Ceramah Master Cheng Yen: Menaati Sila dan Bersama-sama Melakukan Kebajikan

Kini, semua orang sangat peduli terhadap bencana gempa yang terjadi di Indonesia. Karena cuaca berubah menjadi dingin, perbedaan suhu pada siang dan malam hari sangat besar. Jadi, relawan Tzu Chi membagikan selimut kepada mereka yang terkena dampak bencana. Mereka pun sangat gembira. Itu sungguh menghangatkan hati.

Saya juga mendengar bahwa pengusaha besar setempat dan pihak Tentara Nasional Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman bersama Tzu Chi untuk membantu pembangunan rumah bagi mereka yang terkena dampak bencana. Saya berharap dua perusahaan besar di Indonesia dapat berhasil menyelesaikan proyek ini. Bapak Eka Tjipta Widjaja, sudah meminta putranya, Franky Widjaja, dan kakak dari Franky untuk membantu orang-orang yang terkena dampak bencana gempa. Beliau berpesan kepada putra-putranya untuk mendengarkan perkataan saya dan sungguh-sungguh membantu mereka yang terkena dampak bencana membangun kembali rumah mereka.

Bapak Anthoni Salim juga turut membantu dalam proyek ini. TNI bekerja sama dengan Tzu Chi untuk melaksanakan proyek ini. Sekarang rencananya adalah membangun 3.000 unit rumah dan saya yakin 3.000 unit rumah ini akan menjadi tempat tinggal yang baik dan sangat kukuh, yang kita sendiri juga bersedia menempatinya. Ini berarti menciptakan berkah yang tak terhingga.


Kita bukan membangun rumah sementara, melainkan benar-benar membangun rumah  yang kukuh bagi mereka agar mereka bisa menempati rumah itu dari generasi ke generasi. Saya berharap kita bisa dengan cepat menyelesaikan proyek ini. Tidak sulit untuk menyelesaikan proyek ini di Indonesia. Asalkan pemerintah setempat bisa menyediakan lahan yang ideal, kita akan membantu menyelesaikan proyek pembangunan 3.000 unit rumah. Mari kita dengan bersungguh hati mendoakannya.

Saya berharap bisa melihat rampungnya perumahan cinta kasih yang terdiri atas 3.000 unit rumah yang berkualitas. Jika proyek ini selesai, warga bisa memiliki tempat tinggal yang aman. Saya mendoakan mereka.

Kita juga bisa melihat Topan Yutu telah menyebabkan bencana. Unsur angin juga sudah tak selaras. Topan ini masih bergerak maju dan Filipina telah mengeluarkan peringatan bahwa topan ini mungkin akan berdampak di Filipina. Beberapa hari ini, saya juga sangat mengkhawatirkan orang-orang di Tacloban, Filipina.

Lima tahun yang lalu, Tacloban diterjang Topan Haiyan yang menyebabkan bencana yang sangat parah. Relawan Tzu Chi dari luar negeri datang ke sana untuk memberi perhatian dan relawan lokal juga bergerak untuk membantu. Kita menghabiskan waktu yang lama untuk memulihkan sendi kehidupan di sana.

“Jika bukan Tzu Chi yang membantu, kami yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana topan hanya bisa tidur di tenda tepi jalan. Uang yang saya dapat dari program bantuan lewat pemberian upah saya gunakan untuk membuka kedai makan kecil. Dengan begitu, saya bisa mengandalkan kemampuan sendiri untuk menghidupi keluarga,” kata Margela Lusaf, seorang warga.

“Pascabencana, Tzu Chi mengadakan program bantuan lewat pemberian upah. Ini merupakan bantuan yang sangat besar,” kata David, relawan Tzu Chi.

“Ketika keponakan saya menonton siaran berita Da Ai TV, dia selalu berkata, "Bibi saya juga menjalankan Tzu Chi, saya bangga padanya.", kata Anna Francia.


Insan Tzu Chi telah menginspirasi banyak warga lokal untuk menjadi relawan. Mereka telah menaburkan benih kebaikan. Bencana Topan Haiyan di Filipina sudah berlalu hampir 5 tahun. Beberapa hari yang lalu, insan Tzu Chi Filipina bekerja sama dengan insan Tzu Chi Singapura dan Malaysia untuk mengadakan baksos kesehatan di Tacloban. Hari ini mereka sudah bisa kembali ke negara masing-masing.

Mendengar bagaimana insan Tzu Chi bekerja sama dengan sukacita dan aman dalam memberi pelayanan medis, saya merasa sangat tenang. Ketika insan Tzu Chi memberi bantuan di negara lain yang dilanda bencana akibat ketidakselarasan empat unsur alam, saya selalu sangat khawatir. Namun, tak peduli ke negara mana pun mereka pergi, tujuannya adalah untuk membawa manfaat bagi semua makhluk. Seperti inilah kita menebarkan benih kebajikan di seluruh dunia.

Ada banyak hal yang patut disyukuri. Insan Tzu Chi memiliki cinta kasih berkesadaran. Kita semua harus meluangkan waktu untuk sungguh-sungguh berpartisipasi agar dapat memahami apa yang telah Tzu Chi lakukan. Setelah mendapat informasi bahwa ada orang yang membutuhkan bantuan, kita bersama-sama memberikan perhatian. Banyak orang berkata, "Apa yang dilakukan Tzu Chi, kami tidak tahu." Dengan bersungguh hati mendedikasikan diri, kita baru bisa mengetahuinya. Kita harus membimbing dan menggalang Bodhisatwa. Ini merupakan harapan seluruh dunia.

Zaman sekarang ini disebut penuh dengan lima kekeruhan. Banyak bencana yang terjadi akibat ketidakselarasan empat unsur alam. Karena karma kolektif semua makhluk, banyak penyakit dan bencana yang terus terjadi. Selain itu, bencana akibat ulah manusia juga sangat menakutkan. Di era penuh kekeruhan seperti ini, semua ini akan terus terjadi. Kita benar-benar harus meningkatkan kewaspadaan serta mawas diri dan tulus.

Bagaimana kita membebaskan manusia dari penderitaan? Satu-satunya cara adalah menaati sila dan berbuat kebajikan. Semoga semua orang menaati sila. Semoga semua orang menaati sila. Jika kita tak sungguh-sungguh berjalan di jalur yang benar ini, seluruh arah kita akan menjadi kacau. Kita harus berjalan menuju kebaikan dan tak henti-hentinya melakukan kebajikan bersama-sama. Kita jangan melawan arah kebaikan. Jika kita melawanya, semuanya akan menjadi kacau.


Kita harus meningkatkan kewaspadaan karena jika salah satu saja unsur alam tidak selaras, akan membawa kerusakan yang parah. Akan lebih aman jika kita tetap berada di jalur yang benar. Jalur yang kita tapaki juga harus bersih dan aman agar bisa terus ditapaki selamanya. Dengan demikian, kereta Bodhisatwa ini barulah bisa benar-benar aman dan bisa terus bergerak maju untuk membawa manfaat bagi masyarakat.


Karma kolektif semua makhluk menyebabkan lima kekeruhan di dunia

Bodhisatwa menolong semua makhluk yang menderita dengan cinta kasih berkesadaran

Menebarkan benih kebajikan dengan membantu orang yang membutuhkan

Menaati sila dan bersama-sama melakukan kebajikan

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 Oktober 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 31 Oktober 2018

Editor: Khusnul Kotimah

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -