Ceramah Master Cheng Yen: Memupuk Pelatihan Diri dari Waktu ke Waktu


Tahun Baru Imlek telah berlalu. Waktu benar-benar tidak dapat kita hentikan. Oleh karena itu, hendaknya kita menggenggam waktu dengan baik. Di tahun yang baru ini, dari daerah yang kecil hingga besar, saya telah mendengar ucapan selamat Tahun Baru yang sangat tulus dari semua insan Tzu Chi. Namun, melihat semuanya di hadapan saya, timbul sedikit kesedihan. Oleh karena beberapa tahun tidak ada yang kembali ke Hualien, ketika melihat relawan secara daring, rambut mereka sudah memutih.

Akibat pandemi Covid-19 selama beberapa tahun, relawan sangat jarang kembali ke Hualien. Waktu terus berlalu tanpa kita sadari. Kondisi fisik dan lima agregat kita terus berubah seiring berjalannya waktu dan perubahan itu sangat halus. Saya sering mengatakan tentang partikel cahaya yang berubah secara halus seiring ketidakkekalan. Begitulah ketidakkekalan hidup.

Setiap hari, kita hidup tanpa menyadari hal ini. Perubahan terus terjadi dalam hitungan milidetik. Bukan satu detik atau dua detik, melainkan milidetik. Satu detik dapat dibagi ke dalam milidetik dan femtodetik. Setiap milidetik terus berlalu tanpa henti. Dunia ini tidak lepas dari waktu yang terus berlalu dalam hitungan milidetik. Waktu yang kita miliki akan terus berlalu, begitu pula usia kehidupan kita akan terus berkurang.


Pada detik pertama manusia lahir ke dunia, suara pertama yang terdengar adalah tangisan. Saat itu, bayi akan merasakan sakit yang luar biasa. Saat keluar dari rahim ibu, udara yang bersentuhan dengan kulit akan terasa seperti pisau yang menggores kulit. Oleh karena itu, seorang bayi akan menangis. Inilah saat seseorang pertama kali merasakan dunia dan sadar akan adanya penderitaan. Namun, setelahnya, manusia diliputi ketidaktahuan.

Seiring berjalannya waktu dalam hitungan milidetik, hari, dan bulan, manusia terus menjalani kehidupan. Makhluk hidup yang tersesat akan membuat perubahan pada dunia. Sesuai dengan hukum alam, waktu tetap terus berlalu dan unsur tanah, air, api, dan angin juga akan terus mengalami perubahan. Dunia sangat memerlukan tanah, air, cahaya matahari, dan udara. Empat unsur ini sangat kita perlukan dalam kehidupan sehari-hari. Jika empat unsur ini selaras, kita akan hidup dengan bahagia. Namun, sesungguhnya, selalu ada ancaman dan penderitaan di balik kebahagiaan. Inilah hal-hal yang tidak disadari oleh semua orang.

Hidup di bumi dan waktu yang sama, setiap orang mengalami penderitaan yang berbeda-beda dan penderitaan ini terakumulasi dari berbagai sebab. Penderitaan yang berbeda terjadi karena kondisi kehidupan yang berbeda pula. Inilah yang disebut sebagai akumulasi penderitaan yang disebabkan oleh berbagai kondisi. Bagaimana cara menghilangkan penderitaan?


Kita harus tahu bahwa ini adalah hal yang sangat sulit karena masalah yang muncul makin hari makin banyak. Dengan masalah yang terus terakumukasi, bagaimana cara kita melenyapkannya? Penderitaan tidak dapat dihilangkan sepenuhnya jika akumulasi sebab tadi tidak dihentikan. Oleh karena tidak dapat dihentikan, masalah makin hari akan makin bertambah. Apa yang harus kita lakukan? Satu-satunya jalan ialah melatih diri dalam Dharma.

Kita harus membagikan prinsip kebenaran kepada semua orang, tetapi ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Banyak hal yang mengkhawatirkan dalam hidup ini sehingga penderitaan masih terus ada. Setiap hari, ada banyak hal yang membuat saya merasa khawatir, mulai dari penderitaan yang terjadi di dunia, situasi rumit dunia, dan orang-orang yang menutup hati.

Ada begitu banyak penderitaan dan kekacauan di seluruh dunia. Manusia makin hari makin menciptakan kekacauan. Dapat dikatakan bahwa penderitaan diciptakan oleh manusia, berkah juga diciptakan oleh manusia. Jika seseorang bertemu dengan Bodhisatwa, dia akan menciptakan berkah; jika seseorang bertemu dengan pikiran buruk, dia akan tersesat dan terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang merugikan dunia.


Semua insan Tzu Chi adalah Bodhisatwa. Saya berterima kasih karena kalian selalu bersumbangsih tanpa pamrih. Semua ini dimungkinkan karena adanya cinta kasih. Hendaknya kita mengasihi semua makhluk di dunia. Dengan adanya cinta kasih, kita dapat menyebarkan cinta kasih ini dan mencintai alam beserta isinya. Oleh karena itu, kita telah menjalankan pelestarian lingkungan dengan sangat baik.

Mengumpulkan sumber daya alam dan mengolahnya kembali merupakan proses dari daur ulang. Intinya, kita harus memanfaatkan sumber daya yang ada dengan sangat baik dan penuh cinta kasih, termasuk manusia. Bagi mereka yang tersesat, kita dapat membawa mereka kembali ke arah yang benar dan mengubah mereka menjadi Bodhisatwa dunia dan pelindung Dharma. Hal yang perlu kita lakukan ialah mendekati orang tersebut.

Hendaknya kita menciptakan berkah bagi dunia. Di hati setiap orang pasti ada kekuatan cinta kasih. Oleh karena itu, kita harus menggenggam waktu. Ingatlah hal benar yang kita lakukan di masa lalu. Makin jauh kita melangkah, janganlah kita mengabaikan hal sekecil apa pun. Segala hal yang kita lakukan hendaknya dilakukan dengan pikiran bajik. Dengan kekuatan kebajikan, hendaknya kita terus bersumbangsih dan menciptakan nilai bagi dunia. 

Kemelekatan terhadap lima agregat membawa penderitaan
Menghimpun cahaya kebajikan dan menyadari ketidakkekalan hidup
Mengubah pikiran dan menciptakan berkah dengan tekun dan bersemangat
Memupuk pelatihan diri dari waktu ke waktu

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 26 Februari 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 28 Februari 2024
Meski sebutir tetesan air nampak tidak berarti, lambat laun akan memenuhi tempat penampungan besar.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -