Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Kebajikan, Mewariskan Cinta Kasih, dan Menghimpun Jalinan Jodoh Berkah


Bodhisatwa sekalian, kehidupan tidaklah kekal. Pada tanggal 28 Maret tahun ini, Myanmar mengalami gempa bumi yang dahsyat. Banyak vihara roboh, apalagi rumah-rumah yang sederhana. Korban jiwa pun tidak sedikit. Dalam masa sulit seperti ini, saya sungguh merasa khawatir dan tidak sampai hati. Namun, kita telah hadir di sana untuk membagikan bantuan dan ke depannya, kita tetap akan terus memperhatikan kehidupan masyarakat pascabencana. Tahun ini, juga terjadi kebakaran hebat di Los Angeles. Singkat kata, berbagai bencana besar di banyak tempat sangat memilukan.

Ketika saya melihat insan Tzu Chi, saya merasa sangat beruntung karena 50 atau 60 tahun yang lalu, saya telah menyerukan kepada semuanya untuk menyisihkan 50 sen uang belanja di pasar. Ada orang yang berkata, "Master, saya akan menyumbang 15 dolar NT sebulan." Saya menjawab, "Saya tidak minta 15 dolar NT sebulan. Saya hanya minta 50 sen setiap hari." Alasannya sudah sering saya katakan. Jika Anda pernah mendengarnya, janganlah dilupakan. Jika kita melakukan kebajikan setiap hari, itu adalah pahala.

Hendaknya kita memunculkan pikiran bajik hari demi hari dengan bersumbangsih. Inilah usaha kita untuk melatih batin. Kita harus berusaha membina kebajikan dalam diri. Ketika pikiran baik terakumulasi, terciptalah kebajikan. Jadi, ketika kita sering berkata kepada donatur, "Terima kasih, pahala Anda tak terhingga," maksudnya ialah pahala itu tercipta dari setiap sumbangsih. Saat ada orang yang bersumbangsih, kita telah menumbuhkan satu niat baik dalam dirinya.


Hendaknya semua anggota komite Tzu Chi senantiasa bertutur kata baik dan memahami apa yang dilakukan oleh Tzu Chi. Pertama, ini menjadi pengingat bagi diri sendiri; kedua, kita bisa menghimpun lebih banyak cinta kasih untuk menyelamatkan orang lain. Dengan demikian, cinta kasih dalam diri kita bisa terus terjaga selamanya. Jika dalam sebuah keluarga selalu hadir pikiran dan niat yang baik, rumah itu akan dipenuhi dengan berkah.

Saya sering berkata bahwa kita harus sungguh-sungguh bersyukur karena kita dipenuhi berkah. Berkah ini datang dari banyak orang yang bersumbangsih dengan tetes demi tetes cinta kasih. Tetes demi tetes cinta kasih setiap orang ini, jika tidak kita jangkau, mereka tidak akan tahu harus mulai dari mana. Jika kita mendekati mereka, kita bisa menjelaskan apa yang Tzu Chi lakukan. Jadi, kita benar-benar perlu membangkitkan kembali semangat untuk menciptakan berkah. Inilah waktunya untuk menciptakan berkah secara lebih luas dan merata.

Saat berada di sebuah toko, kita dapat menceritakan beberapa hal kepada pemiliknya agar cinta kasih dalam dirinya juga terbangkitkan. Kita juga dapat mengajak orang-orang dengan berkata, "Inilah program celengan bambu Tzu Chi yang digunakan untuk banyak hal." Dengan begitu, mereka juga memiliki bahan untuk menyebarkan kebajikan. Kita harus memberi tahu mereka bagaimana cara menciptakan berkah.

Cinta kasih yang penuh ini terhimpun di toko-toko. Dengan demikian, setiap keluarga akan dipenuhi berkah karena membangkitkan niat baik. Selain diri sendiri yang bergerak, kita juga harus mengajak orang lain untuk berbuat baik. Oleh karena itu, kita harus terus mencari topik untuk mendekat kepada orang lain. Saya selalu merasa bahwa populasi manusia kini terus menua. Sering kali, ketika bertemu kembali dengan seseorang setelah setahun lebih tidak berjumpa, saya menyadari rambutnya telah memutih. Begitulah kehidupan.


Hari demi hari terus berlalu tanpa disadari. Namun, tubuh kita menyimpan jejaknya, yaitu penuaan. Waktu terus berjalan tanpa kita sadari, tetapi tubuh kita mengalami perubahan. Seperti saya sekarang, kalian mungkin jarang mendengar suara saya seberat ini. Saya tidak berani mengatakan bahwa saya akan pulih seperti dahulu. Saya tidak berani menjanjikan itu. Saya hanya bisa melakukan refleksi diri dan menyadari bahwa ini adalah bagian dari hukum alam.

Saya bersyukur karena usia saya sudah cukup lanjut. Inilah hukum alam. Meski demikian, apakah saya akan menyerah? Tidak. Saya masih ingin terus hadir di hadapan kalian semua. Terlebih lagi, saya masih ingin memberi tahu kalian untuk menggenggam jalinan jodoh. Selama kita masih hidup satu hari, gunakanlah hari itu untuk bertutur kata yang baik; selama masih hidup satu hari, gunakanlah tenaga kita untuk melakukan hal yang benar.

Jangan hanya berkata bahwa waktu telah berlalu, sementara kita sebagai makhluk awam masih hidup dalam kegelapan batin. Setiap kali membuka mulut, sering kali hanya karma buruk yang tercipta. Hendaknya kita bertutur kata yang baik. Cinta kasih harus terhimpun di setiap toko. Saat masuk ke toko-toko, kita dapat membahas tentang kebajikan. Jika kita memiliki topik dan jalinan jodoh untuk berbicara dengan pemilik toko, mereka akan terinspirasi. Beginilah cara kita menggenggam jalinan jodoh.

Dahulu, orang-orang belum mengenal Tzu Chi. Oleh karena itu, kita mulai dengan praktik celengan bambu dan saya mengajak kalian untuk berbuat baik. Kalian pun bersedia dan perlahan-lahan menabung satu kebajikan setiap hari. Dari sana, lahirlah praktik celengan bambu dan kalian terus mengajak orang lain untuk ikut serta. Begitulah perjalanan kita di masa awal.


Saat ini, kekuatan kebajikan ini jangan sampai hilang. Mengapa kita memupuk kebajikan? Demi dunia ini. Khususnya di Taiwan, kita harus menjaga niat baik ini bersama-sama. Jadi, saya ingin sekali lagi menyampaikan kepada kalian semua bahwa hendaknya kita kembali ke masa "50 sen", yaitu saat kalian membangkitkan niat baik hari demi hari. Keluarga yang memupuk kebajikan akan dipenuhi berkah. Kalian semua tahu kalimat ini.

Saya ingin kalian meneruskan semangat celengan bambu agar terus ada di setiap toko dan keluarga. Inilah yang disebut dengan memupuk kebajikan. Keluarga yang memupuk kebajikan akan dipenuhi berkah. Sekaranglah saatnya kita mengangkat kembali semangat dan makna dari praktik celengan bambu. Kalian pun bisa memulainya dari rumah sendiri. Ajaklah para donatur dan kerabat kalian untuk mempraktikkannya juga.

Keluarga yang memupuk kebajikan akan dipenuhi berkah. Jika setiap rumah bisa damai dan tenteram, itu pun berawal dari satu niat baik dan kebajikan yang dipupuk. Saya selalu berharap bahwa kita semua memiliki cinta kasih di dalam hati. Teruslah melatih hati kita dan menjaga agar setiap menit dan detik terus dipenuhi oleh pikiran bajik. Satu pikiran bajik akan menciptakan berkah. 

Hendaknya kita mendorong diri sendiri untuk terus menciptakan berkah. Orang-orang yang membangun kesatuan hati dan ikrar bersama-sama dengan kita tidaklah sedikit. Jika memiliki kesatuan hati dan ikrar, kita bisa saling menyemangati sehingga tercipta kekuatan yang besar. Ketika Anda menyemangati saya dan saya bertemu teman yang lain, saya bisa menyemangatinya juga. Inilah cinta kasih dan kebajikan yang tidak pernah putus. Inilah yang disebut dengan ekosistem kebajikan. Kehidupan dari kebajikan itu akan terus ada selamanya.

Membangun ikrar untuk memupuk niat baik setiap hari
Menggarap ladang pahala dengan pelatihan ke dalam dan praktik ke luar
Membimbing orang lain untuk turut membawa manfaat bagi masyarakat
Menyebarkan cinta kasih di dunia dan menghimpun jalinan jodoh berkah

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 06 Agustus 2025
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Graciela
Ditayangkan Tanggal 08 Agustus 2025
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -