Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Berkah dan Membimbing Semua Makhluk dengan Kebajikan


“Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat berbagai jenis kemasan yang merupakan lembaran tipis plastik. Jumlahnya sangat besar, tetapi yang bersedia menerimanya sangat sedikit. Selain itu, permintaan mereka terhadap kualitas pun sangat tinggi. Barangnya harus bersih dan dipilah dengan saksama,”
kata Ye Xin-min relawan Tzu Chi.

“Relawan pertama yang mendaur ulang lembaran tipis plastik adalah Kakak Xie Bing-rui di Zhunan. Saat itu, dia baru berusia 26 tahun. Dia memanfaatkan waktu setelah pulang kerja untuk mencari tahu bagaimana memilahnya. Relawan kedua adalah Kakak Luo Wen-xing. Tim kita mengidentifikasi jenis-jenisnya dengan menggunakan pemantik dan obor tiup ataupun dengan menggunting, menarik, dan melipatnya. Kakak Xiu-min membentuk area pembersihan dan pengguntingan. Desember lalu, beliau meninggal dunia dengan damai. Tiga hari sebelum meninggal dunia, beliau berkata pada saya, ‘Ada banyak lembaran tipis plastik yang belum dirapikan. Saya khawatir akan menunda pekerjaan orang lain.’ Tidak disangka, itu menjadi percakapan terakhirnya dengan saya,” kata Gan Yu-lin relawan Tzu Chi.

Saya telah mendengar kisah yang dibagikan para relawan. Meski semua itu telah berlalu, tetapi kita bisa menyatukan rekaman video, teks, dan kisah yang dibagikan oleh para relawan kita. Saya juga sering berkata bahwa kisah nyata sangatlah bernilai. Saat kita membagikan kisah nyata dengan akurat, berarti kita tengah membagikan sejarah dan orang yang mendengarnya adalah saksi sejarah. Dengan demikian, kisah yang kita bagikan bisa disebut Dharma sejati.


Selama puluhan tahun ini, saya selalu berkata bahwa kita harus menyebarkan Dharma sejati. Untuk itu, kita harus membagikan kisah nyata yang lengkap dengan tempat, waktu, dan orang-orang yang terlibat. Karena itulah, saya terus berkata bahwa kalian harus mencatat kisah kehidupan kalian. Saya berharap kita dapat mendokumentasikan bagaimana kita berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk. Inilah nilai kehidupan kita. Jadi, mari kita mencatat kisah kehidupan masing-masing.

Dengan menginventarisasi kehidupan masing-masing, kalian akan mendapati bahwa kehidupan kalian bernilai. Karena itulah, saya berulang kali mengingatkan untuk menginventarisasi nilai kehidupan. Setiap minggu, kita mengenang hal-hal yang telah kita lakukan. Setelah itu, kita juga merapikan dan merangkum inti sarinya. Jadi, saya berharap Bodhisatwa sekalian dapat mengeluarkan catatan kalian dan merapikannya dengan sungguh-sungguh.

Meski kehidupan bagai sandiwara, tetapi ingatlah bahwa kita harus sungguh-sungguh bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia. Kita harus menyebarkan ajaran Buddha, membimbing semua makhluk, dan menyucikan hati manusia dengan sungguh-sungguh. Kita sangat beruntung dapat bergabung dalam Tzu Chi. Saya berharap setiap orang dapat sungguh-sungguh menulis sejarah kehidupan masing-masing. Saya sangat bersyukur.


Sungguh, kita harus lebih banyak menciptakan berkah untuk menghalau bencana. Dengan sedikit pengaruh energi, topan bisa menjauh dan semua orang selamat. Namun, jika kita menciptakan karma buruk kolektif, topan tersebut mungkin akan menghampiri kita serta mendatangkan angin kencang dan hujan deras. Ini bergantung pada energi yang kita ciptakan.

Langit dan bumi memiliki energinya masing-masing. Begitu pula dengan manusia. Dengan lebih banyak menciptakan berkah, kita bisa menciptakan energi berkah. Energi ini dapat memengaruhi pergerakan topan. Jika setiap orang menciptakan energi berkah, arah topan mungkin akan sedikit berubah dan menjauh dari Taiwan. Singkat kata, kita harus menyucikan hati manusia dan memotivasi orang untuk menciptakan berkah. Saat energi berkah makin kuat, dunia akan aman dan tenteram. Entah bagaimana perkembangan topan dan energi yang terbentuk sekarang. Saya merasa sangat khawatir.

Sesungguhnya, Taiwan sangatlah kecil. Apa yang harus kita lakukan agar Taiwan dapat memancarkan kecemerlangan? Seekor kunang-kunang sangatlah kecil, tetapi sekawanan kunang-kunang dapat memancarkan kecemerlangan. Jadi, meski kekuatan satu orang terbatas, tetapi dengan bersatu, kita bisa membentuk kekuatan besar. Singkat kata, saya berharap semua orang dapat bersungguh hati.


Kini, yang terpenting ialah menyucikan hati manusia, memperluas cinta kasih, dan memperpanjang jalinan kasih sayang. Saya berharap orang-orang di seluruh dunia dapat membangkitkan hati nurani dan cinta kasih hakiki. Dengan mengubah pola pikir, setiap orang dapat menciptakan berkah dan mewujudkan kedamaian dunia. Kita bisa melihat bencana akibat topan dan hujan deras. Asalkan ada insan Tzu Chi, di mana pun bencana terjadi, mereka akan mengatasi kesulitan untuk bersumbangsih. Meski jalan masih tergenang banjir, mereka bisa mengantarkan makanan dengan perahu.

Di negara mana pun, asalkan ada insan Tzu Chi, warga setempat yang menderita bisa tertolong. Namun, ini juga bergantung pada jalinan jodoh. Jika ada banyak insan Tzu Chi, jangkauan kita pun luas. Jika insan Tzu Chi sedikit, tenaga kita pun terbatas, bagaikan beberapa ekor kunang-kunang yang cahayanya belum cukup terang. Intinya, kita harus menyebarkan Dharma dan menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Inilah yang harus kita usahakan sekarang.

Orang yang memiliki kebajikan sangatlah banyak. Hanya saja, mereka belum memiliki arah. Kita harus menjadi kunang-kunang yang menunjukkan arah dan menyatukan mereka serta berbagi Dharma dengan mereka agar mereka dapat selaras dengan cinta kasih dan kebenaran. Jika bisa membimbing semua makhluk dengan cinta kasih, prinsip kebenaran, dan metode yang tepat, barulah kita dapat menyucikan hati manusia.

Menyebarkan Dharma sejati dengan kisah nyata
Mempraktikkan Jalan Bodhisatwa untuk menyelamatkan dunia dengan welas asih
Membimbing orang di tengah masyarakat dan tekun menginventarisasi kehidupan sendiri
Menghalau bencana dan memupuk jalinan jodoh berkah

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 06 Oktober 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 08 Oktober 2023
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -