kita pun memutuskan untuk mengembangkan potensi kebajikan di sana.

 

Saya bersyukur kepada anggota Tzu Cheng dari Taiwan serta insan Tzu Chi dari Filipina dan belasan negara lainnya yang turut memberikan bantuan darurat. Yang bertanggung jawab mencurahkan perhatian jangka panjang adalah insan Tzu Chi Filipina. Namun, untuk mendirikan ribuan unit rumah sementara dan puluhan unit ruang kelas sementara, kita juga menjalani proses yang sangat panjang.

Pembangunan rumah sementara dibagikan ke dalam enam gelombang. Pastor setempat mengadakan upacara pemercikan di sana. “Amin. Selamat untuk kalian. Terima kasih banyak atas cinta kasih yang kalian berikan pada warga Ormoc, terlebih dalam menanamkan nilai-nilai kehidupan. Kalian juga membimbing mereka untuk memulihkan sendi kehidupan,” kutipan wawancara pastor Isagani Petilos

“Saya berharap warga di sini dapat menjalankan ajaran Master Cheng Yen. Dengan begitu, mereka akan merasakan sukacita dan kedamaian. Saya berharap antarwarga dapat saling menolong bagai satu keluarga,” kata Violeta Codilla, istri walikota Ormoc.

“Master Cheng Yen, saya merasa sangat bahagia. Saya akhirnya pindah ke rumah ini,” kata Lelanie Estrera, warga yang tinggal di rumah sementara.

Dalam sekejap, 1.585 keluarga telah pindah ke rumah sementara. Pada akhir tahun lalu, semuanya sudah pindah ke rumah sementara. Kita telah merampungkan pembangunan rumah sementara di sana. Saya juga bersyukur kepada Bapak Chen. Bapak Chen Hui-wen dari Filipina adalah seorang pengusaha. Dia membuka pabrik besi. Dia telah membangun tekad. Melihat Tzu Chi mengirimkan material rumah sementara dari Taiwan, dia pun datang ke Hualien dan berikrar di hadapan saya untuk menyumbangkan 1.000 unit rumah sementara.

 

Saya berkata, “Bisa diproduksi di pabrikmu?” “Ini membutuhkan tempat yang luas.” Dia berkata, “Tidak apa-apa, saya bisa memproduksinya di Kompleks Tzu Chi Filipina.” “Saya bisa menjalankan program bantuan lewat pemberian upah bagi warga setempat agar mereka bisa mendapat penghasilan sekaligus mempelajari keterampilan.”

Untuk menyiapkan material 1.000 unit rumah, warga bekerja dengan tertib di Kompleks Tzu Chi Filipina. Jadi, mereka bukan hanya belajar keterampilan. Dia menyiapkan semua perlengkapan agar warga dapat mempelajari keterampilan, seperti mengelas, memoles, dan berbagai keterampilan lainnya. Mereka diajari semua keterampilan.

Kini, lebih dari 20 orang pekerja ini sudah menguasai keterampilan dan bisa bekerja di luar. Dengan bekerja di sana, mereka telah memperbaiki kehidupan mereka. Mereka bervegetaris, berhenti merokok, berhenti mengonsumsi minuman keras, serta hidup disiplin dan teratur. Setiap hari, mereka hadir dan bekerja dengan tertib. Mereka menggenggam waktu dengan baik. Ini sungguh membuat orang tersentuh.

“Saya ingin memberi tahu Master bahwa kami sangat bersyukur ada material-material ini untuk mendirikan rumah sementara. Material ini bisa digunakan untuk mendirikan rumah sementara bagi korban bencana di Kepulauan Bisaya dan Kota Ormoc, Provinsi Leyte. Kami membuatnya untuk kepentingan diri sendiri,” ujar Alex Jerao, pekerja pabrik rumahan sementara. 

“Saya merasa sangat gembira bisa menolong kaum sebangsa. Saya sungguh sangat bersyukur,” kata Antonio Navarra, pekerja pabrik rumahan sementara. 

“Sebelum bekerja di sini, saya sering keluyuran dan minum minuman keras bersama teman saya. Setelah datang ke sini, saya mengubah tabiat buruk saya dan bisa membantu orang tua mencari nafkah,” ungkap Robin Candare, pekerja pabrik rumahan sementara.   

Ada pula sekelompok warga yang bersedia mengikuti pelatihan relawan dan telah melakukannya selama beberapa waktu. Mereka telah menghilangkan tabiat buruk mereka.

“Terima kasih pada Yayasan Tzu Chi yang datang ke Ormoc. Tanpa Yayasan Tzu Chi, kehidupan saya tidak akan membaik,” ujar Canama, relawan dalam pelatihan. 

“Menyenangkan sekali ada relawan di sini. Warga kurang mampu bisa segera tertolong,” kata Napoles, relawan dalam pelatihan.

 

Insan Tzu Chi juga memberikan topi Tzu Chi pada warga yang mengikuti pelatihan relawan. Dengan mengenakan topi ini, mereka mulai melakukan survei kasus. Lihatlah, mereka harus bersusah payah untuk menyeberangi jembatan. Orang yang menderita sungguh banyak. Namun, kita telah memperbaiki kehidupan mereka. Meski tidak kaya materi, tetapi kini mereka memiliki kekayaan batin untuk membantu sesama.

Seiring berlalunya satu hari, kehidupan kita juga berkurang satu hari. Namun, jika kita bersumbangsih dengan penuh sukacita, kita bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan, memperluas wawasan, dan memperdalam pemahaman terhadap penderitaan. Dengan bersumbangsih tanpa pamrih, kita akan merasa semakin damai, tenang, dan bahagia.

Inilah jiwa kebijaksanaan kita. Dengan bersumbangsih, jiwa kebijaksanaan kita akan bertumbuh. Inilah berkah dalam hidup manusia. Setiap orang yang bisa bersumbangsih adalah orang yang dipenuhi berkah. Tidak peduli kaya atau miskin, asalkan memiliki cinta kasih, maka semua orang memiliki kekayaan yang setara. Asalkan bersedia bersumbangsih, kekuatan cinta kasih semua orang adalah sama. Semua orang bisa melakukan dan merasakan hal yang sama. Berbagi kebahagiaan dengan semua orang, inilah batin yang terkaya.

Mewariskan keterampilan untuk menenteramkan jiwa dan raga korban bencana

Menjalani hidup dengan disiplin dan teratur serta mengubah tabiat buruk

Memulai hidup baru dan menyambut harapan

Membangkitkan kekayaan batin untuk bersumbangsih tanpa pamrih

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Maret 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 30 Maret 2017

Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -